Minggu, 07 April 2019

Beternak Ikan Koi

I. Pendahuluan


Ikan Koi ( Cyprinus Carpio ) termasuk ke dalam golongan ikan carp (karper) yang hidup di air deras sehingga membutuhkan air yang jernih dan oksigen terlarut yang tinggi. Harga Koi sangat ditentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warna. Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi. Pemuliaan yang dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian koi. Beberapa varietas yang tersebar ke seluruh dunia digolongkan Asosiasi Koi Jepang (en Nippon Airinkai) menjadi 13 kelompok antara lain: Bekko, Utsurinomo, Asagi-Shusui, Goromo, Kawarimono, Ogon dan Hikari-moyomono. Sedangkan 5 golongan utama yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Hirarinuji dan Kawarigoi. Ikan koi termasuk ke dalam golongan ikan carp (karper).Harga koi sangat ditentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warna.Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 361 Masehi.Ikan Koi memiliki keindahan warna dan tingkah laku seperti yang sudah kita ketahui, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata. 
II. Klasifikasi, Morfologi Dan Habitat
A. Klasifikasi Ikan Hias Koi
KINGDOM
: AMALIA
Filum
: Cordata
Sub-Filum
: Vertebrata
Class
: Osteichtyes
Ordo
: Cypriniformei
Family
: Cyprinidae
Genus
: Cyprinus
Spesies
: Cyprinus Carpio
B. Morfologi
  • Tubuh ikan koi berbentuk seperti torpedo dengan alat gerak berupa sirip.
  • Ikan ko memliki sirip yang lengkap yaitu sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor.
  • Sirip pada koi terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip yang berfungsi sebagai alat gerak.
  • Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak.
  • Sirip perut memiliki jari-jari lunak sebanyak 9 buah.
  • Sirip anus memiliki 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.
  • Pada sisi pertengahan batang badan sampai batang ekor mempunyai gurat sisi yang berguna sebagai penerima getaran suara.
  • Garis ini terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga keluar
C. Habitat
Ikan koi hidup di perairan air tawar dengan iklim sedang. Koi dapat hidup pada suhu 8-30 °C, sehingga ikan koi dapat dipelihara pada daerah diseluruh Indonesia.
Pertumbuhan ikan koi tergantung pada suhu, air dan makanan. Ikan koi jantan akan kencapai dewasa kelamin pada umur 2 tahun sedangkan ikan koi betina dewasa kelamin pada umur 3 tahun.
Ada beberapa ciri khas pada ikan koi untuk membedakan antara jantan dan betina yaitu:

1. Perbedan bentuk badan. Koi jantan cenderung memiliki bentuk badan yang panjang dan kurus, sedangkan Koi betina memiliki bentuk badan yang lebih bulat.
2. Perbedaan pada bagian sirip. Sirip Koi Betina cenderung lebih besar tetapi memiliki warna yang lebih sedikit drngan ujung sirip yang lebih bulat. Sedangkan koi jantan memiliki sirip yang runcing pada bagian tepinya dan memiliki warna yang solid.
3. Bagian pipi koi jantan terdapat bintik-bintik putih, yang bisa dirasakan jika diraba terutama pada ikan dewasa
D. Syarat Hidup
Ø  suhu air berkisar 24-260 C,
Ø  pH 7,2-7,4 (agak basa), 
Ø  oksigen minimal 3-5 ppm, 
Ø  CO2 max 10 ppm, 
Ø  nitrit max 0,2. 
Ø  Air yang digunakan harus terdeklorinisasi/sudah disaring dan diendapkan 24 jam.
Ø  Air yang digunakan untuk pemijahan dan penetasan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil.
Ø  Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator
Ø  sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi) kurang dari 50 C.
III. Teknik Pembenihan Ikan Koi
A. Pembenihan Ikan
1. Persiapan Kolam
Ø  Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman.
Ø   Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.
Ø  Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.
Ø  Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m.
Ø  Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Ø  Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih.
Ø  Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Ø  Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis.
Ø  Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai
Ø  Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.
2. Pemilihan Induk
Ø  Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg.
Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli koi berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan menjadi induk
3. Pelaksanaan Pemijahan
Ø  Secara alami, carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonad dengan menaikkan suhu air.
Ø  Induk jantan dan betina ditempatkan dalam wadah terpisah (untuk menghindari bertelur yang tidak diinginkan) dan tidak diberi pakan selama beberapa hari. 
Ø  Koi dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan.
Ø  Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang ovaprim) dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan. 
Ø  Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan.
Ø  Sistem pemijahan tanpa pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tanpa melukai ikan.
Ø  Bila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan pengurutan telur dan sperma (stripping) yang merupakan pilihan terakhir. 
Ø  Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan.
Ø  Perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan.
Ø  Biasanya telur yang dikelurkan oleh induk betina menempel pada substrat (injuk) yang segera dibuahi oleh sperma jantan.
Ø  Setelah telur dibuahi sebaiknya dipisahkan dari induk, dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan dipindahkan kedalam wadah penetasan. 
4. Penetasan telur
Ø  Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam tergantung suhu.
Ø   Selama penetasan, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air.
Ø  Larva yang baru menetas belum memerlukan pakan selama 3-4 hari, karena masih mempunyai kantong kuning telur. 
5. Perawatan Larva
Ø  Menjelang kuning telur habis, perlu diberikan pakan alami berupa naupli artemia atau pakan alami lainnya yang seukuran.
Ø  Kemudian secara bertahap dapat diberikan pakan buatan berupa butiran kering(pellet).
Ø  Dalam 5 hari sesudahnya 1 juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau sekitar 0,5-2 kg per hari.
Ø  Pada tahap ini larva ditebar pada kepadatan 20-40 larva/liter. Untuk menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25kg telur artemia. Sintasan selama 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat dijual seharga US$ 0,25 atau sekitar Rp. 2.500,-. 
Ø  Larva yang berbobot 0,25 g diberikan pakan buatan (butiran) kering dan dapat didederkan ke kolam hingga ukuran fingerling (2 gram). 
6. Pendederan
Ø  Pendederan terbagi atas 2 tahap yaitu pendederan I selama 2 bulan pemeliharaan hingga larva mencapai ukuran fingerling (2-3 cm).
Ø  Pendederan II dilakukan dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan dilakukan seleksi dan penjarangan (mengurangi kepadatan).
Ø   Penjarangan bertujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi ikan koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas baik. 
Ø  Waktu yang diperlukan dari telur hingga mencapai ukuran fingerling (2 gram) adalah 6-8 minggu dengan nilai sintasan (SR) 55%.
Ø  Sedangkan untuk mencapai ukuran 5-8 cm diperlukan waktu 4 bulan.
Ø  Kualitas ikan koi (pola dan warna) bergantung dari tetuanya.
Dari hasil seleksi ukuran fingerling, yang afkir mencapai 25-50%. Dari 1 juta telur dapat dihasilkan 225.000-338.000 ekor fingerling berkualitas baik (22–33 
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar