Senin, 19 November 2018

Budidaya Nila Sa

PENDAHULUAN
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Budidaya Ikan Nila pada saat ini mulai berkembang di Indonesia dan Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. 
Alasan dari perkembangan budidaya ikan Nila di karena dalam pembudidayaan nya Ikan Nila Termasuk Gampang , Mudah dan Murah. Ikan nila ini diintroduksi atau berasal dari Afrika, tepatnya berada di Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. 
KLASIFIKASI
Kerajaan   :     Animalia
Filum         :    Chordata
Kelas        :     Osteichtyes
Ordo         :     Perciformes
Famili        :    Cichlidae
Genus       :    Oreochromis
Spesies     :    Oreochromis niloticus





BIOLOGI
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba. Telur hasil pemijahan ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Dalam Durasi Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya.  Semakin Besar Indukan maka bisa menghasilkan Telur yang lebih banyak. Ikan nila Tidak Sama dengan jenis ikan air tawar yang lainnya. Jenis Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut)..Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di berbagai daerah di Indonesia. .Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.
Tanda Tanada Induk Jantan
Warna badan lebih gelap dari ikan betina, apabila sudah siap kawin bagian tepi sirip berwarna merah cerah dan menjadi lebih agresif terutama kepada ikan jantan lainnya, Alat kelaminnya berupa tonjolan (papila) di belakang lubang anus, pada tonjolan tersebut terdapat lubang untuk mengeluarkan sperma Tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan gagah. Apabila sudah siap kawin, sperma berwarna putih dan dapat dikelurkan dengan cara mengurut perut ikan kearah belakang
Tanda ikan betina adalah : 
Alat kelamin berupa tonjolan dibelakang anus. tetapi pada tonjolan tersebut terdapat dua lubang. Lubang yang di bagian depan untuk mengeluarkan telur dan lubang yang dibelakang untuk mengeluarkan urin. Warna tubuh lebih cerah dan gerakan badan lambat
Bila sudah matang gonda (kelamin) bagian perut akan membesar, yang isinya adalah telur.


MORFOLOGI
Mengetahui Tentang Ikan Nila di Mulai dengan Mengetahui Tentang Morfologi dan kelas dari ikan Nila Tersebut. secara Sekilas Ikan Nila nampak seperti Perpaduan antara Ikan Gurame dan Ikan. Dan Kesemua termasuk dalam Jenis Jenis Ikan Air Tawar.. Nama ilmiahnya dari ikan Nila adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. . Ikan nila dapat berkembang dengan baik pada suhu air yang hangat dan tidak produktif di suhu yang dingin.. Ikan nila dikenal dengan ikan tropis karena memang hanya ada di daerah tropis seperti indonesia dengan suhu diantara 23 - 32 oC.

 Morfologi dari ikan nila yaitu mempunyai bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah antero posterior. .Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembuhkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. .Ciri khas ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad.  .Pada rahang mempunyai bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya. Dengan posisi sirip anal di belakang sirip dada (abdorminal).
HABITAT
Ikan nila memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas air pada kisaran yang lebar. .Anggota-anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem sekalipun, karena sering ditemukan hidup normal pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya tak dapat hidup.Ikan nila telah bermigrasi secara alami dari habitat aslinya yang berada disungai Nil di Negara Uganda (bagian hulu Sungai Nil) ke arah selatan yang melewati Danau Raft dan Tanganyika hingga ke daerah Mesir (sepanjang Sungai Nil). Ikan nila juga terdapat di Afrika tengah dan bagian barat.
Populasi ikan nila terbanyak telah ditemukan di kolam-kolam ikan di Chad dan Nigeria. Ikan nila ini telah tersebarluas ke berbagai daerah hinggga saat ini karena adanya campur tangan oleh manusia, mulai dari Benua Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa.
CARA BUDIDAYA IKAN
Syarat Teknis
  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  2.  Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
  3.  Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
  4. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras. Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8. Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 oC. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil

Persiapan Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb).
Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:
 Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 oC; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

. c) Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan fungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari melihara benih gelondongan besar. membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah t pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2) P ng biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
Kolam pembesaran
benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
1. Kolam pembesaran tahap I
Kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam.
Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
 2. Kolam pembesaran tahap II
                Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
3. Pembesaran tahap III
antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi. d) Kolam/tempat pemberokan
Pembesaran ikan nila hapa 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
peralatan
Alat-alat jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk Sumber: 1. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2. MIG Corp. 3) melakukan penyiapan media untuk n, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam 6.2 1) P nila yang unggul adalah sebagai berikut: ih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi. a, parasit dan penyakit. relatif buruk. am lebih per ekor dan berumur n rine. bih putih. itu: anus dan lubang sperma merangkap urine. 2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas. 3. Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman. untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adala pemeliharaan ikan menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi. 
Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah (1)  Memelihara dan membesarkan benih/pembesaran, (2) Memelihara burayak (mendeder).Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih.
Ø  Benih ikan nila yang baru lepas dari induknya disebut "benih kebul".
Ø  Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm.
Ø  Selanjutnya kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor atau disebut gelondongan kecil.
Ø  Benih nila merah berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm.
Ø  Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1-1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar
Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan.
Ø  Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan.
Ø  Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran.
Ø   Saluran diperbaiki agar jalan air lancar pengeluaran air
Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. 
Pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan dikapur secukupnya
Kemudian tebar merat  sampai ada perubahan warna air 2) Pem bina (cuk). Semua itu
dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan
tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak
ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan
di depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat tersebar merata. Dosis pupuk
kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm
dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air
lagi sampai kedalaman 80- 100 cm. Kini kolam siap untuk ditebari induk ikan. 
1)Pemupukan 
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. 
Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentuka oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu.matang dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya kolam diberi pupuk kandang sebanyak 300-1.000 kg/ha. Kemudian semprotkan Migro Tambak (campur air secukupnya) dengan dosis 20ml/100m2, biarkan selama 1 hari. Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dan ditebarkan merata di dasar kolam. Kemudian masukan air dengan ketinggian 5 – 10 cm. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm, berikan kembali Migro Tambak dengan dosis 0,02 ppm (20 ml/100m2), campur dengan air permukaan kolam. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan peruban air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. 
Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75-100 cm. Pemberian Migro Tambak susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis dan kualitas air menurun. Berikan Migro Tambak secara merata pada permukaan air tambak/kolam sebanyak 0,02 ppm (2 liter per hektar). Adapun frekuensi pemberiannya setiap 2 (dua) minggu sekali. Pemberian Migro Tambak saat pemeliharaan bertujuan untuk memacu tumbuhnya plankton sebagai pakan alami. Pemberian Pakan upukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun tang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ikan yang berbeda-beda. tensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input . Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula sus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan nak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air lam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.kurang lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di am pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge daun-daunan/sayuran ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam. Pada saat pemberian pakan tambahan, tambahkan Migro Suplemen 10 ml ke dalam 3 kg pakan (aplikasi dilakukan setiap kali pemberian pakan) dicampur dengan air secukupnya. 
2) Pemeliharaan Kolam/Tambak Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat,yaitu a) Sistem ekstenslf (teknologi sederhana) - Sistem eks produksinya sangat sederhana dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.- Pemupukan tidak diterapkan secara khu yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.). - Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian benih yang dipelihara sudah berupa benih. Sedangkan lumpur gan tersebut. pemeliharaan ikan paling modern. Produksi at kepadatan ikan. an saja. assa ikan per hari. Makanan sebaiknya berupa 26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis b) Sistem semi-Intensif (teknologi madya) - Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jarring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur. - Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu gelondongan besar. Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam. - Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah sayuran ang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran. - Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. 
Sumber

https://penyuluhpi.blogspot.com/2017/09/mengenal-ikan-nila.html
https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=1242&bih=553&tbm=shop&ei=kEnzW7-UI9WSwgPxkqmgAg&q=Petunjuk+Teknis+budidaya+nila&oq=Petunjuk+Teknis+budidaya+nila&gs_l=psy-ab.12...0.0.4.190.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..64.psy-ab..0.0.0....0.Qs0rcY_ErOA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar