Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Budidaya Ikan
Nila pada saat ini mulai berkembang di Indonesia dan Ikan nila merupakan jenis ikan
konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan
warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau
sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua
yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin,
ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena
dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.
Alasan dari perkembangan budidaya ikan
Nila di karena dalam pembudidayaan nya Ikan Nila Termasuk Gampang , Mudah dan
Murah. Ikan nila ini diintroduksi atau berasal dari Afrika, tepatnya berada di Afrika
bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di
kolam-kolam air tawar di Indonesia.
KLASIFIKASIKerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
BIOLOGI
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan
segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga
ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan
Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur
sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika,
Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah
berlangsung semenjak peradaban Mesir purba. Telur hasil pemijahan ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan
diameter sekitar 2,8 mm. Dalam Durasi Sekali memijah, ikan nila betina dapat
mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran
tubuhnya. Semakin Besar Indukan maka bisa menghasilkan Telur yang lebih
banyak. Ikan nila Tidak Sama dengan jenis ikan
air tawar yang lainnya. Jenis Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah
memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam
rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam
mulut)..Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak
negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di berbagai daerah di Indonesia. .Akan tetapi mengingat rasa
dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang
tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula
dijadikan filet.
Tanda Tanada Induk Jantan
Warna badan lebih gelap dari ikan betina, apabila sudah siap kawin bagian
tepi sirip berwarna merah cerah dan menjadi lebih agresif terutama kepada ikan
jantan lainnya, Alat kelaminnya berupa tonjolan (papila) di belakang lubang anus, pada
tonjolan tersebut terdapat lubang untuk mengeluarkan sperma Tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan gagah. Apabila sudah siap kawin, sperma
berwarna putih dan dapat dikelurkan dengan cara mengurut perut ikan kearah
belakang
Tanda ikan betina
adalah :
Alat kelamin berupa tonjolan dibelakang
anus. tetapi pada tonjolan tersebut terdapat dua lubang. Lubang yang di bagian
depan untuk mengeluarkan telur dan lubang yang dibelakang untuk mengeluarkan
urin. Warna tubuh lebih cerah dan gerakan
badan lambat
Bila sudah matang gonda (kelamin) bagian
perut akan membesar, yang isinya adalah telur.
MORFOLOGI
Mengetahui
Tentang Ikan Nila di Mulai dengan Mengetahui Tentang Morfologi dan kelas dari
ikan Nila Tersebut. secara Sekilas Ikan Nila nampak seperti Perpaduan antara
Ikan Gurame dan Ikan. Dan Kesemua termasuk dalam Jenis Jenis Ikan Air Tawar.. Nama ilmiahnya dari ikan Nila adalah Oreochromis niloticus,
dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. . Ikan nila dapat berkembang dengan baik pada suhu air yang hangat dan tidak
produktif di suhu yang dingin.. Ikan nila dikenal dengan ikan tropis karena memang hanya ada di daerah tropis
seperti indonesia dengan suhu diantara 23 - 32 oC.
Morfologi dari ikan nila yaitu mempunyai
bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat persegi
panjang ke arah antero posterior. .Posisi mulut terletak di ujung hidung
(terminal) dan dapat disembuhkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis
vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan condong
letaknya. .Ciri khas ikan nila adalah garis-garis
vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip
caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan
sebagai indikasi kematangan gonad. .Pada rahang mempunyai bercak kehitaman.
Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari
dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya. Dengan posisi sirip anal di
belakang sirip dada (abdorminal).
HABITAT
Ikan nila memiliki kemampuan adaptasi
yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas air pada kisaran yang lebar. .Anggota-anggota genus ini dapat hidup
dalam kondisi lingkungan yang ekstrem sekalipun, karena sering ditemukan hidup
normal pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya tak dapat
hidup.Ikan nila telah bermigrasi secara alami dari
habitat aslinya yang berada disungai Nil di Negara Uganda (bagian hulu Sungai
Nil) ke arah selatan yang melewati Danau Raft dan Tanganyika hingga ke daerah
Mesir (sepanjang Sungai Nil). Ikan nila juga terdapat di Afrika tengah dan
bagian barat.
Populasi ikan nila terbanyak telah ditemukan di
kolam-kolam ikan di Chad dan Nigeria. Ikan nila ini telah tersebarluas ke
berbagai daerah hinggga saat ini karena adanya campur tangan oleh manusia,
mulai dari Benua Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa.
CARA BUDIDAYA IKANSyarat Teknis
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
- Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras. Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8. Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 oC. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil
Persiapan Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya
ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam
dlsb).
Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila
antara lain:
Kolam pemeliharaan
induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya
berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk
hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara
20-22 oC;
kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
Kolam
pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air
kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama
pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat
benih ikan berukuran 3-5 cm.
. c) Kolam pembesaran berfungsi
sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan fungsi untuk memelihara benih
ikan selepas dari melihara benih gelondongan besar. membesarkan benih.
Diperlukan kolam tanah t pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran
1 x 2) P ng biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya
adalah: pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas),
anco/hanco
Kolam pembesaran
benih selepas dari kolam
pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam
pembesaran, yaitu:
1. Kolam pembesaran tahap
I
Kolam pendederan. Kolam ini
sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter
persegi/kolam.
Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan
memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah
benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau
langsung dijual kepada pera petani.
2.
Kolam pembesaran tahap II
Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan
dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya
tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
3. Pembesaran tahap III
antara
80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi. d) Kolam/tempat pemberokan
Pembesaran ikan nila hapa 2 m sampai 2 x 3 m dengan
kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam.
Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan
dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam
dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m
dengan kedalaman 60-75 cm.
peralatan
Alat-alat jala, waring
(anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil
(gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc)
untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus,
ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut
ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat
melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau
kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,
oblok/delok (untuk Sumber: 1. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2. MIG Corp. 3) melakukan penyiapan
media untuk n, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam 6.2 1)
P nila yang unggul adalah sebagai berikut: ih dalam jumlah yang besar dengan
kwalitas yang tinggi. a, parasit dan penyakit. relatif buruk. am lebih per ekor
dan berumur n rine. bih putih. itu: anus dan lubang sperma merangkap urine. 2.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas. 3. Warna perut lebih
gelap/kehitam-hitaman. untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk
menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur
satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
Persiapan Media
Yang dimaksud dengan
persiapan adala pemeliharaan ikan menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah
pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi
pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis
50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea
dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
Pembenihan dan
Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang
dilakukan adalah (1) Memelihara dan membesarkan benih/pembesaran, (2) Memelihara burayak (mendeder).Usaha pembenihan biasanya
menghasilkan benih yang berkaitan dengan lamanya
pemeliharaan benih.
Ø Benih ikan nila yang baru
lepas dari induknya disebut "benih kebul".
Ø Benih yang berumur 2-3
minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan
(Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm.
Ø Selanjutnya kecil
dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu
akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor atau
disebut gelondongan kecil.
Ø Benih nila merah berumur
2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm.
Ø Gelondongan kecil
dipelihara di tempat lain lagi selama 1-1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih
telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan
besar
Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan.
Ø Dasar kolam dikeringkan,
dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil
diratakan.
Ø Tanggul dan pintu air
diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran.
Ø Saluran diperbaiki agar jalan air
lancar pengeluaran air
Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas
hamanya.
Pintu air kolam
diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan dikapur secukupnya
Kemudian tebar merat sampai ada
perubahan warna air 2) Pem bina
(cuk). Semua itu
dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga
masih perlu pakan
tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan
kandungan lemak
ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk
kandang dionggokkan
di depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat
tersebar merata. Dosis pupuk
kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam
diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm
dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi
mineralisasi tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air
lagi sampai kedalaman 80- 100
cm. Kini kolam siap untuk ditebari induk ikan.
1)Pemupukan
Pemupukan dengan
jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur.
Cara pemupukan dan
dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentuka oleh dinas
perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah.
Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu.matang
dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak
100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi
7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya kolam diberi
pupuk kandang sebanyak 300-1.000 kg/ha. Kemudian semprotkan Migro Tambak
(campur air secukupnya) dengan dosis 20ml/100m2, biarkan selama 1 hari. Pupuk Urea dan TSP juga
diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih
dahulu dan ditebarkan merata di dasar kolam. Kemudian masukan air dengan
ketinggian 5 – 10 cm. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm,
berikan kembali Migro Tambak dengan dosis 0,02 ppm (20 ml/100m2), campur dengan air permukaan kolam. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan.
Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan peruban air kolam
menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme
renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan
sebagainya.
Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75-100 cm.
Pemberian Migro Tambak susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat
makanan alami sudah mulai habis dan kualitas air menurun. Berikan Migro Tambak
secara merata pada permukaan air tambak/kolam sebanyak 0,02 ppm (2 liter per
hektar). Adapun frekuensi pemberiannya setiap 2 (dua) minggu sekali. Pemberian
Migro Tambak saat pemeliharaan bertujuan untuk memacu tumbuhnya plankton
sebagai pakan alami. Pemberian Pakan upukan kolam telah merangsang tumbuhnya
fitoplankton, zooplankton, maupun tang yang hidup di dasar, seperti cacing,
siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus Boleh juga diberi makan tumbuhan air
seperti ikan yang berbeda-beda. tensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang
belum berkembang. Input . Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula
sus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan nak, demikian seterus. Total
produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air lam
menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.kurang
lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup
di am pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge daun-daunan/sayuran
ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat
biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor
ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh
dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata
ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g.
Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3
kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang
dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut
sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan.
Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam. Pada
saat pemberian pakan tambahan, tambahkan Migro Suplemen 10 ml ke dalam 3 kg
pakan (aplikasi dilakukan setiap kali pemberian pakan) dicampur dengan air secukupnya.
2) Pemeliharaan Kolam/Tambak Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila
tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi
harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah
dan ukuran Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat,yaitu a) Sistem
ekstenslf (teknologi sederhana) - Sistem eks
produksinya
sangat sederhana dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam
yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk
konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini
telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.- Pemupukan tidak diterapkan secara
khu yang
terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa
dll.). - Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat
dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup
lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m
ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan
diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian benih yang dipelihara sudah berupa benih. Sedangkan lumpur gan tersebut. pemeliharaan
ikan paling modern. Produksi at kepadatan ikan. an saja. assa ikan per hari.
Makanan sebaiknya berupa 26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan
oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang
diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis b) Sistem
semi-Intensif (teknologi madya) - Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di
kolam, di tambak, di sawah, dan di jarring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam
sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.
- Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi
2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara
rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena
bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil
ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu gelondongan besar. Budi daya
ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur
maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal
kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila
betina.Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated),
artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan
industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang
dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam. - Usaha
tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan
nila. Limbah sayuran ang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran. -
Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul.
Sumber
https://penyuluhpi.blogspot.com/2017/09/mengenal-ikan-nila.html
https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=1242&bih=553&tbm=shop&ei=kEnzW7-UI9WSwgPxkqmgAg&q=Petunjuk+Teknis+budidaya+nila&oq=Petunjuk+Teknis+budidaya+nila&gs_l=psy-ab.12...0.0.4.190.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..64.psy-ab..0.0.0....0.Qs0rcY_ErOA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar