Senin, 19 November 2018

BUDIDAYA INFUSORIA

PENDAHULUAN
Infusoria sebagian besar hidup di air tawar terutama dimana terjadi proses pembusukan. Makanannya adalah bakteri dan protozoa lain yang lebih kecil misal ganggang renik dan ragi. Infusoria berkembangbiak dengan cara membelah diri dan dengan cara konjugasi. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak terdapat di perairan yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan air. Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Mereka adalah sebagai konsumen bagi bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya. Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like). Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara 2μm- 1.000μm, protozoa termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang ditemukan di dalam tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di perairan laut ataupun air tawar, Protozoa berperan sebagai zooplankton

Klasifikasi
       Kingdom          : Animalia
·         Phylum            : Protozoa
·         Subclass          : Cilliata
·         Class                : Holotriohea
·         Order               : Hymonostimatida
·         Famili              : Holotrichidae
·         Genus              : Paramecium
·         Species            Paramecium caudatum
 (Sumber : Hegner. 1968)

Biologi
Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Phylum Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas classis ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi. Ciliata hidup bebas dan jarang yang parasit. Makanannya adalah bakteri dan protozoa lain yang lebih kecil misal ganggang renik dan ragi. Infusoria berkembangbiak dengan cara membelah diri dan dengan cara konjugasi. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak terdapat di perairan yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan air. Infusoria sebagai pakan alami dapat digunakan sebagai makanan pertama (first feeding)
bagi larva ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Pengkulturan Infusoria dapat menggunakan bahan Jerami (daun padi kering), alang-alang kering, daun kol, daun selada atau daun talas yang hampir busuk. Apabila daun belum busuk daun dapat di cincang menjadi kecil-kecil atau bahan direbus hingga menjadi seperti bubur.
Habitat
Infusoria adalah sekumpulan jasad renik sejenis zooplankton dan umumnya berukuran sangat kecil antara 40-100 mikron. Infusoria sebagai pakan alami dapat digunakan sebagai makanan pertama (first feeding) bagi larva ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Secara visual warna infusoria adalah putih dan hidup menggerombol sehingga akan tampak seperti lapisan putih tipis seperti awan.
Infusoria adalah salah satu kelas dari philum Protozoa. Berdasarkan alat geraknya, infusoria dibedakan menjadi 2 yaitu ciliata dan flagellata.Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infosoria bergerak dengan cilia (rambut getar) atau infusoria yang bergerak menggunakan rambut getar (cilia).
Infusoria sebagian besar hidup di air tawar terutama dimana terjadi proses pembusukan. Makanannya adalah bakteri dan protozoa lain yang lebih kecil misal ganggang renik dan ragi. Infusoria berkembangbiak dengan cara membelah diri dan dengan cara konjugasi. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak terdapat di perairan yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan air.
Cara Budidaya
Alat :
1. Akuarium/box sterofoam sebagai wadah kultur.
2. Tali pengikat.
3. Kawat nyamuk/kain penutup media kultur (yang mempunyai celah udara kecil sehingga nyamuk tidak dapat masuk).
Bahan :
1. Jerami padi kering/alang-alang kering/kol/daun selada atau daun talas yang hampir busuk.
2. Air bersih
Cara pembuatan :
1. Bersihkan wadah dari segala macam kotoran, lalu keringkan.
2. Siapkan jerami/alang-alang kering dan masukkan ke dalam wadah kultur yang sudah kering. Catatan : alang-alang/jerami dimasukkan hanya secukupnya, jika yang digunakan adalah kol atau kubis yang hampir busuk maka terlebih dahulu di cincang menjadi kecil-kecil atau bahan direbus hingga menjadi seperti bubur
3. Masukkan air bersih sebanyak ¾ bagian hingga semua jerami/alang-alang terendam.
4. Tutup wadah dengan kawat dan ikat kencang dengan tali pengikat.
5. Simpan wadah di tempat yang teduh dan biarkan wadah selama ± 5-7 hari hingga infusoria siap di panen.
PENUTUP
Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Phylum Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas classis ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi. Ciliata hidup bebas dan jarang yang parasit. Makanannya adalah bakteri dan protozoa lain yang lebih kecil misal ganggang renik dan ragi. Infusoria berkembangbiak dengan cara membelah diri dan dengan cara konjugasi. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak terdapat di perairan yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan air. Infusoria sebagai pakan alami dapat digunakan sebagai makanan pertama (first feeding) bagi larva ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Pengkulturan Infusoria dapat menggunakan bahan Jerami (daun padi kering), alang-alang kering, daun kol, daun selada atau daun talas yang hampir busuk. Apabila daun belum busuk daun dapat di cincang menjadi kecil-kecil atau bahan direbus hingga menjadi seperti bubur.
Sumber
https://zaldibiaksambas.files.wordpress.com/2010/10/infusoria.pdf
Mujiman, A. 1999. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 179 hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar