Selasa, 30 Oktober 2018

Kultur Teknis Daphnia SP

A. Pendahuluan
1.  Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. dapat  beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu (Mokoginta, 2003).Kutu air banyak digunakan untuk pakan benih ikan dan jenis ikan hias, seperti ikan cupang dan ikan guppy. Kandungan protein kutu air bisa mencapai 66% dan lemak 6%. Sehingga sangat cocok bagi benih ikan yang masih dalam tahap pertumbuhan.Jenis kutu air yang paling mudah dibudidayakan dan ketersediaan bibitnya banyak adalah daphnia dan moina. Kedua jenis kutu air ini termasuk dalam keluarga arthopoda, kelas crustacea dan ordo caldocera. Keduanya merupakan jenis udang renik.



B. Klasifikasi
Kelas               : Crustacea
Subkelas          : Branchiopoda
Divisio             : Oligobranchiopoda
Ordo                : Cladocera
Famili              : Daphnidae
Genus              : Daphnia

Spesies            : Daphnia sp.

C. Morfologi
Daphnia berbentuk lonjong agak pipih ukurannya sekitar 1-5 mm. Warna tubuh daphnia cokelat kemerahan. Bagian kepalanya mempunyai dua antena dan ekornya melancip. Di kolam, koloni daphnia akan terlihat seperti titik-titik merah yang mengambang bergerombol di permukaan air.Daphnia banyak ditemukan di perairan air tawar seperti danau, rawa, waduk, kolam dan sungai. Tempat ideal bagi pertumbuhan daphnia adalah perairan dengan suhu 26-30oC dengan pH 6,5-7,5.Daphnia bisa berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Dalam perkembanganbiakan aseksual, moina akan menghasilkan telur yang bisa menetas tanpa perlu dibuahi. Sedangkan pada perkembangbiakan seksual, daphnia jantan dan betina melakukan perkawinan dan menghasilkan anak.
Siklus hidup daphnia sekitar 34 hari dan bisa melahirkan anak setiap hari. Daphnia bertelur atau beranak dengan jumlah sekitar 39 ekor per hari. Pada jenis tertentu seperti daphnia magna, bisa bertelur hingga 100 ekor.
Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas didalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia sp. yang bentuknya mirip Daphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman. Jumlah instar pada stadium anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium ini (Mokoginta, 2003). Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak terakhir dan instar dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama mencapai perkembangan penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti kulit pada akhir instar remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur pertama dilepaskan ke ruang pengeraman. Selama instar dewasa pertama, kelompok telur kedua berkembang di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya terdapat periode steril pada Daphnia sp. tua (Casmuji, 2002). Pertambahan panjang dan bobot Daphnia sp. selama pertumbuhan cukup pesat, terutama setelah ganti kulit. Selama instar anak terjadipertumbuhan hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum ganti kulit. Sedangkan pertambahan volume terjadi dalam beberapa  detik ataumenit sebelum eksoskeleton baru mengeras dan kehilangan elastisitasnya. Pada akhir setiap instar Daphnia sp. dewasa terdapat peristiwa berurutan yang berlangsung cepat, biasanya terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam, yaitu :
(1) Lepasnya atau keluarnya anak dari ruang pengeraman;
(2) Ganti kulit (molting);
(3) Pertambahan ukuran;
(4) Lepasnya sekelompok telur baru ke ruang pengeraman;
Daphnia sp. termasuk hewan filter feeder, memakan berbagai macam macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus, dan bahan organic terlarut (Rodina dalam Casmuji, 2002). Daphnia sp. muda berukuran panjang kurang dari satu millimeter menyaring partikel kecil ukuran 20-30 mikrometer, sedangkan yang dewasa dengan ukuran 2-3 mm dapat menangkap partikel sebesar 60-140 mikrometer (Fasil’eva dalam casmuji, 2002).


D. Biologi
Daphnia sp. memiliki ukuran 1-3 mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruas-ruas/segemn meskipun ruas ini tidak terlihat. Pada bagian kepala terdapat sebuah mata majemuk, ocellus (kadang-kadang), dan lima pasang alat tambahan (Casmuji, 2002), yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari mulut (Mokoginta, 2003). Umumnya cara berenang Daphnia sp. tersendat-sendat (intermitenly), tetapi ada beberapa spesies yang tidak bias berenang dan bergerak dengan merayap karena telah beradaptasi untuk hidup di lumut dan sampah daun-daun yang berasal dari dalam hutan tropik (Suwignyo, 1989 dalam Casmuji 2002).Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin yang transparan. Daphnia sp. mempunyai warna yang berbeda-beda tergantung habitatnya. Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna atau berwarna muda, sedangkan di daerah litoral, kolam dangkal, dan dasar perairan berwarna lebih gelap. Pigmentasi terdapat 

E. Habtat
Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya sangat bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan  oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju pembentukan haemoglobin berhubungan dengan kandungan oksigen lingkungannya. Naiknya kandungan haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga diakibatkan oleh naiknyatemperatur,atau tingginya kepadatan populasi. Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp. memerlukan oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm (Mokoginta, 2003).Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai pH yang optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 – 8,0 baik untukpertumbuhannya. Pada kandungan amoniak antara 0,35 – 0,61 ppm, Daphnia sp. masih dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik (Mokoginta, 2003).Pada keadaan baik Daphnia sp. berkembang secara parthenogenesis, dimana individu baru berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi. Cara ini hanya menghasilkan individu betian saja dan jumlha telur yang dihasilkan rata-rata 10-20 butir (Edmonson dalam Casmuji, 2002). Pada saat kondidi kurang baik, seperti adanya perubahan temperature, kurangnya makanan dan akumulasi limbah, produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa menetas dan telur berkembang menjadi individu jantan (Hickman, 1967 dalam Casmuji, 2002). Dengan munculnya Daphnia jantan, maka populasi mulai bereproduksi secara seksual.

F. Kuktur Teknis
Budidaya kutu air daphnia dan moina bisa perlakukan sama. Karena habitat hidup, jenis makanan, dan tipe perkembangbiakannya relatif sama. Bibit daphnia dan mioina bisa didapatkan di Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT). Selain itu juga dicari di perairan seperti danau, kolam, waduk, sawah atau parit. Kutu air biasanya bergerombol mengambang di permukaan air. Warnanya coklat kemerahan. Untuk mengambilnya gunakan jaring halus (plankton net). Daphnia dan monia bisa dikembangbiakan dalam berbagai media, seperti wadah fiber atau kolam. Kolam yang digunakan sebaiknya kolam tanah, atau kolam semen dengan dasar tanah. Luas kolam tergantung kebutuhan, sebaiknya tidak terlalu besar untuk memudahkan perawatan. Sebelumnya dasar kolam dikapur terlebih dahulu, untuk menetralkan pH tanah dan menekan organisme patogen. Tahapannya sebagai berikut: Keringkan terlebih dahulu dasar kolam dengan dijemur selama 2-3 hari. Kemudian lakukan pengapuran dengan dosis 1-2 kg/m2. Kemudian tambahkan pupuk untuk menumbuhkan pakan plankton sebagai makanan daphnia dan moina. Jenisnya bisa pupuk kandang, seperti kotoran ayam sebanyak 2 kg/m2. Biarkan selama 3-5 hari. Genangi kolam dengan air bersih sedalam 30 cm dan diamkan lagi selama 2-4 hari. Air kolam akan berubah menjadi cokelat kehijauan. Warna tersebut merupakan pertanda plankton dan tumbuhan renik lainnya telah berkembang dalam kolam. Penuhi kolam dengan air hingga ketinggian 50-60 cm. Kolam siap ditebari dengan bibit daphnia dan moina. Dalam satu minggu akan terlihat warna kemerahan di permukaan kolam. Hal ini menandakan kutu air telah berkembang. Perkembangbiakan kutu air akan mencapai puncaknya setelah 7-11 hari. Panen dilakukan dengan mengambil kutu air dengan jaring halus. Cuci kutu air dengan air bersih sebelum diberikan pada ikan.
Sumber :
1.    Yusuf Bachtiar. 2003. Menghasilkan pakan alami ikan hias. Agromedia
PLOS Biology. http://www.plosbiology.org/article/info:doi/10.1371/journal.pbio.0030253

Senin, 29 Oktober 2018

Prospek Pengembangan Patin Di Kabupaten Purworejo

PENDAHULUAN
       Ikan patin merupakan jenis  ikan konsumsi air tawar,  berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi, Ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh  para pengusaha untuk membudidayakannya karen prospek pasarnya bagus
KLASIFIKASI 
       žOrdo   : Ostarioplaysi.
ž       Subordo  : Siluriodea.
      žFamili   : Pangasidae.
ž      Genus   : Pangasius.
      Spesies  : Pangasius pangasius Ham. Buch

MORFOLOGI, 
      Ikan patin memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini:

  1. Tubuh yang Panjang dan berlendir
  2. Memiliki moncong yang agak Panjang
  3. Memiliki sirip punggung dan patil
  4. Ekor yang lebar serta besar
  5. Warna yang cerah tergantung air
  6. Bentuk tubuh sedikit pipih
  7. Mulut yang lebar

BIOLOGI 
       Ikan patin adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki badan panjang, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawahmerupakan ciri khas golongan catfish).Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba

HABITAT
Habitat patin tentunya berada di air yang jernih dengan kadar ph yang agak sedikit asin. Ikan ini sebenarnya bukan ikan payau namun ikan ini akan mudah berkembang biak apabila berada di air yang cukup asin.
Biasanya habitat patin berada di sungai atau danau-danau yang memiliki ukuran besar. Sehingga tak jarang banyak ikan ini ditemui di danau besar di Indonesia.

SYARAT HIDUP
  • Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  • Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  • Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
  • Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  • Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
  • PH air berkisar antara: 6,5–7.
MANFAAT IKAN PATIN

Berdasarkan penelitian, ikan patin memiliki kandungan gizi yang tinggi. Manfaat ikan patin karenanya sangat banyak. Ikan yang dagingnya sangat lembut ini kaya akan dua asam lemak esensial DHA dan EPA.
Asam lemak esensial ini dikenal dengan Omega-3, yang sangat baik untuk kesehatan tubuh dan otak. Omega-3 dipercaya mendukung kecerdasan anak dan memperkuat system kekebalan tubuh. Kadar DHa di dalam ikan patin mencapai 5,45 % sedang kadar EPA mencapai 0,78 %.
Sementara itu, ikan patin kaya akan lemak tak jenuh yang berada diatas 50 %. Dari jumlah tersebut, asam oleat banyak terdapat di dalam daging patin mencapai 7,43 %. Lemak tak jenuh ini sangat baik sebagai cara pencegahan penyakit kardiovaskular.
Tidak hanya itu, asam lemak sangat bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga bisa mencegah resiko penyakit jantung koroner. Disisi lain, manfaat ikan patin juga bisa dilihat dari kadar kolesterol pada ikan ini yang sangat rendah.
Kandungan protein pada ikan patin juga cukup besar, yaitu sekitar 159 gr. Protein sangat penting bagi pertumbuhan sel-sel dalam tubuh dan menjaga tubuh tetap sehat.
Jika anda mengkonsumsi ikan patin berikut dengan tulangnya, misalnya jika dimasak presto, anda juga akan mendapatkan kalsium dan fosfor yang baik untuk tulang. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan bisa menghambat pertumbuhan tulang dan gigi.
Dengan kebaikan dan kandungan gizi tinggi yang terdapat pada ikan patin, maka ikan patin menjadi pilihan sumber protein dan gizi yang sangat bermanfaat untuk anak-anak, ibu hamil, dan siapa saja termasuk anda.

Mengkonsumsi ikan patin tidak hanya memberikan pengalaman kuliner yang lezat dan mantap, juga akan memberikan anda dan keluarga anda kesehatan dan kebaikan. Manfaat ikan patin akan semakin sempurna dengan cara pengolahan yang tepat dan sehat.
BUDIDAYA PATIN

A. Pembibitan
1.Memilih Induk yang baik
     a. Induk betina
§                     Umur tiga tahun.
§                    Ukuran 1,5–2 kg.
§                    Perut membesar ke arah anus.
§                   Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
§                   Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
§                   Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
          kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.    
     b. Induk jantan
§                    Umur dua tahun.
§                    Ukuran 1,5–2 kg.
§                     Kulit perut lembek dan tipis.
§                      Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
              Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.. Pembsaran

2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor (biasanya ikan mas).
    Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan        pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset.
   Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya    dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.
3. Kawin suntik (induce breeding).
Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.
4. Penetasan telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.
5. Perawatan larva.
§      Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur.  Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
6. Pendederan.
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.
7. Pemanenan ( bagi yang jual benih ikan )
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

sumber :
http://ikan.waw.co.id/ikan-patin/
https://budidayakita.com/budidaya-ikan-patin/
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-perikanan/budidaya-ikan-patin/

Rabu, 10 Oktober 2018

Budidaya Udang Vaname Kendala dan Prospek Pengembangannya

I. PENDAHULUAN
UDANG VANNAMEI (litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati, karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), sintasan selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3). Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidalah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal.Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk pola intensif dan semiintensif, pada hal luas areal pertambakan di indonesia yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80% digarap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budi daya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Diharapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkanbudi daya udang vannamei pola tradisional plus.
II. KLASIFIKASI, MORFOLOGI, DAN HABITAT
A. Klasifikasi
ü  Phillum            : Arthropoda
ü  Klas                 : Crustaceae
ü  Ordo                : Decapoda
ü  Family             : Penaeidae
ü  Genus              : Penaeus

ü  Species            : Penaeus sp
B. Biologi Udang Vanamei
ü  Ciri-ciri morfologis udang
Udang memiliki kaki pertama, kedua dan ketiga bercapit, dan kulit keras/chitin
ü  Udang penaid pada garis besarnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu Cephalothorax atau bagian kepala dan dada serta perut/abdomen
ü  Secara anatomis terdiri dari ruas-ruas atau segmen-segmen

ü  Udang dewasa hidup, bertelur dan menetas di laut, larva bergerak menuju muara/air payau dan berkembang di air payau/tambak
C. Siklus Hidup
ü  Telur
ü  Nauplius
Belum memerlukan makanan , masih ada kuning telur
ü  Zoea
Saluran pencernakan sudah tumbuh sempirna dan mulai aktif mencari makanan sendiri dari luar
ü  Mysis
Bentuk sudah mirip udang dewasa, tetapi masih bersifat planktonis dan bergerak mundur dengan membongkokan badan, makanannya adalah artemia
ü  Post Larva
Bersifat planktonik dan memakan zooplankton, seperti rotatoria, copepod, detritus
ü  Juvenil

ü  Dewasa
D. Jenis Makanan Dan Kebiasaan Makan
ü  Crustaceae
ü  Larva ikan
ü  Insekta air
ü  Alga/tanaman air (phyto/zooplankton)



ü  Detritus/serasah
Udang merupakan hewan omnivora penghuni dasar termasuk pemakan organisme dasar yang makanan alaminya berupa plankton, cacing, siput, kerang, ikan, moluska, biji-bijian serta tumbuh-tumbuhan. Pada M. Vollenhovenii makanan dan  kebiasaan makannya menunjukkan bahwa plankton merupakan makanan utamanya. Jenis plankton yang biasa dimakan diantaranya adalah Chlorophyta, Euglenophyta, Xantophyta, Chrysophyta, Cladocera, Copepoda, Protozoa, Dinoflagellata dan Diatom. Sebagian jenis serangga dan organisme tak dikenal beserta butiran pasir dan biji-bijian juga ditemukan. Organisme yang tidak dikenal yang mungkin merupakan bagian dari materi detritus juga banyak ditemukan. Udang merupakan pemakan hewan kecil atau bentik. Chlorophyta dan Baciolaryphyta (diatom) menjadi makanan paling dominan dari udang. Namun yang perlu diwaspadai adalah saat keadaan udang cukup lapar mereka bisa menjadi kanibal pada sesamanya, bahkan udang dewasa yang sedang proses ganti cangkang dimakan juga. Maka untuk menghindari kanibalisme ini, pada tempat budidaya udang selalu diberi makanan supaya sifat kanibalismenya dapat dikendalikan.
Beberapa pendapat yang menyatakan bahwa udang dewasa termasuk kedalam kelompok omnivora merupakan suatu hal yang benar adanya. Melihat faktanya bahwa hewan ini hidup dipengaruhi oleh ketersediaan pakan di habitatnya. Udang bisa menyesuaikan diri untuk kelangsungan hidupnya dengan cara memakan baik hewan maupun tumbuhan yang ada di sekitar
III. KENDALA DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
permodalan juga mengenai kondisi infrastruktur air dan darat. Dalam usaha budidaya udang, kualitas air sangat berpengaruh pada hasil panen. Sedangkan kondisi yang sering terjadi kualitas air yang mengalir dari hulu hingga ke hilir membawa lumpur dan campur limbah. Akibatnya di hilir terjadi penumpukan lumpur sehingga terjadi sedimentasi di muara. Kondisi itu diperparah dengan kualitas air yang buruk karena dalam perjalanan sudah tercemar berbagai macam limbah.
BUDIDAYA UDANGNVANAME
A. Persiapan Ta,bak
Hal yang paling utama dalam langkah awal budidaya udang vaname adalah, menyiapkan tempat budidaya dengan baik, baik itu dari segi lingkungan, maupun bibit hewannya. Langkah pertama, tambak harus dikeringkan terlebih dahulu sampai air yang ada didalam tambak sudah benar-benar kering.Kemudian, biarkan tambak tersebut selama 1 minggu penuh supaya bibit penyakit, patogen, dan mikroorganisme lainnya yang dapat merugikan sudah hilang.Selanjutnya, lakukan pembajakan tanah pada tambak tersebut. Untuk apa?Pembajakan ini berfungsi supaya mikroorganisme-mikroorganisme yang bermanfaat untuk pengembangbiakan dapat hidup terlebih dahulu.Apalagi kalau mengingat udang vaname hidup di dasar tanah, nah setidaknya dengan melakukan pembajakan tersebut akan memberikan makanan alami untuk udang vaname.Untuk PH tanah yang terlalu asam, kamu bisa melakukan pengapuran untuk membuatnya lebih ideal. Nah, PH yang ideal untuk budidaya udang vaname yaitu sekitar 6-7,5.Selanjutnya, hal yang harus dilakukan dalam proses persiapan tambak adalah, pemupukan. Supaya lebih ekonomis, kamu bisa memberikan pupuk kandang kedalam tambak yang hendak dipersiapkan, caranya ialah dengan memberikan masing-masing tambak dengan dosis yang berkisar 150-200 kg/ha.Kemudian, campurkan pupuk secara menyeluruh dan merata pada semua dasar tambak.Terakhir, mengisi air sampai dengan ketinggian 100 cm dan dibiarkan selama kurang lebih 5-7 hari.Baru setelah itu kamu bisa melakukan penebaran bibit udang vaname tersebut.
B. Pemlihan Bibit dan Penebaran
Untuk pemilihan benihnya kamu bisa memilihnya dengan selektif, supaya ketika pemeliharaan dan perkembangan udang nantinya dapat tumbuh dengan baik dan seragam.Mungkin ada yang bertanya, bagaimana cara memilih bibit udang vaname yang unggul?Saran kami, bibit unggul memiliki karakteristik yang berbeda, yakni tidak mempunyai luka pada tubuhnya, bisa berenang melawan arus, mempunyai insang dan usus bisa terlihat, serta bentuk dan ukurannya seragam.Bibit dengan kriteria tersebut dapat di peroleh dari pembudidaya bibit udang vaname.Cara pemeliharaan dan pengembangbiakan udang vaname ini berbeda dengan jenis udang windu, yang mana ketika penebaran benihnya biasanya dilakukan ketika di pagi hari.Kalau bibit udang yang satu ini biasanya dilakukan ketika matahari sedang berada dipuncaknya, yakni siang hari.Sebelum melakukan penebaran bibit, kamu bisa melakukan proses adaptasi terlebih dahulu untuk si udang, atau biasa dikenal juga dengan aklimitasi.Cara melakukannya adalah dengan memasukkan bibit udang ke dalam plastik transparan yang sudah diisi dengan air tambak, kemudian diapungkan di dalam tambak selama kurang lebih 30-60 menit.Setelah proses aklimitasi selesai, kantung plastik yang tadi bisa kamu buka, kemudian perlahan tebarkan bibit udang ke tambak yang sudah dipersiapkan.Untuk seberapa padat penebaran benihnya? Kurang lebih sekitar 10 ekor/m2.
C. Pemeliharaan Udang Vaname
Pada proses awal penebaran, kurang lebih selama 7 hari pertama, udang tersebut tidak perlu diberikan pakan. Kenapa? Karena masih banyak makanan alami yang terdapat pada air tambak.Nah, setelah lewat satu pekan, kamu baru bisa memberinya makan dengan pelet yang memiliki tingkat protein sebanyak 30 % dari kadar pakan tersebut.Untuk frekuensi pemberian pakannya, kamu bisa memberikannya kurang lebih sebanyak 3-4 X dalam satu hari.Catatan, Untuk pemberian pakan juga bisa diberikan sesuai dengan umur udang vaname tersebut.
D. Panen
Panen udang vaname sudah bisa dilakukan ketika si udang telah berumur 4-5 bulan. Nah, perlu diingat juga, 2-3 hari sebelum proses pemanenan harus juga dilakukan pengapuran pada tambak dengan dosis 50-70 kg/ha.Untuk apa? Jawabannya adalah untuk menghindari proses molting, yakni pergantian kulit.Untuk beratnya, udang yang ideal biasanya memiliki bobot 1 kg yang berisi 40-50 udang.Ketika proses pemanenannya pun tidak bisa sembarangan begitu saja. Proses panen harus dilakukan ketika malam hari berlangsung, supaya menghindari cahaya matahari karena dapat merusak kualitas si udang.Dengan mengikuti tahapan-tahapan berikut yang sudah kami berikan, Insya Allah budidaya udang vaname yang kamu jalankan dapat menghasilkan panen yang luar biasa.
V.PENUTUP
Sumber
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=942464735641578278#editor/target=post;postID=7386723115128010091
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2012/05/14/188436/petambak-udang-subang-keluhkan-berbagai-kendala

Peluang Buddaya Magot Sebagai Pakan Alternatif

PENDAHULUAN
Belatung yg dimaksud dari Black Soldier Fly. BUKAN Lalat Hijau pembawa wabah penyakit.
Potensi belatung sangat terbuka lebar, masih sangat sedikit orang yang paham manfaatnya. Seperti sisi mata uang yang lain, potensi ini juga memiliki kelemahan yaitu masih sedikitnya literatur yang bisa digunakan sebagai pedoman bagaimana memaksimalkan potensi belatung.Ternak belatung sebenarnya bukan hal yang baru didunia ini. Baik di Indonesia maupun di negara lain. Peternak ayam petelur, ayam pedaging dan pembudidaya ikan lele secara otodidak mengaplikasikan larva / maggot ini untuk dijadikan pakan ternak mereka. Namun sayangnya, karena kurangnya informasi yang diternak malah dari jenis lalat hijau, bukan dari lalat tentara hitam atau black soldier fly.
BIOLOGI MAGGOT


Maggot merupakan larva serangga (Diptera : Stratiomydae, Genus Hermetia) yang hidup di bungkil kelapa sawit (Palm kernel meal/PKM). PKM sebagai media tempat hidupnya akan dimakan dan dicerna oleh maggot dan disimpan dalam organ penyimpanan yang disebut trophocytes . Sekitar 33% dari berat tubuh serangga adalah trophocyters (NAYAR et al., 1981) . Siklus hidup Black soldier (BS) sama dengan serangga Diptera lainnya yaitu mulai dari telur menetas menjadi larva yang mengalami proses metamorposa menjadi pupa dan Telur BS berwarna kekuningan berbentuk elips dengan panjang sekitar 1 mm. Warnanya akan berubah menjadi kecoklatan/gelap menjelang menetas dan setelah 24 jam pada suhu 30°C telur BS akan menetas . Larva BS (maggot) berbentuk elips warna kekuningan dan hitam di bagian kepala. Setelah 20 hari panjangnya mencapai 2 cm, pada fase ini maggot telah dapat di berikan pada ikan sebagai pakan . Ukuran maksimum maggot mencapai 2,5 cm dan setelah mencapai ukuran tersebut maggot akan menyimpan makanan dalam tubuhnya sebagai cadangan untuk persiapan proses metamorfosa menjadi pupa. Mendekati fase pupa, maggot akan bergerak menuju tempat yang agak kering. Pupa ini mulai terbentuk pada maggot umur 1 bulan, dan kurang lebih I minggu kemudian pupa Pupa Dewasa Gambar 2 . Siklus hidup Black soldier (Hermetia illucens) akan menetas menjadi lalat . Lalat dewasa ini hanya memakan madu atau sari bunga sehingga lebih dikenal dengan serangga bunga . Setelah kawin lalat BS akan menyimpan telurnya di serpihan-serpihan dekat sumber makanan larva muda (Gambar 3) . Hasil penelitian terhadap pertumbuhan maggot dapat dilihat pada grafik Gambar 4. Serangga Hermetia illusence (Black soldier fly) dapat ditemukan dimana saja, penyebarannya hampir diseluruh wilayah . Namun tidak ditemukan pada habitat dan makanan manusia, sehingga maggot lebih higienis jika dibandingkan dengan lalat rumah (Musca sp) atau lalat hijau (Challipora sp) . Hingga saat ini maggot tidak terdeteksi sebagai penyebab penyakit (NEWTON et al., 2005) .
Ciri-ciri lainnya yang dapat di ketahui dengan mudah adalah terciumnya bau busuk menyengat disekitar tempat ternak belatung. Biasanya bau meyengat ini disebabkan oleh media yang dijadikan tempat menampung ternak belatung, Bau busuk ini terjadi karena peternak, menggunakan pola “tradisional” yaitu media dibiarkan begitu saja. Jika bau menyengat ini sudah menyebar tentunya tidak ada satu pun keluarga apalagi tetangga yang mau dapat bonus bau busuk. Kalau bonus ketupat sich semua orang suka.
Berbeda halnya jika ternak belatung dari jenis lalat tentara hitam, Karena lalat jenis ini tidak makan selama hidupnya dan tidak membawa penyakit. Alasan yang mudah di lihat dengan mata “telanjang” adalah lalat tentara hitam ini sulit ditemukan berkeliaran dan masuk kedalam rumah.
Lalat rumah dan lalat hijau masuk kedalam rumah untuk mendatangi sisa makanan atau sumber makanan untuk hidup mereka. Berbeda dengan lalat tentara hitam, karena mereka untuk hidupnya tidak makan. Ya jadinya tidak perlu masuk rumah untuk mencari sumber makanan. Lalat tentara hitam selama masa hidupnya yang pendek, antara 5 sampai dengan 8 hari hanya minum sari madu dan embun pagi yang steril dari debu. Itu salah satu alasan mengapa lalat tentara hitam termasuk dalam golongan serangga yang terkenal baik
HABITAT
Belatung black soldier fly dipilih di budidayakan secara besar-besaran. Ternyata karena larva “menjijikan” ini membawa berkah dan peluang bagi setiap orang. Faktanya belatung bisa memberikan peluang yang sangat besar dan luas. Untuk memperbanyak belatung tidak perlu menggunakan teknologi yang canggih. Apalagi jika disekitar kita terdapat banyak sampah organik, seperti sampah rumah tangga, sampah restoran, sampah warung dan lain lain. Kita bisa manfatkan sampah-sampah tersebut untuk dijadikan media pembesan ternak belatung bsf.Larva black soldier (BS) memiliki beberapa pupa, (5) higienis, sebagai kontrol lalat rumah, (6) karakter diantaranya : (1) bersifat dewatering kandungan protein tinggi mencapai 45%. Semua (menyerap air), dan berpotensi dalam pengelolaan karakter tersebut menunjukkan potensi maggot sampah organik, (2) dapat membuat Hang untuk sebagai agen biokonversi dan sumber protein aerasi sampah, (3) toleran terhadap pH dan alternatif pakan ikan . temperatur, (4) melakukan migrasi mendekati fase Kandungan nutrisi maggot SHEPPARD et al. (2005) mengatakan bahwa kandungan nutrisi maggot sangat potensial dij adikan sebagai sumber protein alternatif pakan ikan . Nilai nutrisi maggot dapat dilihat pada Tabel 1 . Maggot sebagai pakan ikan Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XVVII Dukungan Tekuologi UlntukMeningkatkan Prnduk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat Maggot sebagai pakan ikan memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pengganti tepung ikan (fishmeal replacement) dan sebagai pakan alternatif. Fungsi maggot ini pada akhirnya akan mempengaruhi bentuk pengolahannya. Sebagai pengganti tepung ikan, maggot diolah dalam l Gambar 5 . (a) Maggot segar (fresh) siap diberikan sebagai pakan ikan, (b) pelet maggot (a) bentuk tepung . Tepung maggot ini selanjutnya dimasukkan dalam formulasi pakan sebagai salah satu sumber protein menggantikan tepung ikan . Sebagai pakan alternatif, maggot dapat diberikan dalam bentuk fresh (segar) pada ikan, dapat juga diberikan dalam bentuk pelet . Untuk pengolahan menjadi pelet maggot terlebih dahulu dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 25%, setelah itu langsung dimasukkan ke dalam mesin pelet untuk dicetak . Dari penelitian yang dilakukan, ikan-ikan carnivora, seperti ikan Arwana, Betutu, Lele dan Gabus sangat menyukai maggot fresh sebagai pakannya. Sedangkan ikan-ikan yang berukuran
MANFAAT BELATUNG
Beberapa jenis belatung yang ditemukan dalam mayat dapat berguna bagi ilmuwan forensik. Dari tahapan perkembangan, belatung ini dapat digunakan untuk menandakan lamanya waktu sejak kematian, dan juga tempat organisme bersangkutan mati. Identifikasi belatung menggunakan klasifikasi yang disebut tahapan "Instar", yang berlain-lainan ukuran dan waktunya menurut spesies belatungnya. Ukuran belatung lalat rumah adalah 9,5–19,1 mm. Belatung tahap instar I panjangnya 2–5 mm; instar II 6–14 mm; instar III 15–20 mm. Masing-masing tahap tersebut berlangsung selama berturut-turut 2–3 hari, 3–4 hari, dan 4–6 hari (rata-rata untuk lalat rumah) sejak telur diletakkan. Dengan menggunakan data tersebut dan tanda-tanda lain, waktu kira-kira sejak kematian dapat diperkirakan oleh ilmuwan forensik.Belatung sering pula digunakan dalam ilmu kedokteran untuk membersihkan luka. Belatung beberapa jenis lalat terbukti memakan daging-daging yang membusuk (Bld.gangreenIngg.gangrene) pada sebuah luka dan meninggalkan jaringan yang sehat untuk memulihkan diri; dan dengan ini dapat menghindari amputasi. Tentu saja dalam terapi ini digunakan belatung-belatung jenis tertentu yang telah didisinfeksi, dan dilakukan di bawah pengawasan dokter ahli.Belatung tertentu seringkali dikembangbiakkan secara komersial, digunakan sebagai umpan pancing, dan juga makanan bagi binatang piaraan karnivora seperti reptil atau burung.
CARA BUDIDAYA MAGOT
Adapun cara membudidayakan Maggot ini kata dia tidak begitu sulit, pertama bibit atau pre-pupa diletakkan diruang khusus perkembangbiakan, kemudian sekitar 14 hari pre-pupa akan berubah menjadi lalat Black Soldier Fly (BSF) yang bentuknya lebih panjang dari lalat biasa dan bukan lalat hijau. Lalat betina kemudian bertelur pada media kayu bertumpuk, bukan pada makanan. Setelah bertelur lalat itu pun akan mati selanjutnya telur lalat ditimbang sebanyak 5 gram dan dipindahkan ke media dedak untuk ditetaskan dalam waktu 4-5 hari.

Setelah telur menetas barulah Maggot kecil dipindahkan ke media biopond yang terdiri dari sampah organik basah dan biarkan selama 15 hari sampai Maggot siap panen. Dari satu kotak, dapat menghasilkan 20 kilogram Maggot. Kemudian media sampah organik basah yang sudah terpakai pun bisa dijadikan pupuk organik. ayu/rat. Bisa juga memanfaatkan limbah peternakan seperti jeroan, usus dan bulu ayam, darah, kotoran hewan  dan lain sebagainya. Pada prinsipnya semua bahan organik bisa dijadikan media pemeliharaan ternak belatung. Yang harus di jaga adalah media tersebut harus terbebas dari racun, pestisida misalnya. Tekhnologi produksi maggot 130 Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Heivani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat Black soldier ditemukan hampir di seluruh wilayah, namun jumlah terbanyak ditemukan di daerah-daerah yang jumlah penduduknya sedikit . Di wilayah yang berpenduduk padat kehadiran maggot akan berkompetisi dengan lalat rumah (Mucidae) atau lalat hijau (Caliphoridae) . Kedua kondisi wilayah ini akhimya mempengaruhi teknik produksi maggot. Untuk wilayah yang berpenduduk padat produksi maggot dilakukan dengan sistem tertutup dengan menggunakan kandang . Sedangkan pada sistem terbuka wadah yang digunakan adalah tong-tong besi yang di tutup penutup tong diselangi dengan kawat, fiber dan bambu . Langkah/tahapan dalam produksi maggot adalah sebagai berikut : Persiapan wadah, alat dan bahan 1 . Wadah: tong besi (diameter 56 cm dan tinggi 50 cm) dan bak beton berukuran 5 x 10 x 0,5 m. 2 . Alat : tiang untuk tong berbentuk segitiga dengan tinggi 60cm, kawat, fiber, bambu dan tutup tong . 3 . Bahan: bungkil kelapa sawit, air dan daun pisang 4 . Tong-tong yangakan digunakan ditempatkan di semak-semak atau tempat-tempat yang banyak potion
icampurkan dengan 6 1i' ,udian e ;k secara merata, selanjui ~ . a campuran tei kit dimasukkan ke dalam t dan ditempatkan in pisang diatasnya . Tong telah berisi bungkil ditutup dengah penutup yang diselingi dengan kawat, bambu dan fiber elah 2 minggu akan didapatkan maggot yang iiiasih muda di dalam tong . Tahap pembesaran Tahap ini dimulai dari pemanenan semua maggot dari tong selanjutnya dipindahkan ke dalam bak pembesaran. Setelah 2 mingggu di bak pembesaran maggot siap dipanen . Untuk mendapatkan 1 kg maggot segar dibutuhkan 3 kg PKM. KESIMPULAN Maggot dapat diproduksi secara massal dan dapat mensubstitusi penggunaan tepung ikan dalam formulasi pakan . DAFTAR PUSTAKA AFIFAH, R. 2006. Pemanfaatan bungkil kelapa sawit dalam pakan juvenile ikan patin jambal (Pangsius jambal) . Him 19. AGUNBIADE, J .A ., J . WISEMAN and D.J .A . COLE. 1999 . Energi and nutrient use of palm kenels, palm kernel meal and palm kernel oil in diets for growing pigs . Animal feeds Science and Technologi 80 : 165-
SUMBER
http://www.yuriebsf.com/about-us/tentang-yurie-bsf/potensi-belatung
https://www.google.co.id/search?q=gb+lalat+hitam&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiI9KnloPvdAhUEbo8KHXoSAq0Q_AUIDigB&biw=1242&bih=553