Senin, 23 Juli 2018

Jenis Penyakit Ikan Dan Cara Pengendaliannya


I. Pendahuluan
Hama yang biasanya menganggu ikan gurami adalah ikan liar pemangsa seperti gabus (Ophiocephalus striatur BI), belut (Monopterus albus Zueiw), lele (Clarias batrachus L) dan lain-lain. Musuh lainnya adalah biawak (Varanus salvator Dour), kura-kura (Tryonix cartilagineus Bodd), katak (Rana spec), ular dan bermacam-macam jenis burung. Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain.
Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasangi serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk dalam kolam.
Gangguan penyakit dapat berupa penyakit non parasiter dan penyakit parasiter. Gangguan penyakit dapat lebih mudah menyerang ikan gurami pada saat musim kemarau dimana suhu menjadi lebih lebi
Penyakit non parasiter adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan parasit, tapi biasanya bersumber dari faktor lingkungan fisika dan kimia air dan makanan. Penyakit ini bisa berupa pencemaran air karena adanya gas beracun seperti asam belerang atau amoniak, kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturanan. Untuk mengetahui gangguan yang dialami oleh ikan yang dipelihara dapat diketahui dari pengamatan terhadap ikan. Bila ada gas beracun dalam air, ikan biasanya lebih suka berenang pada permukaan air untuk mencari udara segar.
Penyakit parasiter diakibatkan parasit. Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun lendir inangnya dan mengambil manfaat dari inang tersebut. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Berdasarkan letak penyerangannya parasit dibagi menjadi dua kelompok yaitu ektoparasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan endoparasit yang berada dalam tubuh ikan.
II. Jenis Penyakit Yang Banyak Menyerang Ikan Gurami
A. Penyakit Argulus Indicus atau kutu ikan
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Argulus Indicusyang sumber penularannya adalah udang renik. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama fish lae atau kutu ikan. Kutu ini akan menempel dan menggigit mangsa sehingga berdarah. Penularannya adalah melalui air dan melalui kontak langsung dengan ikan lain, biasanya penyakit ini sering muncul pada kolam ikan yang kualitas airnya buruk.
Cara penyembuhannya adalah dengan merendam ikanyang sakit ke dalam air garam 10 -15 g/liter selama 15 menit. Sebaiknya untuk menghindari ikan tertular kembali, anda menambahkan larutan garam 10 – 15 g/m2 untuk membunuh kutu air.
B. Penyakit Dactylogyrus dan gryodactylus
Dua nama ini adalah sejenis cacing parasit yang tumbuh berkembang dikarenakan kualitas air yang buruk, pakan ikan yang kurang atau kepadatan kolam yang terlalu penuh. JenisDactylogyrus menyerang insang ikan, gejalanya adalah menurunnya nafsu makan dan ikan gurami sering terlihat berbaring dengan dengan posisi insang yang terbuka, sedang jenis Gyrodactylus menyerang bagian sirip ikan.
Cara perawatannya adalah dengan memperbaiki kualitas air yang berada di kolam dengan menggantinya dengan air yang baru, dan menambahkan garam sebanyak kira2 40 gram/m2. Jika penyakit sudah sangat parah anda bisa merendam ikan dalam larutan garam selama 1 malam.
C. Mata Belo
Gejala awal serangan penyakit ini adalah ikan menjadi kurang aktif, malas, nafsu makan berkurang dan ikan sering ke atas permukaan air. Disusul dengan bola mata yang membengkak dan akhirnya ikan ini menjadi buta dan mati. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis cacing.
Cara pengobatannya adalah dengan menghentikan pasokan air selama 24 jam, lalu masukkan garam sebanyak 1kg/m2 , besok harinya air dikuras dan diganti dengan air yang baru.
D. Jamur
Pada tubuh ikan gurami yang terinfeksi jamur akan muncul benang – benang berwarna krem seperti kapas, biasanya pada kulit tubuh yang terluka. Jenis jamur yang menyerang ikan gurami adalah Saprolegnia dan Achyla. Jamur ini akan menyebabkan ikan menjadi lemah karena kurang makan, sehingga bisa memicu penyakit lain muncul.
Cara penyembuhannya adalah dengan memberikan garam ke dalam kolam dengan jumlah 400g/m2 selama 24 jam untuk kemudian diganti besok harinya, selain garam bisa juga dipakai malachyte oxalatesebanyak 1 mg/l air selama 12 jam. Bisa juga menggunakan larutan formalin 200 ppm selama 2 jam.
E. Bakteri
Jenis bakteri yang menyerang ikan gurami adalah bakteriAeromonas sp, dan Pseudomonas sp. Gejala yang muncul yaitu terdapat luka berdarah tubuh, perut membesar, lendir mencair , sisik mengelupas dan muncul borok ditubuhnya. Dalam jangka waktu dekat ikan akan melemah, mengambang di permukaan air dan akhirnya mati.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan merendam ikan dalam larutan oxytetracycline 2 – 5 mg/l selama 24 jam, dan tindakan ini dilakukan berulang 3 kali. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan merendam ikan yang terinfeksi bateri dengan larutan matachite green oxalat 0,5mg/l selama satu jam , selang 1 jam kemudian deberi umpan makanan yang lebih dahulu diberi kandungan oxcytetracycline 60mg/kg pakan, dan diulang selama 7 hari berturut – turut.
F. Bercak Putih ( White Spot )
Jenis penyaki ini desebabkan oleh parasit yang bernama Ichthyophtbyrius. Ciri – ciri ikan yang terkena penyakit white spot yakni munculnya bercak – bercak putih pada bagian kulit. Biasanya ikan yang terkena serangan white spot akan menggosokkan badannya pada lingkungan di sekitarnya, serta mulut ikan gurami tampak kembang kempis seperti kekurangan oksigen.
Cara perawatan dari penyakit ini adalah dengan merendam ikan guramidengan ke dalam air yang diberi larutan formalin sebanyak 25 mg/l. dan di tambahkan malachine green oxalat sebanyak 0,2 mg/l selama 24 jam.
G. Parasit
Salah satu parasit yang sering menyerang ikan gurami adalah Argulus indicus yang tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit, berbentuk oval atau membundar dan berwarna kuning bening. Parasit ini menempel pada sisik atau sirip dan dapat menimbulkan lubang kecil yang akhirnya akan menimbulkan infeksi. Selanjutnya infeksi ini dapat menyebabkan patah sirip atau cacar. Parasit lainnya adalah bakteri Aeromonas hdyrophyla, Pseudomonas, dan cacing Thematoda yang berasal dari siput-siput kecil.
Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat dan memindahkan ikan ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran kolam yang terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Sementara pengobatan bagi ikan-ikan yang penyakitnya lebih berat dapat menggunakan bahan kimia seperti Kalium Permanagat (PK), neguvon dan garam dapur.
Selain penggunaan bahan kimia tersebut di atas, petani di daerah Banyumas menggunakan laun lambesar (Chromolaena odorata (L), RM King & H. Robinson ) sebagai antibiotik. Daun lambesan dimasukkan ke dalam kolam sebelum ikan di tebar yaitu pada saat pengolahan kolam. Banyaknya daun lambesan yang dipakai adalah 1 pikul (yaitu kurang lebih 50 kg) untuk luas tanah 25 m2. Penggunaan daun ini adalah 1 untuk 1 masa tanam.

Penggunaan obat-obatan kimia untuk ikan konsumsi tidak dilanjutkan mengingat dampak yang tidak baik kepada konsumen. Kalaupun diberikan obat-obatan tidak boleh langsung di jual kepada konsumen akhir. Penggunaan obat-obatan pada ikan konsumsi juga sebaliknya tidak diberikan apabila ikan hendak diekspor. Besarnya ikan-ikan konsumsi yang mati dibuang.
Sumber :
http://www.bibitikan.net/mengenal-hama-dan-penyakit-pada-budidaya-gurame-serta-cara-penanggulangannya/


Teknik Pembenihan Ikan Gurami

I. Pendahuluan
Ikan gurami (Osphronemus gouramy L) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dari keluarga Anabantidae yang banyak diusahakan di Indonesia sebagai komoditas ikan air tawar yang sangat potensial. Selain rasanya yang enak, ikan ini juga mudah diusahakan serta fasilitas budidaya mudah didapatkan. Ikan gurami berasal dari perairan Sunda/Jawa Barat dan banyak menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon, dan Australia.
Ikan ini mempunyai bentuk badan yang pipih dan lebar. Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali panjang tubuhnya. Benyuk kepala ikan gurami masih muda lancip ke depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama dibagian punggung adalah merah sawo , sedangkan pada bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakkan. Sepanjang sirip perut gurami akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya 
II. Jenis-jenis Ikan Gurami
Jenis ikan gurami yang sudah dikenal masyarakat antara lain : gurami angsa, gurami jepun, gurami blausafir, paris, bastar, dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, Khususnya Bogor. Dibanding jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur, jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2.000-3.000 butir telur, ikan gurami jenis porselen mampu menghasilkan telur sebanyak 10.000 butir, oleh karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
III. Syarat Tumbuh
Ø  Tinggi tempat 20-400 m diatas permukaan laut
Ø  Air tenang, bersih, jernih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan 40 cm), tidak tercemar
Ø  Kadar NH3 tidak lebih dari 0,02 %
Ø  pH air 6,5-8
Ø  Tanah tidak porous, cukup humus
Ø  Kemiringan tanah 3-5%
Ø  Temperatur optimum 25-300C
Ø  Kandungan oksigen terlarut lebih dari 2 ppm
Ø  Debiet air 3 lt/detik s/d 12 lt/detik
IV Teknik Pembenihan Ikan
A. Pengelolaan Induk
Induk-induk disimpan dalam kolam penyimpanan induk, setiap ekor membutuhkan kolam seluas 5 m2 dengan dasar kolam berpasir dengan kedalaman air sekitar 75-100 cm, Pakan yang diberikan adalah daun-daunan sebanyak 5% dari berat ikan. Makanan tambahan dapat diberikan berupa pellet sebanyak 0,5-1% dari berat ikan.
Ukutan berat induk jantan 2-3 kg/ekor dan betina 2-2,5 kg/ekor. Induk gurami dipijahkan 2 kali dalam setahun selama usia produktif (5 tahun). Induk gurtami tidak dapat dipijahkan lebih dari 10 kali karena fekunditas rendah dan mortalitas tinggi.
 B. Persiapan Kolam
Untuk menjamin keberhasilan usaha pembenihan ikan, maka perlu persiapan kolam seperti perbaikan pematang, pengeringan dasar kolam, pengolahan tanah dasar, pembuatan caren, dan perbaikan pintu air. Bentuk pematang trapesium dengan bagian bawah lebih lebar dibanding atas.
Dasar kolam dibuat caren, kubangan untuk mempermudah penangkapan benih saat panen. Lebar kubangan/caren/kowean adalah 40-60 cm. Pada saat persiapan kolam dikeringkan selama 5-7 hari sampai tanah benar-benar kering, sehingga pada saat diisi air akan terjadi bau ampo/petrichor, semacam lapisan minyak yang dapat merangsang induk ikan memijah.
Selain itu kolam dipupuk dengan pupuk kandang dengan dosis 500-1000 gr/m2 dan kapur 100-200 gr/m2.
C. Pemijahan Ikan
Setelah prose pematangan gonade telah mencapai puncak, dan kolam pemijahan sudah selesai dipersiapkan, maka pemijahan ikan segera dilaksanakan. Induk ikan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 1 : p3-4 ekor dengan Padat tebar 1 pasang/20 m2
Induk akan membuat sarang setelah 15-30 hari sejak dilepaskan ke kolam pemijahan. Untuk itu perlu dipersiapkan bahan-bahan pembuat sarang seperti sosok/tempat meletakkan sarang, ijuk yang diletakkan di atas anjang-anjang yang dipasang 10 cm di atas permukaan air kolam.
Pemijahan akan berlangsung 2 hari setelah pembuatan sarang selesai, induk betina melepaskan telur ke dalam sarang kemudian jantan menyemprotkan sperma sehingga terjadi pembuahan. Pemijahan berlangsung selama 2-3 hari dan selama pemijahan berlangsung induk betina menjaga sarang.
D. Penetasan telur
Penetasan telur dapat dilakukan di bak plastik, baskom, hapa ataupun corong penetasan telur. Telur dapat diambil 1 hari setelah pemijahan kemudian dipisahkan dari sarang dan dicuci bersih lalu ditetaskan. Telur-telur akan menetas setelah 30-35 jam sejak pembuahan telur.
E. Perawatan Larva
Perawatan larva dilakukan sejak penetasan telur dengan mengganti air secara teratur satu hari satu kali, kemudia memberi pakan setelah cadangan pakan habis yaitu hari ke 5 berupa emulsi kuning telur atau infusoria.
F. Pendederan
Benih yang baru menetas dibiarkan di bak penetasan sampai hari ke-10 kemudian dipindah ke kolam pendederan yang telah dipersiapkan dengan padat tebar sebagai berikut :
Tabel 4. Padat Tebar, Tinggi Air dan Jenis Pakan
Tahap
Tinggi Air
Padat Tebar
Jenis Pakan
D1
30-40 cm
40-60 ekor/m2
Tubifex, tepung ikan , pellet halus, emulsi kuning telur
D2
40-50 cm
30-40 ekor/m2
Tepung ikan, bunghkil/pellet remah
D3
50-60 cm
20-30 ekor/m2
Pellet remah/pellet kecil
D4
60-80 cm
20 ekor/m2
Pellet/daun-daunan lunak
D5
80-100
20 ekor/m2
Pellet dan atau daun-daunan
G. Panen Dan Penanganan Hasil
Pemanenan benih selama pendederan darti masing-masing tahap adalah 3-4 minggu kemudian dilanjutkan untjuk pendederan pada tahap selanjutnya.
Tabel 5. Ukuran Tebar dan Panen Benih
Tahap
Ukuran Benih ditebar (cm)
Padat Tebar
Ukuran Benih
Waktu Panen (cm)
D1
Larva habis kuning telur
40-60 ekor/m2
1-3 cm
D2
1-3 cm
30-40 ekor/m2
3-5 cm
D3
3-5 cm
20-30 ekor/m2
5-7 cm
D4
5-7 cm
20 ekor/m2
7-9 cm
D5
7-9 cm
20 ekor/m2
9-12 cm
Sumber :
http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-budidaya-ikan-gurame.html
http://bbat-sukabumi.tripod.com/gurami.html