Senin, 22 April 2019

PAKAN IKAN

I. PENDAHULUAN
Pakan merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang hasil budidaya ikan guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena jika kita menggunakan pakan pelet buatan pabrik akan cukup lumayan mengeluarkan biaya budidaya. Dan untuk menekan biaya budidaya ikan kita dapat mengambil langkah untuk memberikan pakan buatan atau pakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan ikan dalam budidaya. Simak di bawah ini adalah cara pembuatan pakan ikan dan nilai kandungan gizi dari hasil pakan buatan.


II. DEFINISI PAKAN, BAHAN PAKAN DAN RANSUM IKAN
A. Pakan
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehtannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. (Anonim, 2009). Pakan adalah segaalah sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi, istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet, crumble atau mash. (Anonim a 2008).
B. Bahan Pakan
Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).
Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a, 2009).
Menurut (Anonim a 2008) bahan dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan konvensional dan bahan pakan subtitusi
Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya Protein) dan disukai ternak. Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung, bungkil kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya.
Bahan baku yang berasal dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikana. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan. Bahan pakan ini biasanya berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.
C. Ransum
Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).
Menurut (Anonim a 2008) berdasarkan bentuknya ransum dibagi menjadi 3 jenis : yaitu mash, pellet,dan crumble
Mash adalah bentuk ransum yang paling sederhana yang merupakan campuran serbuk (tepung) dan granula.
Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan tersebut diolah menggunakan mesin pellet (pelletizer) untuk mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh.
Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.
D. Konsentrat
Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar. (Anonimb 2009).
E. Zat Additif
Zat additif merupakan zat yang perlu ditambahkan dalam jumlah relative sedikit yang kadangkala diperlukan untuk melengkapi ransum yamg disusun, yang berfungsi sebagai penambah aroma/cita rasa, asam amino/ campuaran asam amino dan vitamin mix. (Anonim, 2009).
Zat additif merupakan suatu bahan atau kombinasi bahan yang biasa digunakan dalam campuran ransum digunakan dalam jumlah sedikit untuk memenuhi
kebutuhan tertentu, misalnya memacu pertumbuhan, meningkatkan kecernaan seperti antibiotik, hormon, probiotik, pewarna, rasa. (Anonim b, 2009).
III.CARA MEMBUAT PAKAN IKAN
A.Kandungan Gizi Pakan
Yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi/ransum pakan ikan adalah kandungan gizi yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut :
Protein = 22,65%; 
Lemak = 15,38%; 
Abu = 26,65%; 
Serat = 1,80%; 
Air = 10,72%; 

Nilai ubah = 1,5– 3.
Untuk membuat pakan dengan kandungan gizi seperti diatas memerlukan bahan tepung ikan, tepung daun,dedak halus, vitamin dan mineral.
Daftar Kandungan Bahan Pakan


No
Bahan
Kandungan Gizi (%)
Protein
Lemak
KH
Abu
Serat Kasar
Air
1
Tepung Ikan
22,65
15,78
0
26,65
1,80
10,72
2
Tepung Udang
53,74
6,65
0
7,72
14,61
17.28
3
Dedak halus
11,35
12,15
28,62
10,50
24,46
10,16
4
Dedak gandum
11,99
1,48
64,75
6,64
3,75
17,35
5
Jagung
13,00
2,05
47,85
12,60
13,50
10,64
6
Tepung kedele
39,60
14,30
29,50
5,40
2,80
8,40
7
Ampas tahu
47,90
10,90
25,00
4,80
3,60
7,80
8
Bungkil kelapa
17,09
9,44
23,77
5,90
30,40
13,35








B. Cara Membuat Pakan

  • Menyusun ransum atau komposisi pakan
  • Pemilihan bahan
  • Penepungan bahan
  • Pencampuran bahan
  • Pemasakan adonan
  • Pencetakan
  • Pengeringan (penjemuran/pengovenan)
  • Pengepakan
  • Pengemasan
  • Pemasaran
  • Pemanfaatan


Minggu, 21 April 2019

Mengenal Azolla Sebagai Pakan Alternatif

I. Pendahuluan
Azolla Microphylla atau Tanaman Paku Air merupakan tanaman air yang berasal dari genus suku Azolleae. Mungkin blum banyak orang tahu tentang tanaman ini namun sebenarnya banyak orang yang membudidayakannya karena tanaman ini dapat dijadikan pakan ternak seperti unggas dan juga ikan serta dapat juga dimanfaatkan sebagai pupuk. Azolla microphylla dalam bahasa indonesia disebut tanaman paku air tak banyak masyarakat awam yang tahu tentang tanaman ini. Tanaman genus suku azollceae ini memiliki banyak sekali manfaat, terkhusus untuk sektor peternakan dan pertanian berfungsi sebagai pakan ikan, unggas serta pupuk. Banyak pebudidaya ikan menggunakan tanaman ini sebagai pakan karena mengandung protein yang sangat tinggi, tanaman azolla ini sudah mempunyai pasar tersendiri sehingga laku untuk dijual.


Tanaman ini bisa mengurangi biaya pakan hingga 50% jika kamu budidaya lele. Dengan banyaknya keuntungan, prospek dan mafaat yang didapatkan dari azolla microphylla banyak orang berusaha membudidayakannya, untuk merawat tanaman ini bisa dibilang tidak mengeluarkan biaya apapun. Azolla telah berabad-abad lamanya digunakan di Vietnam dan Cina sebagai pupuk padi, mereka sudah sejak abad ke 15 memanfaatkan azola sebagai pupuk tanaman.
Di India dan Vietnam azolla sengaja dibudidayakan untuk kemudian diperjualbelikan bisa dijadikan sebagai dan pakan ternak, namun semakin kesini seiring dengan adanya dan perkembangan pupuk hijau, penggunaan azolla banyak dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Berikut semua hal tentang azolla microphylla atau tanaman paku air.
II. Klasifikasi, Morfologi dan Habitat
Kingdom:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Azolla
Lam.[1]
A. filiculoides[1]
terdapat tujuh jenis, lihat teks.
III. Komposisi Kandungan Gizi Azolla
Pemanfaatan Azolla untuk pakan ternak dan juga ikan karena tanaman ini memiliki kandungan yang cukup tinggi yaitu 31,25% protein, 6,5% karbohidrat, 7,5 % lemak, 13% serat kasar dan 3,5 % gula terlarutPemanfaatan tanaman Azolla untuk pupuk sangat mungkin diperuntukan untuk menggantikan pupuk urea karena apabila tanaman ini telah dalam bentuk kompos, ia mengandung 3-5% nitrogen, 0,5-0,9% fosfor, 2-4,5% kalium, 0,4-1% kalsium, 0,5-0,6% magnesium, 0,06-0,26% besi dan 0,11-0,16% mangan.
1.    Pengganti Urea,
azolla sebagai pupuk via www.bibitazolla.net Pemanfaatan azolla sebagai pupuk sangat memungkinkan, pasalanya azolla kering (dalam bentuk kompos) mengandung Nitrogen, phospor, kalium, dan mengandung hara mikro berupa kalsium, magnesium, ferum dan mangan. Dilihat dari kompisisi diatas Azolla bisa dijadikan untuk pupuk guna mempertahanakan kesuburan tanah. Bila azolla diberikan secara rutin tiap musim tanam maka tanah tidak memerlukan pupuk buatan lagi nantinya.
Pengguanan azolla sebagai pupuk pengganti urea, selain dalam bentuk segar bisa juga diberikan dalam bentuk kering dan kompos. Dalam bentuk tersebut azolla baik diberikan untuk tanaman hias semisal bonsai, kaktus, suplir sampai mawar.
Untuk membuat kompos dari azolla caranya cukup mudah.
Ø  Pertama dengan membuat lubang berukuran 3 x 2 x 2 meter,
Ø  kemudian azolla segar dimasukkan kedalam lubang tersebut, dan tutupi. Seminggu kemudian aolla dibongkar.
Ø  Untuk mengurangi kadar air menjadi 15 persen, azolla yang sudah dipendam tersebut dijemur, setelah agak kering dikemas dalam kantong plastik dan bisa langsung dijadikan sebagai media tanam.
2.    Sebagai pakan ikan dan pakan ternak
Ø  azolla sebagai pakan ikan, selain sebagai pupuk dan media tanam, azolla paling banyak dimanfaatkan untuk pakan ikan dan ternak, khususnya itik dan berbagai jenis ikan omnivora dan herbivora.
Ø  Sebagai pakan ternak kandungan gizi dari azolla sangat menjanjikan. Bila diberikan untuk itik, menggunakan azolla segar yang masih muda (umur 2-3 minggu) dicampur dengan ransum pakan itik.
Ø  Dalam keadaan segar azolla bisa digunakan sebagai pakan ikan gurami, tawes, nila dan karper.
Ø  Diolah azolla menjadi tepung. Tepung azolla ini antinya dipakai untuk campuran membuat pakan ikan buatan. 
IV. Cara Budidaya Azolla
A. Persiapan Kolam
Lokasi budidaya sangatlah perlu diperhatikan untuk melakukan budidaya tanaman paku air ini. Tanaman paku air ini dapat dibudidayakan dalam kolam tanah, persawahan, atau juga kolamm terpal yang diberi tanah pada bagian dasarnya. Lokasi penempatan kolam budidaya ini haruslah lokasi yang terkena sinar matahari secara langsung. Bibit tanaman paku air ini dapat berupa bibit langsung tanaman paku air ini atau juga dapat dengan spora.Setelah lokasi ditentukan selanjutnya buatlah kolam budidaya. Setelah Kolam jadi, selanjutnya isi kolam dengan air dengan ketinggian sekitar 5 cm hingga maksimal 20 cm. Pengisian tersebut disarankan yang paling dekat dengan tanah atau tidak terlalu tinggi karena semakin dekat dengan tanah maka pertumbuhan tanaman paku air ini akan lebih baik mengingat habitat asli tanama paku air ini adalah daerah rawa dan juga persawahan. Dalam Pembuatan Kolam ini juga perlu memperhatikan habitat aslinya, jika anda menggunakan kolam terpal maka anda sebelumnya memberi lumpur pada bagian dasar kolam.Sebelum bibit tanaman paku air, lakukan pemberian pupuk kandang dalam kolam . Perhatikan apakah pupuk kandang tersebut sudah terfermentasi dengan sempurna atau belum, jika belum biasanya air kolam akan berbau. Jika pupuk belum terfermentasi dengan sempurna jangan masukan tanaman paku air tersebut dalam kolam karena dapat menyebabkan tanaman paku air mati. Biasanya pemupukan dilakukan 2 minggu sebelum bibit tanaman paku air tersebut ditebar.Siapkan kolam dari terpal terlebih dahulu kemudian isi kolam ternak azola dengan memakai air, ketinggian 5 cm atau maksimal 20 cm, semakin dekat tanah semakin baik, jadi pastikan tidak terlalu tinggi airnya. Habitat asli dari azolla adalah sawah atau rawa, sebisa mungkin buat media tanam azola menyerupai dengan habitat asalnya. Untuk penggunaan kolam berupa terpal perlu ditambahkan lumpur. Kamu bisa memanfaatkan lumpur dari kolam yang selesai dipanen ikannya.
B. Pemberian Pupuk Kandang
   Pemberian Pupuk Kandang etika memberikan pupuk kandang untuk media ternak, yang harus diperhatikan adalah aroma bau airnya. Jika air bau itu berarti pupuk belum terfermentasi dengan sempurna. Jika terjadi seperti itu jangan masukkan bibit azola kedalam media ternak karena bisa menyebabkan azola mati. Jangan memberi pupuk ketika kolam sudah ada azolanya, pemberian pupuk dilakukan 2 minggu sebelum bibit ditaburkan agar pupuk bisa terfermentasi dengan sempurna
C. Persiapan Bibit
Setelah kolam telah siap selanjutnya lakukan penebaran bibit dalam kolam, Takaran penebaran bibit adalah sekitar 50 gram hingga 70 gram per meter persegi kolam, kemudian diamkan selama 2 minggu atau lebih dengan ketinggian air tetap. Agar tanaman paku air atau Azolla ini dapat tumbuh optimal anda dapat menambahkan probiotik biocatfish sebanyak 50 ml per meter persegi kolam, pemberian probiotik tersebut dilakukan secara rutin yaitu sebanyak 2 hari sekali.
D. Penebara Bibit
Tahap selanjutnya budidaya azolla adalah penebaran bibit pada kolam ternak, sebelum menebar pastikan kolam tidak berbau dan pupuk telah terfermentasi dengan sempurna. Gunakan takaran 50 -70 gram per meter pesegi, kemudian diamkan hingga 2 minggu terkadang lebih, dengan tetap menjaga ketinggian air. Kamu bisa menambahkan probiotik biocatfish sebesar 50 ml/m2 secara rutin setiap 2 hari sekali supaya azolla tumbuh secara optimal. Pada umumnya azolla bisa dipanen 15 hari setelah tanggal pembibitannya. Pemanenan dilakukan saat aozla sudah kelihatan menumpuk dan menebal menutupi seluruh permukaan kolam, azolla dapat dipanen 1-2 minggu sekali. Kamu bisa menambah kolam lagi untuk penambahan azolla yang akan di budidayakan, lakukan sesuai kebutuhan harian, untuk dijual atau akan kamu gunakan sendiri sebagai pakan ikan.
E. Pemanenan
Pemanenan Tanaman paku air ini umumnya dapat dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 15 hari setelah pembibitan. Pemanenan tersebut dilakukan saat tanaman paku air tersebut terlihat menumpuk dan menebal dalam kolam. Pemanena Tanaman Palku Air atau Azolla ini dapat dipanen setiap 1 hingga 2 minggu sekali

Beternak Ikan Cupang

I. PendahuluanIkan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara. Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar. Bisa dilakukan sebagai usaha rumahan.Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar dari daerah tropis. Banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang.Salah satu keistimewahan ikan cupang adalah daya tahannya. Sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen. Bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator. Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.  



Jenis ikan cupangDilihat dari kecamata para pehobi dikenal dua macam ikan cupang, yakni cupang hias dan cupang adu. Cupang hias dipelihara untuk dinikmati keindahan bentuk, warna dan gerakannya. Sedangkan cupang adu dipelihara untuk di adu. Perlu diketahui, di beberapa negara mengadu cupang termasuk tindakan ilegal.Cupang hias dan cupang adu dibedakan berdasarkan bentuk dan sifat agresifitasnya. Untuk mengetahui lebih jauh silahkan lihat cupang hias vs cupang adu.Masyarakat ilmiah mencatat lebih dari 73 spesies ikan cupang yang ada di bumi ini. Namun tidak semua dari spesies tersebut populer sebagai ikan peliharaan. Spesies ikan cupang yang beredar di pasaran kebanyakan berasal dari kelompok splendens complex, yang terdiri dari Betta splendens, Betta stiktos, Betta mahachai, Betta smaragdina dan Betta imbellis. Serta varian hasil silangan dari spesies-spesies tersebut. Lihat juga jenis-jenis ikan cupang.II.Klasifikasi, Morfologi dan Habitat Ikan CupangA. KlasifikasiIkan cupang merupakan salah satu ikan hias yang dapat bertahan hidup (dan bukan berkembang biak) di tempat sempit karena cupang mempunyai lebirinth, yaitu perangkat pernapasan tambahan yang terletak pada sebelah rongga insangnya.Ikan cupang mempunyai daftar klasifikasi yang panjang. Daftar klasifikasi yang popular dengan sebutan sistematika ikan tersebut adalah sebagai berikut: :
Filum                   : Chordata Subfilum              : Craniata Superkelas          : Gnathostomata Kelas                   : Osteichthyes Subkelas             : Actinopterygii Superordo          : Teleostei Ordo                   : Percomorphoidei Subordo             : Anabantoidei Famili                 : Antibantidae Genus                 : Betta Spesies                : Betta splendensB. MorfologiIkan cupang yang diambil dari alam aslinya merupakan ikan yang mempunyai postur badan memanjang, dan bila diliat dari depan atau dari belakang mempunyai potongan badan yang pipih kesamping (compressed). Sebagai ikan liar, ternyata badannya mirip dengan bunglon, beragam tergantung alam yang membentuknya. Beberapa spesimen yang tergolong cantik mempunyai warna badan dasar coklat kemerah-merahan dengan corak kebiru-biruan. Semua sisi sangat dekoratif dan warnanya sangat beragam. Sirip punggung sangat lebar dan terentang sampai kebelakang, walaupun badannya tidak terlalu besar tapi keliatan kokoh dan menawan. Ikan cupang memiliki sirip ekor yang membulat (rounded) dengan warna yang sama dengan badannya. Sirip ekor ini juga dihiasi dengan strip berwarna sedikit kehijau-hijauan, sering kali ujungnya berwarna oranye. Sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan, juga memanjang, memantapan eksistensinya sebagai ikan jago berkelahi. Sirip anal ini kadang-kadang dibubuhi warna coklat dan merah. Ikan cupang memiliki sirip perut yang panjang dan berwarna merah oranye. Hanya saja, ujang siripnya sering kali dihiasi warna putih susu. Ikan cupang jantan memiliki ukuran yang lebih besar dibanding ikan cupang betina. Biasanya ukuran ikan cupang jantan bekisar antara  5 - 6 cm.B. HabitatIkan cupang (Betta splendens) bukanlan ikan asli Indonesia, meskipun Indonesia mempunyai ikan yang masih semarga dengan ikan ini yakni Betta fasciatus, alias Stiped fightingfish, yang lebih dikenal dengan nama Tempalo.
Ikan ini pertama kali ditemukan di perairan Thailand dan Malaysia. Sekalipun dahulu belum mengetahui kehebatanya bertarung, namun salah satu yang sering mendapatkan perhatian adalah si jantan mempunyai warna yang menarik. Selain mudah diurus, ikan cupang mudah beradaptasi dan dapat bertahan hidup di dalam wadah yang berukuran kecil. III. Cara Beternak Ikan Hias CupangA. Memiih IndukUntuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. Simpan indukan jantan dan betina di tempat terpisah.Tips membedakan cupang jantan dan betina!Jantan: gerakannya lincah, sirip dan ekor lebar mengembang, warna cerah, tubuhnya lebih besar. Betina: gerakannya lebih lamban, sirip dan ekor lebih pendek, warna kusam, tubuh lebih kecil.Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap kawin adalah sebagai berikut.Untuk cupang jantan:
  • Berumur setidaknya 4-8 bulan
  • Bentuk badan panjang
  • Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
  • Gerakannya agresif dan lincah
Untuk cupang betina:
  • Berumur setidaknya 3-4 bulan
  • Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
  • Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
  • Gerakannya lambat
B. Menyiapkan wadahSetelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina. Sediakan juga tumbuhan air seperti kayambangC. Persiapan Bahan Penempel TelurBahan penempel telur bisa berupa ijuk, yang digapet, tanaman enceng gandok, tali rafia, rumput kering.
D. Pemijahan IkanDalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dalam satu kali kawin biasanya hanya dapat dipanen 30-50 ikan cupang hidup.Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi kelamin betina.Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang:
  • Isi tempat pemijahan dengan air bersih setinggi 10-15 cm. Seabagai catatan gunakan air tanah atau air sungai yang jernih. Endapkan terelebih dahulu air yang akan dipakai setidaknya selama satu malam. Hindari penggunaan air dalam kemasan atau air PAM yang berbau kaporit.
  • Tambahkan kedalam wadah tersebut tanaman air, sebagai tempat burayak berlindung. Tapi penempatan tanaman air jangan terlalu padat. Karena tanaman air berpotensi mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air.
  • Masukkan ikan cupang jantan yang telah siap kawin. Biarkan ikan tersebut selama satu hari dalam wadah. Ikan cupang jantan akan membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya untuk menyimpan telur yang sudah dibuahi. Untuk memancing si jantan membuat gelembung, masukkan ikan cupang betina tetapi dipisah. Caranya, ikan betina dimasukkan dalam gelas plastik bening (bekas gelas akua) dan benamkan ke dalam aquarium dimana ikan jantan berada.
  • Setelah indukan jantan membuat gelembung, masukkan indukan betina. Waktu pemijahan ikan cupang biasanya terjadi sekitar pukul 7-10 pagi atau pukul 4-6 sore. Ikan cupang cukup sensitif ketika kawin, sebaiknya tutup wadah dengan koran atau letakkan di ruang yang terhindar dari hilir mudik orang dan suara bising.
  • Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, karena yang bertanggung jawab membesarkan dan menjaga burayak adalah cupang jantan. Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yang telah dibuahi dan meletakkannya pada gelembung-gelembung tadi. Apabila indukan betina tidak diangkat, maka telur-telur yang telah dibuahi akan dimakan si betina.
  • Setelah kurang lebih satu hari telur-telur tersebut akan menjadi burayak. Selama 3 hari kedepan burayak tidak perlu diberi pakan karena masih ada nutrisi yang terbawa dalam telur. Ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.
  • Setelah tiga hari terhitung sejak telur menetas, berikan kutu air (moina atau daphnia). Pemberian pakan jangan lebih banyak dari burayak karena pakan akan mengotori air dan menyebabkan kematian pada burayak.
  • Indukan jantan baru diambil setelah burayak berumur 2 minggu terhitung sejak menetas. Pindahkan burayak tersebut pada wadah yang lebih besar dan berikan kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
  • Setelah 1,5 bulan, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya. Kemudian pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.
E. Pemberian Pakan Dan Pendederan Benih

Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah kutu air , cacing sutera dan larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin, misalnya 3-4 kali sehari. Semakin sering frekuensinya semakin baik. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering dari pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan sisa pakan yang bisa mengakibatkan berkembangnya penyakit.
Kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang, atau membelinya dari toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita bisa membudidayakan kutu air sendiri. Silahkan lihat cara budidaya kutu air daphnia dan moina.Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa menggunakan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen. Walaupun begitu, disarankan untuk tetap menjaga kualitas air dengan memberinya aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa berkembang sempurna dan selalu dalam kondisi bugar. Terutama untuk perawatan ikan kontes.
Tidak disarankan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih bila ukuran akuariumnya kecil dan tidak ada tempat berlindung. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain. Akibatnya, sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar.
Khusus untuk ikan cupang aduan, kita bisa memasukkannya ke dalam toples kaca kecil. Berdasarkan beberapa pengalaman, agar ikan lebih agresif simpan di tempat yang gelap. Jangan meletakkan toples ikan secara berdekatan. Karena ikan cupang aduan akan terus dalam kondisi siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan sekat tidak tembus pandang di antara toples-toples tersebut.
Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Lihat apakah ada penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada ikan karena pencemaran air.