Minggu, 26 Agustus 2018

Beternak Ikan Cupang, Ternyata Tidak Sulit

I. Pendahuluan
Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar serta bisa dilakukan sebagai usaha rumahan. Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar dari daerah tropis yang banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 
II. Biologi dan Habitat Ikan Cupang
Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang. Salah satu keistimewahan ikan cupang adalah daya tahannya dan sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen serta bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator.Hal ini disebabkan karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.
III. Cara Budidaya Ikan Cupang
A. Memilih Indukan
Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. 
Adapun ciri-ciri indukan ayang berkualitas :
  • Ekornya lebar dan seritnya tebal, jangan yang tipis (karena jika tipis mudah terkena penyakit,dan akibatnya seritnya akan menjadi keriting).
  • Bentuk ekor kalau bisa 180 derajat (biasa disebut a Half Moon), karena perkembangan ekornya akan memanjang (usahakan jangan memilih yang ekornya kurang lebar),karena sewaktu ikan itu berkembang manjadi besar antara ekor dan siripnya ada celah sehingga kurang bagus.
  • Bentuk ekor seritnya harus sama dan rapi.
  • Letak Ekor dengan badan ikan harus ditengah benar-benar seimbang, jangan agak menjorok ke atas.
  • Pilihlah ikan yang badannya besar, jangan yang memanjang, karena memanjang maka pada saat ikan itu berkembang menjadi besar antara ekor dan siripnya akan ada celah.(kurang rapat).
  • Pangkal ekornya harus tebal, jika tipis maka pada saat perkembangan ikannya tidak menambah lebar dari ekornya.
  • Pilihlah ikan yang sering/senang bermain di dasar atau tengah air, karena kalau ikan yang sering bermain di atas kemungkinan ekor yang lebar tersebut urat dari seritnya tersebut akan patah.
  • Jika ikan yang kita sukai sering bermain di permukaan air, caranya agar ikan tersebut tidak bermain di atas adalah sekat yang untuk menutup akuarium ditutup setengah saj (dari atas ketengah), jadi yang terlihat hanya dari bagian tengah ke bawah.
  • Jika kita memilih ikan warna kombinasi, kalau bisa warna di ekor dan disiripnya sempurna (Tidak berantakan = rapi).
  • Begitu pula bila memilih ikan warna dasar, jangan ada warna lain dari ikan tersebut kalau bisa dasinya tersebut juga harus sama dengan warna ikannya. Biasanya ikan dalam kategori warna dasar dasinya berwarna merah.
  • Pilihlah ikan yang serit di siripnya atau ekornya jangan ada yang transparan. (Adhecyber Peutua)
  • Induk yang telah diplih disimpan secara terpisah antara indukan jantan dan betina .
Perbedaan cupang jantan dan betina :
Jantan: gerakannya lincah, sirip dan ekor lebar mengembang, warna cerah, tubuhnya lebih besar. Betina: gerakannya lebih lamban, sirip dan ekor lebih pendek, warna kusam, tubuh lebih kecil.

Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap kawin adalah sebagai berikut.
Untuk cupang jantan:
  • Berumur setidaknya 4-8 bulan
  • Bentuk badan panjang
  • Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
  • Gerakannya agresif dan lincah
Untuk cupang betina:

  • Berumur setidaknya 3-4 bulan
  • Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
  • Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
  • Gerakannya lambat
B. Pemijahan Ikan Cupang
Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina. Sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang. langkah-langkah peijahan ikan sebagai berikut :
  • Persiapkan wadah baskom/akuarium kecil dan bersih.
  • Isi wadah dengan air bersih dengan ketinggian 15 – 30 Cm.
  • Tambahkan kedalam wadah tersebut tanaman air, sebagai tempat untuk burayak berlindung. Tapi penempatan tanaman air jangan terlalu padat, sekadarnya saja. Bila terlalu banyak, tanaman air berpotensi mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air.
  • Masukkan induk ikan cupang jantan lebih dahulu. Biarkan ikan tersebut selama satu hari dalam wadah. Ikan cupang jantan tersebut akan membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya untuk menyimpan telur yang sudah dibuahi. Untuk memancing ikan cupang jantan membuat gelembung, bisa juga dimasukkan ikan cupang betina tetapi dipisah. Caranya, ikan betina dimasukkan dalam gelas plastik bening (bekas gelas akua) dan benamkan kedalam wadah.
  • Setelah indukan jantan membuat gelembung, masukkan indukan betina. Waktu pemijahan ikan cupang biasanya terjadi di pagi hari sekitar pukul 7-10 atau sore hari sekitar pukul 4-6. Ikan cupang cukup sensitif ketika kawin, sebaiknya tutup wadah dengan koran atau letakkan di ruang yang terhindar dari hilir mudik orang dan suara bising.


C. Penetasan Telur
  • Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, karena yang bertanggung jawab membesarkan dan menjaga burayak adalah cupang jantan. Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yang telah dibuahi dan meletakkannya pada gelembung-gelembung tadi. Apabila indukan betina tidak diangkat, maka telur-telur yang telah dibuahi akan dimakan si betina.
  • Setelah kurang lebih satu hari telur-telur tersebut akan menjadi burayak. Nah, selama 3 hari kedepan burayak kecil tidak perlu diberi pakan jarena masih ada nutrisi yang terbawa dalam telur. Ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.
D. Pemberian Pakan
  • Setelah tiga hari dari telur menetas, berikan pakan berupa kutu air jenis Moina atau Daphnia. Pemberian pakan jangan lebih banyak dari benih ikan karena kutu air berpotensi akan mengotori air dan menyebabkan kematian pada burayak. Dalam satu kali perkawinan biasanya ikan cupang akan menghasilkan 400-1000 butir telur.
  • Indukan jantan baru diambil setelah burayak berumur 2 minggu terhitung sejak menetas. Pindahkan benih ikan tersbeut pada wadah yang lebih besar dan berikan kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
  • Setelah 1,5 bulan, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya dan sudah bisa dinikmati keindahannya. Kemudian pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.
E. Perawatan
Perawatan anak cupang yang sudah berumur 2,5 bulan sangat mudah, yang jantan di beri wadah tersendiri, sedangkan yang betina bisa dicapur, yang perlu diperhatikan adalah kualitas airnya, air yang digunakan harus diendapkan dahulu minimum 2 hari setelah itu baru boleh digunakan untuk pergantian air ikan cupang, lebih baik lagi air yang diendapkan tersebut diberi daun ketapang, karena daun ketapang ini sangat berguna untuk mencegah penyakit ikan cupang.
sumber 
https://www.google.co.id/searchq=foto+ikan+cupang&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=TITCr2cES3WjWM%253A%252Cxh941WmNtIlizM%252C_&usg=AFrqEzfYyjNXDr9RuyMtqzzpuSMut9c3Sg&sa=X&ved=2ahUKEwjDh4jmozdAhVHq48KHdVRDNgQ9QEwBnoECAMQEA&biw=1242&bih=602#imgrc=TITCr2cES3WjWM:



Selasa, 21 Agustus 2018

Penyakit Ikan Dan Cara Penanggulangannya

I. Pendahuluan
Gangguan penyakit dapat berupa penyakit non parasiter dan penyakit parasiter. Gangguan penyakit dapat lebih mudah menyerang ikan gurami pada saat musim kemarau dimana suhu menjadi lebih lebih dingin.
Penyakit non parasiter adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan parasit, tapi biasanya bersumber dari faktor lingkungan fisika dan kimia air dan makanan. Penyakit ini bisa berupa pencemaran air karena adanya gas beracun seperti asam belerang atau amoniak, kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturanan. Untuk mengetahui gangguan yang dialami oleh ikan yang dipelihara dapat diketahui dari pengamatan terhadap ikan. Bila ada gas beracun dalam air, ikan biasanya lebih suka berenang pada permukaan air untuk mencari udara segar.
Penyakit parasiter diakibatkan parasit. Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun lendir inangnya dan mengambil manfaat dari inang tersebut. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Berdasarkan letak penyerangannya parasit dibagi menjadi dua kelompok yaitu ektoparasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan endoparasit yang berada dalam tubuh ikan.
Ciri-ciri ikan yang terkena penyakit parasiter adalah sebagai berikut :
o    Penyakit pada kulit : Pada bagian tertentu kulit berwarna merah, terutama pada bagian dada, perut dan pangkal sirip. Warna ikan menjadi pucat dan tubuhnya berlendir.
o    Penyakit pada insang : Tutup insang mengembang, lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu.

o    Penyakit pada organ dalam : Perut ikan membengkak, sisik berdiri. Kadang-kadang sebaiknya perut menjadi amat kurus, ikan menjadi lemah dan mudah ditangkap.
II. Skema Terjadinya Serangan Penyakit

III. Jenis-jenis Penyakit Ikan
A. Bakteri
Jenis bakteri yang menyerang ikan gurami adalah bakteriAeromonas sp, dan Pseudomonas sp. Gejala yang muncul yaitu terdapat luka berdarah tubuh, perut membesar, lendir mencair , sisik mengelupas dan muncul borok ditubuhnya. Dalam jangka waktu dekat ikan akan melemah, mengambang di permukaan air dan akhirnya mati.

Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan merendam ikan dalam larutan oxytetracycline 2 – 5 mg/l selama 24 jam, dan tindakan ini dilakukan berulang 3 kali. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan merendam ikan yang terinfeksi bateri dengan larutan matachite green oxalat 0,5mg/l selama satu jam , selang 1 jam kemudian deberi umpan makanan yang lebih dahulu diberi kandungan oxcytetracycline 60mg/kg pakan, dan diulang selama 7 hari berturut – turut.
B. Jamur
Pada tubuh ikan gurami yang terinfeksi jamur akan muncul benang – benang berwarna krem seperti kapas, biasanya pada kulit tubuh yang terluka. Jenis jamur yang menyerang ikan gurami adalah Saprolegnia dan Achyla. Jamur ini akan menyebabkan ikan menjadi lemah karena kurang makan, sehingga bisa memicu penyakit lain muncul. Cara penyembuhannya adalah dengan memberikan garam ke dalam kolam dengan jumlah 400g/m2 selama 24 jam untuk kemudian diganti besok harinya, selain garam bisa juga dipakai malachyte oxalatesebanyak 1 mg/l air selama 12 jam. Bisa juga menggunakan larutan formalin 200 ppm selama 2 jam.
Jenis penyaki ini desebabkan oleh parasit yang bernama Ichthyophtbyrius. Ciri – ciri ikan yang terkena penyakit white spot yakni munculnya bercak – bercak putih pada bagian kulit. Biasanya ikan yang terkena serangan white spot akan menggosokkan badannya pada lingkungan di sekitarnya, serta mulut ikan gurami tampak kembang kempis seperti kekurangan oksigen. Cara perawatan dari penyakit ini adalah dengan merendam ikan guramidengan ke dalam air yang diberi larutan formalin sebanyak 25 mg/l. dan di tambahkan malachine green oxalat sebanyak 0,2 mg/l selama 24 jam.

C. Parasit
Salah satu parasit yang sering menyerang ikan gurami adalah Argulus indicus yang tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit, berbentuk oval atau membundar dan berwarna kuning bening. Parasit ini menempel pada sisik atau sirip dan dapat menimbulkan lubang kecil yang akhirnya akan menimbulkan infeksi. Selanjutnya infeksi ini dapat menyebabkan patah sirip atau cacar. Parasit lainnya adalah bakteri Aeromonas hdyrophyla, Pseudomonas, dan cacing Thematoda yang berasal dari siput-siput kecil.
Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat dan memindahkan ikan ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran kolam yang terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Sementara pengobatan bagi ikan-ikan yang penyakitnya lebih berat dapat menggunakan bahan kimia seperti Kalium Permanagat (PK), neguvon dan garam dapur.
Selain penggunaan bahan kimia tersebut di atas, petani di daerah Banyumas menggunakan laun lambesar (Chromolaena odorata (L), RM King & H. Robinson ) sebagai antibiotik. Daun lambesan dimasukkan ke dalam kolam sebelum ikan di tebar yaitu pada saat pengolahan kolam. Banyaknya daun lambesan yang dipakai adalah 1 pikul (yaitu kurang lebih 50 kg) untuk luas tanah 25 m2. Penggunaan daun ini adalah 1 untuk 1 masa tanam.

Penggunaan obat-obatan kimia untuk ikan konsumsi tidak dilanjutkan mengingat dampak yang tidak baik kepada konsumen. Kalaupun diberikan obat-obatan tidak boleh langsung di jual kepada konsumen akhir. Penggunaan obat-obatan pada ikan konsumsi juga sebaliknya tidak diberikan apabila ikan hendak diekspor. Besarnya ikan-ikan konsumsi yang mati dibuang.
1. Penyakit Argulus Indicus atau kutu ikan
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Argulus Indicusyang sumber penularannya adalah udang renik. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama fish lae atau kutu ikan. Kutu ini akan menempel dan menggigit mangsa sehingga berdarah. Penularannya adalah melalui air dan melalui kontak langsung dengan ikan lain, biasanya penyakit ini sering muncul pada kolam ikan yang kualitas airnya buruk.
Cara penyembuhannya adalah dengan merendam ikanyang sakit ke dalam air garam 10 -15 g/liter selama 15 menit. Sebaiknya untuk menghindari ikan tertular kembali, anda menambahkan larutan garam 10 – 15 g/m2 untuk membunuh kutu air.
2. Penyakit Dactylogyrus dan gryodactylus
Dua nama ini adalah sejenis cacing parasit yang tumbuh berkembang dikarenakan kualitas air yang buruk, pakan ikan yang kurang atau kepadatan kolam yang terlalu penuh. JenisDactylogyrus menyerang insang ikan, gejalanya adalah menurunnya nafsu makan dan ikan gurami sering terlihat berbaring dengan dengan posisi insang yang terbuka, sedang jenis Gyrodactylus menyerang bagian sirip ikan.

Cara perawatannya adalah dengan memperbaiki kualitas air yang berada di kolam dengan menggantinya dengan air yang baru, dan menambahkan garam sebanyak kira2 40 gram/m2. Jika penyakit sudah sangat parah anda bisa merendam ikan dalam larutan garam selama 1 malam.
IV.Pengendalan Penyakut Ikan
Penyakit bercak merah pada ikan disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Kedua jenis bakteri ini biasanya menyerang bagian luar dan organ dalam tubuh ikan. Gejala serangan penyakit bercak merah pada ikan yaitu terjadinya pendarahan pada bagian tubuh yang terserang, sisik ikan  terkelupas, menimbulkan borok pada kulit ikan, perut membusung, dan terjadi pendarahan pada organ hati, ginjal dan limpa. Gejala lain yaitu gerakan ikan melemah dan sering muncul kepermukaan kolam.
Pengendalian penyakit BERCAK MERAH pada ikan 
–    Menjaga kualitas air
 –    Mengganti air kolam secara teratur,
 –    Memberi pakan tidak berlebihan,
 –    Mencampur pakan dengan oxytetracylin 50mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7-10 har
  –    Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot ikan atau kanamysin 20-40 mg/kg bobot ikan,
 –    Merendam ikan yang sakit menggunakan kaliumpermanganat 10-20 mg/liter selama 30-60 menit,

Tips Mencegah Serangan Penyakit pada Budidaya Ikan 

Melakukan tindakan pencegahan terjadinya serangan penyakit pada ikan jauh lebih baik daripada mengobati. Dengan melakukan pencegahan setidaknya serangan penyakit ikan nila dapat ditekan seminim mungkin. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya serangan berbagai jenis penyakit pada ikan nila :
a).    Pembersihan dan pengeringan dasar kolam setiap selesai panen,
b).    Penggunaan bibit ikan yang sehat dan bebas penyakit,
c).    Menghindari penebaran bibit ikan terlalu padat (melebihi kapasitas kolam),
d).    Menggunakan sistem pengairan secara paralel untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit,
e).    Memelihara ikan nila dengan baik dan benar,
f).    Pakan diberikan dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan, sisa-sisa pakan akan mengendap didasar kolam dan menimbulkan pencemaran bau busuk pada air kolam. Hal ini dapat memicu pertumbuhan jamur dan organisme parasit penyebab penyakit pada ikan nila,
g).    Mengganti air kolam secara teratur.
Selain beberapa organisme penyabab penyakit pada ikan nila diatas, penyakit ikan juga dapat disebabkan oleh kualitas air yang buruk, kotoran atau limbah yang ada didasar kolam dapat menimbulkan keracunan pada ikan. Sisa-sisa pakan dan pembusukan material organik di dasar kolam dapat menimbulkan gas beracun, seperti H2S yang menyebabkan keracunan pada ikan nila.
Sumber :
https://mitalom.com/10-tips-cara-pengendalian-hama-penyakit-pada-ikan-nila/

Petunjuk Teknis Budidaya Belut

I. Pendahuluan


Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air. Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya bertahan dalam kondisi tersebut. Jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus albus). Di beberapa tempat dikenal juga belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan belut sawah dan belut rawa yang paling mencolok adalah postur tubuhnya. Belut sawah tubuhnya pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang dan ramping. 
Belut adalah jenis ikan yang rasanya nikmat, dengan rasa khasnya dan banyaknya gizi yang di kandungnya. Belut merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat digemari banyak orang saat ini, dahulu di tahun 60-an masyarakat hanya mengenal belut sawah atau belut liar, sehingga sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi belut setiap hari. Saat ini sudah sangat banyak orang yang membudidayakan belut ini sehingga belut dengan mudah dapat dijumpai di pasar. Budidaya belut ternyata tidak sulit, dan tidak membutuhkan lahan yang luas, dengan media tong saja belut sudah dapat dibudidayakan dalam jumlah yang besar.


II. Biologi, Morfologi dan Habitat Belut 
Habitat Belut
Di alam bebas belut sering dijumpai dalam perairan berlumpur. Lumpur merupakan tempat perlindungan bagi belut, karena dalam kolam budidaya pun, belut membutuhkan media tumbuh berupa lumpur. Material yang bisa dijadikan bahan membuat lumpur/media tumbuh antara lain, lumpur sawah, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, pelepah pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba dekomposer. Komposisi material organik dalam media tumbuh budidaya belut tidak ada patokannya. Sangat tergantung dengan kebiasaan dan pengalaman. Pembudidaya bisa meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang mudah didapatkan.
Syarat Tumbuh
Belut dapat dipelihara di semua jenis daerah, baik dataran tinggi maupun rendah, baik daerah dengan curah hujan tinggii maupun curah hujan rendah. Hal ini wajar saja karena padi bisa tumbuh di semua daerah, setiap ada sawah yang bisa ditumbuhi oleh padi maka daerah itu kemungkina besar dapat dijadikan sebagai lokasi budidaya belut. Begitu juga dengan kondisi air, syarat budidaya belut hanyalah terdapat air bersih dalam artian bersih dari pencemaran limbah pabrik, pestisida dan detergen. Suhu 25-31°C adalah suhu terbaik untuk membudidayakan belut. Kondisi air yang bersih ini terutama untku anak belut atau sering disebut dengan bibit, ukuran bibit yang baik antara 1 – 2 cm. ketika belut sudah tumbuh dewasa maka kondisi air tidak lagi menjadi masalah karena umumnya belut dewasa dapat hidup di air yang keruh (akibat lumpur).


III. Teknis Budidaya Belut
a. Persiapan Kolam
Budidaya belut bisa dilakukan dalam kolam permanen maupun semi permanen. Kolam permanen yang sering dipakai antara lain kolam tanah, sawah, dan kolam tembok. Sedangkan kolam semi permanen antara lain kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan jaring. Kolam belut yang akan dibahas untuk budidya belut adalah kolam tembok. Kolam tembok relatif lebih kuat, umur ekonomisnya bisa bertahan hingga 5 tahun. Bentuk dan luas kolam tembok bisa dibuat berbagai macam, disesuaikan dengan keadaan ruang dan kebutuhan. Ketinggian kolam berkisar 1-1,25 meter. Lubang pengeluaran dibuat dengan pipa yang agak besar untuk memudahkan penggantian media tumbuh. Untuk kolam tembok yang masih baru, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa minggu. Kemudian direndam dengan air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang. Lakukan pencucian minimal tiga kali atau sampai bau semennya hilang.

b. Pemilihan Bibit

Bibit untuk budidaya belut bisa didapatkan dari hasil tangkapan atau hasil budidaya. Keduanya memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing. Bibit hasil tangkapan memiliki beberapa kekurangan, seperti ukuran yang tidak seragam dan adanya kemungkinan trauma karena metode penangkapan. Kelebihan bibit hasil tangkapan adalah rasanya lebih gurih sehingga harga jualnya lebih baik. Kekurangan bibit hasil budidaya harga jualnya biasanya lebih rendah dari belut tangkapan. Sedangkan kelebihannya ukuran bibit lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah banyak, dan kontinuitasnya terjamin. Selain itu, bibit hasil budidaya memiliki daya tumbuh yang relatif sama karena biasanya berasal dari induk yang seragam. Bibit belut hasil budidaya diperoleh dengan cara memijahkan belut jantan dengan betina secara alami. Sejauh ini di Indonesia belum ada pemijahan buatan (seperti suntik hormon) untuk belut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembibitan, silahkan baca kiat sukses pembibitan belut.

Kriteria bibit belut yang baik sebagai berikut:
  • Ukurannya seragam. Ukuran bibit yang seragam dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan dan menekan risiko kanibalisme atau saling memangsa.
  • Gerakannya aktif dan lincah, tidak loyo.
  • Tidak cacat atau luka secara fisik.
  • Bebas dari penyakit.

c. Penebaran Bibit
Belut merupakan hewan yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi. Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2. Lakukan penebaran bibit pada pagi atau sore hari, agar belut tidak stres. Bibit yang berasal dari tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan telur selama dalam proses karantina. Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu deras (air seperti genangan sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.


d. Pemeliharaan


Perawatan belut yang dibudidayakan didalam tong relatif lebih mudah karena pemantauan budidaya juga relatif kecil. Tetapi demikian perawatan harus tetapi diperhatikan, diantaranya adalah:
1. Pemberian Pakan

Belut merupakan hewan yang rakus. Keterlambatan dalam memberikan pakan bisa berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru ditebar. Takaran pakan harus disesuaikan dengan berat populasi belut. Secara umum belut membutuhkan jumlah pakan sebanyak 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari.

Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg:
  • Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
  • Umur 1-2 bulan: 1 kg
  • Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
  • Umur 3-4 bulan: 2 kg
Pakan budidaya belut bisa berupa pakan hidup atau pakan mati. Pakan hidup bagi belut yang masih kecil (larva) antara lain zooplankton, cacing, kutu air (daphnia/moina), cacing, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan belut yang telah dewasa bisa diberi makanan berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, bekicot, belatung, dan keong. Frekuensi pemberian pakan hidup dapat dilakukan 3 hari sekali. Untuk pakan mati bisa diberikan bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan kepiting yuyu, atau pelet. Pakan mati untuk budidaya belut sebaiknya diberikan setelah direbus terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan mati bisa 1-2 kali setiap hari.
Karena belut binatang nokturnal, pemberian pakan akan lebih efektif pada sore atau malam hari. Kecuali pada tempat budidaya yang ternaungi, pemberian pakan bisa dilakukan sepanjang hari.

Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang volume pemberian pakan. Tetapi sebaiknya pakan diberikan 5 persen dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang diberikan sebaiknya terdiri dari cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke-3 setelah bibit ditebar didalam tong. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut makan dialam bebas, yaitu sore dan malah hari.

Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang volume pemberian pakan. Tetapi sebaiknya pakan diberikan 5 persen dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang diberikan sebaiknya terdiri dari cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke-3 setelah bibit ditebar didalam tong. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut makan dialam bebas, yaitu sore dan malah hari.
2. Pengaturan Air

Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan menimbulkan penyakit bagi belut. Pengaturan air ini dapat dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih kedalam tong. Sebaiknya air yang masuk berupa percikan air, dan hal ini sangat cocok dilakukan dengan menggunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sementara untuk saluran pembuangan dapat dilakukan dengan membuat lobang pada tong di ketinggian 8 cm dari genangan air pada media. Selain itu untuk mengatur pembuangan sisa kotoran percikan air juga sangat bermanfaat untuk menambah oksigen.
c. Perawatan Tanaman Air

Tanaman air ini juga digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan.
d. Pemberian EM4

EM4 berfungsi untuk menetralisir sisa-sisa pakan. Selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan dosis 1/2 sendok makan yang terlebih dilarutkan dalam 1 liter air.
e. Perawatan Disekitar Lokasi

Perawatan di sekitar lokasi ini dilakukan untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam.
e. Panen dan Penanganan Hasil
Pemanenan belut sudah dapat dilakukan setelah 3–4 bulan masa budidaya dilakukan atau sesuai dengan keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar. Pemanenan untuk media drum / tong tentunya lebih mudah , dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.
Tidak ada patokan seberapa besar ukuran belut dikatakan siap konsumsi. Tapi secara umum pasar domestik biasanya menghendaki belut berukuran lebih kecil, sedangkan pasar ekspor menghendaki ukuran yang lebih besar. Untuk pasar domestik, lama pemeliharaan pembesaran berkisar 3-4 bulan, sedangkan untuk pasar ekspor 3-6 bulan, bahkan bisa lebih, terhitung sejak bibit ditebar.
Terdapat dua cara memanen budidaya belut, panen sebagian dan panen total. Panen sebagian dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut, kemudian belut yang masih kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali.
Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada budidaya belut intensif, dimana pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam
Sumber :
https://www.google.com/sorry/index continue=https://www.google.co.id/search%3Fq%3Dcara%2 Bbudidaya%2Bbelut%26oq%3Dcara%2Bbudidaya%2Bbelut%26aqs%3Dchrome..69i57j0l5.7255j0j7%26sourceid%3Dchrome%26ie%3DUTF 8&q=EgRnbluaGLWE79sFIhkA8aeDS87ENSxvoh lMsPfah7oxvu SEEKtGMgFy

Minggu, 12 Agustus 2018

Cara Praktis Budidaya Lele Mutiara

I. Pendahuluan

Lele Mutiara ini merupakan hasil peneilitian yang dilakukan di Sukamandi Subang, Jawa Barat. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan jenis ikan lele baru yang memiliki keunggulan untuk budidaya nantinya. Lele Mutiara merupakan hasil perkawinan silang dari ikan lele mesir, paiton, Dumbo, dan juga Sangkuriang yang diseleksi selama 3 generasi pada karakter pertumbuhan. Lele Mutiara  adalah persilangan antara Lele Mesir ,Lele Paiton, Lele Sangkuriang, dan Lele Dumbo. Pemeliharaan larva 1 bulan menghasilkan benih ukuran 2-3 cm dan 3-4 cm . Pendederan 1 bulan menghasilkan benih ukuran 5-7 cm dan 7-9 cm. Pembesaran 1,5 - 2 bulan tanpa sortir menghasilkan  70-80% ukuran konsumsi Varietas ini dilepaskan berdasarkan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan.No.KEP.09/MEN/2012. 
II. Ciri-Ciri Lele uiara
Lele mutiara, merupakan komoditi baru daru ikan lele yang merupakan hasil penelitian selama 5 tahun lamanya. Pemberian nama lele mutiara ini bukan tanpa arti, namun pemberian nama tersebut mencerminkan kualitas dan juga mutu dari ikan lele tersebut, yakni MU-tu TI-nggi tiada ta-RA.

Lele Mutiara ini memiliki daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik dengan masa pemeliharaan yang lebih singkat. Ikan Lele Mutiara ini bisa dipanen saat usianya 40-50 hari setelah tebar benih, dan laju pertumbuhan ikan Lele Mutiara ini lebih cepat dibandingkan varietas lele pada umumnya


III. Keunggulan Lele Mutiara

  • Laju pertumbuhan sangat tinggi : mencapai 10-40% lebih tinggi dibanding ikan lele lain
  • masa panen singkat: benih ikan lele mutiara berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sementara pada padat tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari
  • Keseragaman ukuran relatif tinggi: untuk tahap produksi benih akan diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir akan diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-80%
  • Rasio konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) relatif rendah : 0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran.
  • Daya tahan ikan lele terhadap penyakit relatif tinggi: sintasan (SR = Survival Rate) pendederan benih berkisar 60-70% pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik).
  • Toleransi lingkungannya pun juga relatif tinggi: suhu 15-35 oC, pH 5-10, amoniak < 3 mg/L,      nitrit < 0,3 mg/L, salinitas 0-10 ‰.
  • Untuk urusan produktivitas relatif tinggi: produktivitas pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi jika dibandingkan benih-benih ikan lele lain
  • Dalam budidaya Lele Mutiara menggunakan benih berukuran 5-7 cm sebanyak 100 ribu ekor ditebar di 10 kolam pembesaran, jadi perkolam di isi oleh 10 ribu ekor ikan Lele Mutiara, jika biasanya untuk sekali panen dari hasil ikan lele biasa 10 ribu ekor mendapatkan 300-600 Kg, maka dengan menggunakan benih Lele Mutiara bisa mencapai 700-900 kg dalam kurun waktu panen 2-3 bulan saja.

IV. Teknis Budidaya
A. Persiapan Kolam

·    Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut :a. 1) Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati. Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.
2) Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.
3) Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal 



B. Pemilihan Benih

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Silahkan baca lebih lanjut mengenai jenis-jenis ikan lele budidayaKami merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi. Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri. Untuk membuat pembenihan sendiri silahkan baca cara pembenihan ikan lele dan teknik pemijahan ikan lele.
1. Syarat benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik. Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
2. Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

C. Pemberian Pakan

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.
1. Pemberian pakan utama
Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.
2. Pemberian pakan tambahan
Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu. Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele. Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.
D. Pengelolaan Kualitas Air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.

E. Pengendalian Hama/Penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.

F. Pasca Panen dan Penaganan Hasil
Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.

Sumber :

https://alamtani.com/budidaya-ikan-lele/

Ikan, Kandungan Dan Manfaat bagi Tubuh Kita

I. Pendahuluan
Ikan adalah makanan yang rendah kalori, berprotein tinggi yang baik untuk otak. Semua manfaat tersebut berasal dari asam omega 3 lemak tak jenuh ganda, populer disebut sebagai omega 3, yang banyak terdapat dalam minyak ikan. Tubuh manusia tidak bisa secara alami menghasilkan omega 3. Meski demikian nutrisi tersebut dibutuhkan oleh tubuh agar sehat. Hubungan antara omega 3 dan kesehatan jantung sudah sejak lama kita tahu. Namun, beberapa penelitian baru menunjukkan cukup bukti, bahwa ikan yang tinggi asam lemak sangat penting untuk kesehatan tubuh secara umum. 
Penelitian mengatakan, makan ikan hanya dua atau tiga kali dalam satu minggu cukup untuk dapat menuai keuntungannya. Salmon, salah satu ikan pendonor omega 3 tertinggi, dengan berat empat ons mengandung sekitar 1,5 gram asam lemak. Ikan lainnya seperti tuna, sarden, dan halibut juga mengandung kadar omega 3 yang tinggi. Jika Anda seorang vegetarian yang tidak makan produk hewani, Anda bisa mendapatkan jumlah harian asam lemak omega 3 yang disarankan melalui omega-3 DHA atau suplemen minyak ikan.
II. Jens-jensi Ikan Dan Kandungannya
a. Ikan memiliki kandungan kaya akan; vitamin A, vitamin D, fosfor, magnesium, selenium, yodium, serta kalsium. Secara mendasar ikan memiliki protein hewani yang sama dengan daging sapi, namun kelebihan ikan adalah memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan sumber protein hewani lainnya dan nutrisinya sangat mudah diserap tubuh.
b. Ikan memiliki kandungan kaya akan asam lemak omega-3, mengonsumsi ikan secara rutin dan teratur setiap minggu dapat: (a) menekan risiko penyakit jantung, (b) memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami depresi, (c) memiliki kemungkinan resiko yang lebih rendah dalam penurunan daya ingat.
c. Dari asam lemak omega-3 ikan pada ikan, dapat juga: (1) mengurangi resiko peradangan dan sakit persendian, dan (2) mengurangi gejala rematik dan penyakit autoimun.
d. Kandungan DHA pada ikan sangat bermanfaat bagi perkembangan otak balita: (1) membuat bayi lebih cerdas, (2) meningkatkan fokus, (3) menajamkan penglihatan, (4) meningkatkan kekebalan tubuh, (5) dapat membantu melindungi anak dari resiko alergi.
e. Ikan termasuk makanan yang rendah lemak, tinggi protein dan merupakan sumber asam lemak omega 3 (lemak baik). Kandungan asam lemak omega-3 di dalam ikan juga sangat penting untuk:  (1) manfaat kesehatan pada jaringan otak, (2) kesehatan retina mata, (3) mengurangi risiko berbagai macam jenis penyakit kankere. 
f. Ikan gabus sangat kaya albumin: (1) jenis protein yang mempercepat penyembuhan pasca operasi dan melahirkan, (2) memiliki antioksidan yang menekan radikal bebas, (3)  membantu pertumbuhan anak, dan (4) menambah berat badan. sebagai sumber protein yang baik untuk tubuh, namun ikan gabus dikenal memiliki jenis kandungan gizi yang lebih tinggi. Kandungan protein ikan gabus sebesar 25,5%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar protein dari ikan bandeng (20,0%), ikan mas (16,0%), ikan kakap (20,0%), maupun ikan sarden  (21,1%).Hebatnya, ikan gabus ini sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting bagi tubuh manusia. Albumin diperlukan tubuh manusia, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicoba untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti kanker,stroke, gagal ginjal, diabetes mellitus hingga pengobatan pasca operasi.


III. Manfaat Ikan Bagi Kesehatan Mansia
a. Mencegah penyakit jantung
Penelitian di Denmark terhadap 49 ribu perempuan menemukan, perempuan yang mengonsumsi sedikit sampai tidak makan ikan sama sekali memiliki risiko masalah jantung sampai 50 persen. Penelitian itu dimuat dalam jurnal Hypertension: Journal of the American Heart Association. Jumlah tersebut dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi ikan setidaknya satu kali seminggu. Ditemukan pula, perempuan yang jarang mengonsumsi ikan memiliki risiko penyakit tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang sering. Penelitian lain juga menemukan, makan ikan yang tinggi omega 3 dapat memangkas kadar lemak darah, berkontribusi terhadap rendahnya risiko penyakit jantung. 
 b. Mengurangi risiko Alzheimer
Makan ikan paling sedikit seminggu sekali membantu menjaga neuron materi abu, yakni bagian di otak yang terkait dengan memori dan kognisi. Hal tersebut berdasarkan pertemuan tahunan Radiology Society of North Amerika, orang yang mengonsumsi ikan panggang atau kukus, tetapi tidak digoreng, memiliki otak lebih besar dan sel-sel yang yang lebih besar di daerah otak yang bertanggung jawab untuk mengingat dan belajar. Ilmuwan percaya, volume otak yang lebih besar mengecilkan risiko penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer. 
c.  Memperbaiki kesehatan kulit dan rambut
Salah satu kelemahan terbesar diet rendah lemak adalah merampas lemak sehat yang dibutuhkan kulit dan rambut. Membuat kulit dan rambut kusam dan kering. Omega 3 pada ikan adalah jenis lemak sehat sebagai nutrisi untuk menjaga kulit Anda sehat dan rambut berkilau.
d. Menghilangkan depresi
beberapa penelitian menemukan, saat dibandingkan dengan obat antidepresan, omega 3 dalam ikan lebih efektik mengobati depresi dari resep medis antidepresan. Penelitian yang dilakukan terhadap 52 perempuan hamil menemukan, memakan 300 miligram kapsul omega 3 selama hamil secara signifikan mengurangi risiko depresi postpartum pada perempuan. 
e. Meningkatkan perkembangan otak
Asam lemak esensial omega 3 yang ditemukan dalam ikan salmon dan ikan yang kaya nutrisi lain adalah nutrisi penting bagi anak-anak. Zat tersebut berkontribusi untuk perkembangan otak. Beberapa penelitian lain bahkan menemukan, mengonsumsi omega 3 dapat menenangkan gejala ADHD. 
f. Dosis vitamin D
Ikan air asin merupakan sumber vitamin D. Para ilmuwan mengatakan, vitamin D dapat menangkal penyakit, meningkatkan kesehatan tulang. Tiga ons salmon mengandung 75 persen jumlah harian yang disarankan untuk vitamin D. 
g. Sperma kuat
Penelitian terbaru terhadap 188 responden menemukan, mereka yang makan ikan lebih segar, bersama makan sehat lain seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijjian, memiliki sperma kuat dibandingkan mereka yang tidak melaksanakan diet sehat.

Sumber :

http://www.mongabay.co.id/2015/03/18/manfaat-ikan-gabus-sumber-protein-tinggi-penyembuh-penyakit/

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150128134514-262-27934/manfaat-makan-ikan-