Rabu, 27 April 2016

Budidaya Ikan Nilem (Ostheochilus hasselti C.V)



Pendahuluan

Ikan nilem (Ostheochilus hasselti C.V) merupakan salah satu dari komoditas unggulan ikan air tawar yang masih belum banyak di budidayakan di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini ikan nilem hanya baru dikembangkan di daerah Tasikmalaya, Jawa Tengah dan pada daerah-daerah yang bersuhu dingin (daerah pegunungan). daging ikan ini banyak dimainati konsumen karena memiliki cita rasa sangat spesifik dan lebih gurih dibandingkan dengan ikan tawar yang lainnya karena ikan nilem ini di dalamnya mengandung sodium glutamat di dalam daging yang dengan alami terbentuk karena disesbabkan oleh pengaruh dari kebiasaan makan pakan yang alami yaitu phito serta zoo plankton dan terutama dari ganggang yang banyak tumbuh dari pemupukan kolam
Potensi dari ikan nilem ini selain karena dagingnya yang gurih, namun di negara tujuan ekspor ikan nilem ini seperti Taiwan, Singapura, Hongkong dan Malaysia dijadikan abon, saus, dendeng, pepes, dll.

Habitat
Ikan nilem sangat cocok untuk dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian dari 150 sampai 1.000 meter diatas permukaan laut dan dengan suhu sekitar 18 sampai 28 derajat. Tempat memelihara ikan nilem ini juga sebaiknya mempunyai aliran sungai yang mengalir atau bisa diakali dengan membuat kolam buatan dengan air yang terus mengalir.
K3biasaan Makan
Makanan ikan nilem yaitu detritus dan jasad penempel peryphyton seperti ganggang (chlorophyceae, cyanophyceae), cyanobacteria, mikroba heterotrofik, dan detritus yang melekat dan terendam pada permukaan air. Pada stadia larva dan benih, ikan nilem memakan fitoplankton dan zooplankton atau jenis alga ber-sel satu seperti diatom dan ganggang yang termasuk ke dalam kelas cyanophyceae dan chlorophyceae yang mengandung klorofil a dan klorofil b dan protein (Syandri 2004; Cholik et al. 2005), sedangkan ikan nilem dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air seperti chlorophyceae, characeae, ceratophyllaceae, polygonaceae (Susanto 2001). Dari kelompok famili ciprinidae ikan nilem termasuk ikan yang tahan terhadap serangan penyakit, diduga dengan kebiasaan makan ikan nilem termasuk kedalam kelompok omnivora dimana pakan yang dikonsumsi didominasi dengan pakan alami dari kelompok ganggang yang mudah tumbuh di perairan, yang disinyalir banyak mengandung anti bodi. Dengan mayoritas makanannya berupa peryphyton dan tumbuhan yang menempel di jaring apung, dengan demikian ikan nilem dapat berfungsi sebagai pembersih jaring apung (Jangkaru 1989)
Cara Budidaya
Persiapan Kolam

Kegiatan pertama adalah persiapan kolam, setiap kolam yang nantinya akan digunakan sebagai pembesaran, harus terlebih dahulu dikeringkan dengan waktu kurang lebih dua minggu dan ditaburkan dengan kapur sebanyak kurang lebih 50 kg, hal ini bertujuan untuk memusnahkan bakteri patogen yang ada dalam tanah. Lalu setelah kolam tersebut diisi dengan air, tunggu sampai sekitar tiga hari dan barulah larva atau benih ikan nilem ini ditebar.
 Pemijahan atau perkawinan dapat dilakukan pada kolam dari semen dan untuk pembesaran sebaiknya dilakukan di kolam tanah. Hal tersebut dikarenakan lumut atau plankton yang ada dalam dasar kolam tanah merupakan pakan yang alami bagi ikan nilem.
Pemijahan Ikan
Pemijahan ini dilakukan dengan cara memasukkan satu induk ikan nilem yang jantan dan dua ekor indukan betina yang memang sudah siap untuk kawin (gonad). Pilih induk yang umurnya sudah mencapai 1 hingga 1,5 tahun dan dengan bobot 180 sampai 200 gram. Induk ikan nilem yang sudah matang gonad ini biasanya akan memiliki gerakan yang lebih lambat, lalu postur dari tubuh ikan yang gemuk, warna tubuhnya berwarna kelabu kekuningan dan juga pada lubang genital akan berbentuk bulat telur melebar dan seperti membengkak. Sedangkan pada induk jantan biasanya pada bagian kelaminnya akan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) jika bagian perutnya di urut dan mempunyai badan yang ramping serta lincah
Pemeliharaan
Setelah telur ikan nilem menetas, segeralah untuk memasukkan larva atau benih ke dalam kolam pembesaran yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan memberikan pakan berupa plankton atau lumut yang bisa berasal dan diambil dari kotoran ayam yang akan menghemat karena tidak perlu membeli pellet. Jika memang diperlukan tambahkanlah 100 kg dedak sebagai pakan tambahan selama satu bulan. Pemeliharaan ini biasanya berlangsung selama 2 sampai 3 bulan. Lalu setelah ikan nilem ini berumur 3 bulan, panenlah ikan dengan cara mengurangi dari volume air dan ikan nilem pun siap untuk dipanenen dan disortir berdasarkan ukuran
Pembesaran
Persiapan kolam
Untuk memperoleh keberhasilan pelaksanaan demplot sesuai pemilihan metode yang telah ditetapkan, maka lokasi demplot sbaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
(1) Letaknya strategis ( dipinggir jalan, sering dilalui banyak orang, (2) Secara teknis memenuhi persyaratan untuk budidaya ikan gurami, (3) Mudah dijangkau sasaran dan pelaksana demplot, (4) Bebas dari bahaya banjir dan bencana alam lainny. Sebelum dipergunakan sebagai lahan demplot, maka dilakukan persiapan lahan sesuai rekomendasi teknis seperti pengeringan lahan, pengolahan tanah dasar kolam, perbaikan pematang, perbaikan pintu air, dan pemasangan saringan pada pintu air masuk.
Penebaran Benih
Setelah kolam selesai dilakukan persiapan, kemudian diisi air dan siap ditebari benih ikan gurami. Agar hasil pelaksanaan demplot nyata sesuai tujuannya yaitu menghasilkan ikan konsumsi yang diusahakan selama 8 bulan, maka benih yang digunakan dipilih benih ukuran kampelan dengan padat tebar 1-2 ekor per m2. Dengan demikian benih yang ditebar sebanyak 30 kg atau 180 ekor untuk kolam I seluas 90 m2. Sedangkan kolam ke II ditebar 150 ekor untuk luasan 75 m2.
 Pemberian Pakan
Setelah kolam selesai dilakukan persiapan, kemudian diisi air dan siap ditebari benih ikan gurami. Agar hasil pelaksanaan demplot nyata sesuai tujuannya yaitu menghasilkan ikan konsumsi yang diusahakan selama 8 bulan, maka benih yang digunakan dipilih benih ukuran kampelan dengan padat tebar 1-2 ekor per m2. Dengan demikian benih yang ditebar sebanyak 30 kg atau 180 ekor untuk kolam I seluas 90 m2. Sedangkan kolam ke II ditebar 150 ekor untuk luasan 75 m2.
Panen
Panen dapat dilaksanakan selama 8 bulan yaitu mulai bulan jika ditebar bulan April , maka bulan Desember dan panen direncanakan pada bulan Desember , sehingga pada saat pembuatan pelaporan belum diketahui jumlah produksinya. Untuk itu dilakukan perkiraan jumlah produksi melalui sampling. Data yang diperoleh dapat dipergunakan untuk perhitungan atau perkiraan produksi berdasar data laju pertumbuhan per hari/per minggu