I. PENDAHULUAN
Gurame
adalah jenis ikan konsumsi bergizi tinggi yang termasuk jenis ikan air tawar
dengan daya tahan tubuh yang tinggi. Gurame ( Osphronemus gouramy ), memiliki
bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian
perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga
Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Guramme dapat tumbuh baik dengan ketinggian 20-400 m dpl. Gurame mudah dibudidayakan tetapi did dataran tinggi sekitar 800 m dpl ikan gurame cenderung lambat pertumbuhannya.
Usaha budidaya
ikan gurami bisa di jalankan menyesuaikan modal. Dari modal kecil hingga
yang modal besarpun dapat untuk meningkatkan usaha budidaya ikan gurame ini.
Oleh oleh karena itu usaha budidaya ikan gurame ini terbuka untuk siapapun, sehingga ikan ini memiliki prospek yang bagus, selain harga jual yang relatif tinggi, dagung rasanya enak, banyak digemari/disukai konsumen, serta mudah cara pemeliharaannya.
II. KLASIFIKASI, MORFOLOGI, DAN HABITAtT
A. Klasifikasi
Di berbagai Daerah, gurame
dikenal dengan berbagai sebutan, di antaranya, gurameh (Jawa), gurame (Sunda,
Betawi), kalau, kala, alui (Sumatera). Dalam bahasa Inggris, gurami disebut
giant gouramy. Menurut Bleeker yang kemudian disempurnakan oleh Sunier, Weber,
dan De Beaufort, klasifikasi gurami sebagai berikut.
Fillum
|
:
|
Cordata
|
Subfillum
|
:
|
Vertebrata
|
Kelas
|
:
|
Pisces
|
Ordo
|
:
|
Labirinthici
|
Sub ordo
|
:
|
Anabantidae
|
Genus
|
:
|
Osphronemus
|
Spesies
|
:
|
Osphronemus gouramy Lac
|
B. Morfologi
ü
Bentuk badan oval agak panjang, pipih, dan
punggung tinggi
ü
Mulut kecil, dengan rahang atas dan bawah tidak
rata. Di bagian rahang terdapat gigi-gigi kecil berbentuk kerucut. Deretan gigi
sebelah luar lebih besar dibandingkan dengan gigi sebelah dalam. Ikan yang
sudah tua memiliki dagu menonjol.
ü
Badan berwarna kecoklatan dengan bintik hitam
pada sirip dada. Ukuran sisik besar.
ü
Pada jari pertama sirip perut terdapat alat
peraba berupa benang panjang.
ü
Memiliki alat pernapasan tambahan (labirin) yang
berfungsi menghirup oksigen langsung dari udara. Alat berupa selaput yang berkelok-kelok
dan menonjol ini terdapat di tepi atas insang pertama. Pada labirin terdapat
pembuluh kapiler yang memungkinkan gurami untuk mengambil oksigen langsung dari
udaha dan menyimpannya.
ü
Pada gurame muda, di depan sirip duburnya
terdapat bintik hitam yang menandakan bahwa gurami itu masih berusia muda.
ü
Pada ikan yang sudah tua, terdapat duri di sirip
punggung dan sirip dubur yang ukurannya akan semakin besar
C. Habitat Dan Kebiasan Makan
Gurame dapat tumbuh dan berkembang pada perairan tropis
maupun subtropis. Secara geografis, habitat ikan gurame tersebar di berbagai
negara. Di alam bebas gurame hidup dan tumbuh di sungai-sungai atau rawa-rawa
air tawar yang berada pada ketinggian antara 50-600 di atas permukaan laut.
Tidak menutup kemungkinan bahwa gurame dapat hidup di air yang sedikit asin.
Namun meskipun memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan,
gurame lenih cocok hidup di perairan air tawar.Habitat dan sifat ikan gurame
Gurame termasuk golongan ikan Labyrinthici, sebangsa ikan
yang memiliki alat pernapasan insang dan insang tambahan ( Labirin ). Labirin
adalah alat pernapasan berupa selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada
tepi atas lapisan insang pertama. Pada selaput ini terdapat pembuluh darah
kapiler sehingga kemungkinan gurame untuk mengambil oksigen langsung dari
udara.
Bentuk tubuh yang pipih dan tinggi (compres) serta bentuk sirip ekor setengah lingkaran
merupakan ciri bahwa gurame ikan penghuni air tenang, dengan dasar perrairan
yang tidak terlalu keras dan berlumpur.
Dasar kolam yang keras dapat merusak tubuh gurame ketika
menggosok-gosokan tubuhnya, terutama kalau sedang mengalami sedikit stress.
Sementara dasar kolam yang berlumpur mudah di aduk-aduk gurame. terutama pada
waktu mencari makan yang menyebabkan pernapasan dan pengilahatan nya gurame
terganggu. Suhu optimal habitat gurame berkisar 24-38c. Kandungan oksigen
berlarut di perairan 3-5 ppm. Sementara derajat ke asaman (pH) berkisar 7-8.
Habitat dan sifat ikan gurame memiliki tingkat kepekaaan
yang rendah terhadap senyawa-senyawa beracun di dalam air sangat menguntungkan.
Kebanyakan ikan air tawar akan mati pada kadar karbondioksida (CO2) terlarut
sebesar 15 ppm. Namun gurame masih mampu bertahan hidup meskipun
karbondioksidanya mencapai 100 ppm. Kehidupan gurame juga tidak terganggu
dengan adanya bahan beracun di dalam air seperti nitrogen dalam bentuk amoniak
(NH3) atau amonium (NH4) maupun sulfida dalam bentuk asam sulfida (H2S).
Gurame juga termasuk ikan pemakan segala (omnivora). Larva
gurame yang masih kecil memakan binatang retnik (retifera, infusoria, moina,
daphnia) yang hidup sebagai perifiton (melayang dalam kolam air). Benih gurame
lebih menyenangi larva serangga crustaceae, zooplankton, dan cacing sutra.
Setelah besar gurame lebih berkecenderungan memakan de
daunan dari tumbuhan air. Pakan dan kebiasaan ikan gurame bisa berubah sesuai
dengan keadaan lingkungan hidupnya. Dalam lingkungan yang berbeda, ikan lebih
bergantung atau berkolerasi dengan ketersediaan makanan. Pada habitatnya
panjang tubuh gurame yang berumur satu tahun mencapai panjang sekitar 15 cm,
dua tahun mencapai 25 cm dan pada umur 3 tahun mencapai 30-33 cm. Pertumbuhan
gurame akan berlangsung dengan cepat pada umur 3-5tahun.
Pertumbuhan wal gurame jantang lebih lambat di banding
dengan pertumbuhan gurame betina,namun pada pertumbuhan selanjutnya, gurame
jantan akan lebih panjang dan melebar sehingga bentuk tubuhnya terlihat pipih.
Sementara gurame betina akan tumbuh tebal sehingga terlihat gemuk.
Pertumbuhan gurame di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
faktor dalam dan faktor luar. faktor dalam di antaranya keturunan (genetik),
seks, umur, serta parasit dan penyakit. Dalam budidaya faktor keturunan bisa di
kontro. Pengontrolan keturunan dapat di lakukan dengan mengadakan seleksi untuk
mencari bibit ikan yang baik. Sementara faktor luar yang berpengaruh secara
dominan adalah pakan dan suhu perairan. Namun dalam keadaan extrem faktor kimia
perairan juga bisa menjadi penentu keberhasilan budidaya gurame dan tentu
berlaku untuk semua jenis ikan, hindari bahan kimia secara langsung.
D. Syarat Tumbuh
- Tanah
yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan
massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
- Kemiringan
tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
- Ikan
gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian 50-400 m dpl.
- Kualitas
air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak
berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia
beracun, dan minyak/limbah pabrik.
- Kolam
dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat
baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk
pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang
diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara
polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
- Keasaman
air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
- Suhu
air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
III. JENIS JENIS IKAN GURAMI
a. Gurame Soang
Gurame soang ini juga dikenal sebagai gurami jawa
barat karena pada awalnya banyak terdapat di Jawa Barat, terutama di Ciamis dan
sekitarnya. Gurame jantan memiliki dahi yang lebih menonjol dibandingkan gurami
betina. Semakin dewasa, bentuk dahi semakin menonjol ke atas seperti kepala
angsa (soang — Sunda). Karena itulah, gurame jenis ini disebut gurame soang.
b. Gurame Jepun
Gurame Jepun dikenal dengan nama gurame jawa tengah
atau gurami purwokerto. Ukuran tubuhnya lebih kecil, panjangnya maksimal 45 cm
dengan bobot 3,5 – 4 kg. Tubuhnya berwarna hitam dengan sisik kecil-kecil.
Produksi telurnya 2.000 – 3.000 butir telur per periode bertelur.
Gurame lain yang banyak dikenal oleh petani di Jawa
Barat ialah gurame bastar. Gurami bersisik besar ini berwarna agak kehitaman
dengan kepala putih. Sosoknya bongsor seperti gurami soang, tetapi kepalanya
tidak terlalu nongnong. Laju pertumbuhannya pun cepat. Sayangnya, produksi
telurnya hanya 2.000 – 3.000 butir setiap kali memijah.
Gurame bluesafir ini tubuhnya berwarna merah mudah
cerah. Berat maksimum hanya 2 kg/ekor. Sekali memijah, induk betina
menghasilkan sekitar 6.000 butir terlur. Gurami ini biasa dijadikan hiasan
akuarium.
Tubuh gurami jenis ini berwarna dasar merah muda cerah
mirip gurami bluesafir. Kepalanya berwarna putih dan terdapat bintik atau totol
hitam di sekujur tubuhnya. Bobot maksimum hanya 1,5 kg/ekor. Gurame paris mampu
menghasilkan sekitar 5.000 butir telur sekali memijah. Jenis ini tergolong
tidak produktif untuk dijadikan gurami konsumsi.
Tubuhnya berwarna merah muda cerah dengan bagian bawah
tubuh putih. Ukuran kepala relatif kecil. Gurame porselen mampu menghasilkan
telur sampai 10.000 butir sekali memijah. Gurami ini dicari sebagai benih
unggul.
Warnanya putih keperakan seperti kapas. Sisiknya kasar
dan besar. Bobotnya hanya mencapai 1,5 kg/ekor. Sementara itu, produksi
telurnya hanya 3.000 butir sekali memijah.
Warnanya hitam merata dan sisiknya kasar.
Pertumbuhannya termasuk lamban. Pada umur 13 bulan bobot hanya mencapai 0,5 kilogram.
Karena itu, gurami ini sangat tidak produktif untuk dibudidayakan sebagai
gurame konsumsi.
IV. TEKNIS PEMBENIHAN IKAN GURAMI
A. Persiapan Induk
Induk
mencapai umur > 3 - 7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, Jumlah telur induk ikan gurame tergantung
dari berat indukan betina semakin besar indukan betina semakin banyak
jumlah telur yang tersimpan, perut akan membulat dan relatif
penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak
cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi.
Induk
betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan
membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak
putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras
lembek.
Ciri-Ciri
indukan Gurame
1) Induk betina
Ikan
betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, warna
dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai
maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa.
2) Induk jantan
Ikan
jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai
dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan menjulur. Induk
jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukan reaksinya
dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas.
B. Persiapan Substract
-Siapkan bahan-bahan seperti ijuk, rumput kering, sabut kelapa,
-siapkan sosok
-buat anjang-anjang dari bambu dan letakkan pada tepaian kolam pemijahan ikan
-cuci bersih bahan sarang jika perlu di treatmen dan keringkan
-taruh bahan-bahan sarang diatas anjang-anjang
C. Persiapan Kolam
Jenis
kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a) Kolam penyimpanan induk
Kolam
ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10
meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina
dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam
berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk
1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun
syarat kolam pemijahan
adalah
suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau
ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas
kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50
cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam
kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5
cm.
D. Pelaksanaan Pemijahan Ikan
§
Induk yang sudah matang gonad siap untuk
ditebarkan di kolam pemijahan.
§
Kolam pemijahan merupakan kolam khusus
yang ukurannya tergantung jumlah induk yang dimiliki, ukuran minimumya 20 m2
dan maksimum dapat mencapai 1000 m2 dengan kedalaman ideal 0,8 m - 1,5 m.
§
Kolam induk sebaiknya dekat dengan kolam
pemijahan sehingga memudahkan proses pemindahan induk ikan.
§
Padat tebar induk ikan gurami diusahakan 1
ekor induk ikan yang bobotnya 3-5 kg per ekor sebaiknya memiliki areal untuk
bergerak bebas seluas 5 m2.
§
Penebaran induk dilakukan dengan
perbandingan 1 ekor jantan yang bobotnya mencapai 3-5 kg dan 3 ekor betina yang
bobotnya minimal 3 kg.
§
Proses pemijahan biasanya akan berlangsung
yang diawali 1 minggu pertama induk jantan telah memulai membuat sarang,
lamanya membuat sarang lebih kurang 6 hari kemudian induk betina yang sudah
siap pijah memiliki naluri akan segera berpijah setelah sarangya siap,
terjadinya proses pemijahan selama 2-3 hari, induk betina segera mengeluarkan
telur-telurnya dan secara bersamaan pula induk jantan menyemprotkan sperma dan
terjadi proses pembuahan telur oleh sperma jantan.
§
Proses perkawinan akan diakhiri apabila
jantan telah menutup sarang, dengan ijuk atau sejenisnya. Keberhasilan proses
pemijahan dapat diamati pula dengan melihat pemukaan kolam yang ada sarang
guraminya terlihat keluar banyak minyak dipermukaan air dan tecium bau amis.
E. Penetasan telur
Penetasan Telur Ikan Gurame
§ Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan secara
berhati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan
sebaiknya sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa
ember atau baskom yang berisi air dan diberi Metheline Blue dengan perbandingan 5 cc obat untuk 5 liter air.
§ Penetasan dapat dilakukan di dalam paso atau baskom maupun di dalam akuarium. Air di dalam baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplay oksigen dan setiap hari dilakukan
pengambilan telur-telur yang tidak menetas atau berjamur supaya tidak menular
ke telur yang sehat. Biasanya telur gurami akan menetas setelah 36-41 jam.
F. Perawatan Larva
§
Setelah telur menetas, larva dapat
dipelihara dalam paso atau baskom selama 8-10 hari sampai kuning telur
habis.
§ Bila penetasan dilakukan di dalam akuarium, pemindahan
larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan di akuarium, penggantian air perlu dilakukan untuk membersihkan air dari
minyak yang dihasilkan saat penetasan. Suhu dipertahankan pada kisaran 29-30
derajat celcius.
§
Pemindahan larva dari lokasi penetasan ke
lokasi pembesaran / pendederan dapat dilakukan dengan menggunakan baskom atau
ember.
§
Larva dimasukkan ke dalam ember bersama
air dari tempat penetasan sehingga larva tidak stres. Sebaiknya pemindahan ke
kolam atau tempat pendederan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pebedaan
suhu antara air media penetasan dan air media pendederan atau kolam tidak
begitu mencolok.
Pemberian Pakan Ikan Gurame
§ Pakan mulai diberikan setelah larva berumur 8-10 hari
atau setelah kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yang
bisa berupa artemia, kutu air berupa daphina atau moina, cacing sutera.
§
Jenis pakan yang diberikan ini disesuaikan
dengan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian sebanyak 4-5 kali sehari.
§ Untuk larva yang dipelihara di akuarium, pemberian pakan dapat diberikan sebanyak 2 sendok makan
untuk 1000 ekor larva setiap pemberian. Ketika sudah semakin besar, kepadatan
larva dalam satu akuarium dapat dikurangi.
§ Larva yang dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara hingga menjadi benih yang siap ditebarkan ke
kolam pemeliharaan benih.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar