Minggu, 30 Juni 2019

PEMBENIHAN LELE SECARA ALAMI DAN SEMI INTENSIF




I.             PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang bernilai ekonomis, serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele bersifat nocturnal, yaitu aktif mencari makan pada malam hari. Ikan lele memiliki berbagai kelebihan, diantaranya adala pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi (Suyanto 2006). Selain itu ikan lele mudah dibudidayakan karena mampu hidup dalam kondisi air yang jelek dengan kadar oksigen yang rendah dan mampu hidup dalam kepadatan yang sangat tinggi. Ikan lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan mempunyai organ arborescent, yaitu alat yang membuat lele dapat hidup dilumpur atau air yang hanya mengandung sedikit oksigen.

II.           KLASIFIKASI, MORFOLOGI, DAN HABITAT
A.  KlasifikasiKingdom :Animalia
Sub Kingdom              :Metazoa
Filum                           :Chordata
Sub Filum                    :Vertebrata
Kelas                           :Pisces
Sub Kelas                    :Teleostei
Ordo                            :Ostariophysi
Sub Ordo                     :Siluroidea
Famili                          :Clariidae
Genus                          :Clarias
Spesies                        :Clarias gariepinus

A.   Morfologi
Ikan lele berwarnakehitaman atau keabuan memiliki bentuk badan yang memanjang pipih ke bawah(depressed), berkepala pipih dan memiliki empat pasang kumis yang memanjangsebagai alat peraba.Ikan lele mempunyai jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada P.9-10,sirip perut V.5-6 dan jumlah sungut sebanyak empat pasang, satu pasang diantaranya lebih panjang dan besar. Sirip dada dilengkapi dengan sepasang duri tajam atau patil yang memiliki panjang mencapai 40 mm terutama pada ikan lele dewasa, sedangkan pada ikan lele yang sudah tua sudah berkurang racunnya.Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan perbandingan antara panjang baku danpanjang kepala adalah 1: 3-4.  Ukuran mata sekitar 1/8 panjang kepalanya.Giginya berbentuk viliform dan menempel pada rahang (Rahardjo dan muniarti,
1984).
B.   Habitat
Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar. Disungai yang airnya tidak terlalu deras, atau di perairan yang tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa serta genangan-genangan kecil seperti kolam, merupakan lengkungan hidup ikan lele. Ikan lele mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernapasannya dari udara di luar air. Karena itu ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik. Oleh karena itu ikan lele tahan hidup di comberan yang airnya kotor. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya 20o C, pertumbuhannya agak lambat. Di daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik. Lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau asin (Suyanto, 2004). Ikan lele dapat hidup normal di lingkungan yang memiliki kandungan oksigen terlarut 4 ppm dan air yang ideal mempunyai kadar karbondioksida kurang dari 2 ppm, namun pertumbuhan dan perkembangan ikan lele akan cepat dan sehat jika dipelihara dari sumber air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran irigasi ataupun air sumur (Suyanto, 2006).
C.   SYARAT TUMBUH
Ø  Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20o-30o C, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27o C,
Ø  Kandungan oksigen terlarut > 3 ppm,
Ø  pH 6,5-8
Ø   NH3 sebesar 0,05 ppm.
Ø  Ikan lele digolongkan ke dalam kelompok omnivora (pemakan segala) dan mempunyai sifat scavanger yaitu ikan pemakan bangkai.
Ø  Selain pakan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pelet.
Ø  Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam dengan frekuensi 2-3 kali sehari (Khairuman dan Amri, 2002) .
III.          TEKNIK PEMBENIHAN SEMI INTENSIF
A.   Persiapan Induk
Ciri Induk Lele Jantan
        Jika dilihat dari atas, jantan tampak panjang dan ramping
        Bentuk kelamin panjang dan menonjol
        Perut lurus/ramping.
Ciri Induk Lele Betina
        Bentuk kelamin bulat/oval
        Daging pada punggung umumnya lebih tebal
        Perut buncit jika di tekan terasa lembek.
Sedangkan induk Lele Jantan Siap Kawin
        Kelamin menonjol
        Kelamin berwarna kemerahan
Induk Lele Betina Siap Kawin
        Perut buncit dan lembek
        Kelamin bulat dan memerah
B.   Persiapan Wadah
Memijahkan ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah, kolam terpal, maupun kolam tembok. Jika dilakukan pada kolam tanah, lumpur harus dibuang kemudian dikeringkan hingga dasar kolam retak-retak. Kemudian kolam tanah diisi dengan air hingga ketinggian 30 cm. Usahakan air baru (bukan air bekas budidaya).
Untuk memudahkan menangkap induk keesokan harinya, pasang waring/hapa. Jadi pemijahan dilakukan di dalam hapa. Hapa dipasang sebelum kolam diisi air. Kakakan dirangkai di dasar hapa. Hapa menyentuh tanah. Kakaban diberi pemberat batu agar berada di dasar saat air penuh.
C.   Persiapan Substract
Kakaban adalah media/substrat telur lele terbuat dari injuk. 1 Induk betina butuh 5 kakaban. Jadi jika memijahkan 2 pasang, butuh setidaknya kakaban sebanyak 10 buah. Sebelum digunakan kakaban sebaiknya dijemur dulu selama 1 hari.
D.   Penebaran Induk
Pilih dan masukanlah indukan lele yang siap pijah sesuai dengan ciri induk siap pijah yang telah dibahas. Berikut ini contoh photo seleksi induk. Lantai diberi alas plastik dan diberi air supaya licin tidak merusak kulit. Pemilihan harus dilakukan di tempat yang teduh. Masukan induk pada sore hari, umumnya pemijahan dapat terjadi pada malam hari, subuh ataupun pagi pagi sekitar pukul 05.30am . Masukan induk dengan hati-hati dan pelan-pelan. Jangan lupa berdoa ya ! Jika pemijahan secara alami maka induk langsung dimasukan setelah seleksi. Jika semi alami induk disuntik hormon terlebih dahulu menggunakan OVAPRIM
E.   Pemijahan Semi Intensif
Berikut tahapan pemijahan semi alami pada ikan lele :
        Seleksi induk yang hanya sudah matang gonad/siap pijah
        Timbanglah induk jantan dan betina
        Catat berat induk betina dan jantan terpisah
        Dosis OVAPRIM 0.3 ml per kg Induk
        Gunakan jarum suntik baru setiap melakukan pemijahan
        Encerkan OVAPRIM dengan aquabides 1:1 atau 1:2
        Tangkap induk yang telah ditimbang, tutup kepala lele dengan kain basah
        Memegang induk lele jangan terlalu kuat, lembut saja karena akan berontak
        Suntikan pada lele pada otot punggung, kedalaman jarum 1,2 cm
        Suntikan dengan sudut 45o
        Masukan campuran ovaprim tadi sesuai dosis pelan pelan
        Cabut jarum secara perlahan sambil menekan titik tusuk jarum.
        Induk yang telah disuntik langsung dimasukan ke dalam hapa pemijahan.
F.   Persiapan Alat Dan Bahan
Cara pengambilan ovaprim :
        Tutup botol berada di bawah (tegak)
        Buka suntikan (jangan sentuh jarum, steril !)
        Masukan jarum
        Sedot secara perlahan sesuai dosis
        Cabut suntikan tusukan kembali ke akuabides
        Ambil sesuai dosis
        Kocok jarum perlahan menyerupai angka 8
G.   Pelaksanaan pemijahan Semi Intensif
Pemijahan Lele secara buatan
Pemijahan secara buatan, banyak dilakukan. Umumnya dipraktekan ketika musim tidak mendukung dan biasa dilakukan jika target benih dalam jumlah besar dan butuh kepastian angka derajat pemijahan. Titik kelemahan metode ini adalah jantan didonorkan dan dibunuh untuk diambil kantong spermanya. Tata cara sebagai berikut
1.       Timbang induk betina.
2.       1 ekor jantan bisa membuahi 2-3 ekor betina pada metode ini, tergantung kualitas kantong sperma (sperma yang bagus, putih dan besar).
3.       Jantan dibedah saat proses pengurutan telur (striping).
4.       Hitung dosis ovaprim yang digunakan untuk betina (dosis 0,3 ml/kg).
5.       Induk betina disuntik ovaprim yang telah diencerkan dengan aquabides.
6.       Dari penyuntikan ke pengeluaran telur jeda nya 8 jam
7.       Jika induk betina akan distriping jam 06.00 pagi, maka betina disuntik pukul 22.00 (jam sepuluh malam).
8.       Setelah induk disuntik, induk betina disimpan di dalam drum yang berisi air pisahkan dengan jantan.
9.       Setelah 8 jam induk betina diurut/striping untuk dikelurakan telurnya
10.     Tampung telur ke mangkok plastik kering dan bersih
11.     Bedah jantan, dengan memotong kepala terlebih dahulu hingga memutus sambungan pangkal tulang belakang. Setelah itu ambil gunting dan bedah kulit perut dari lubang kencing ke arah dada. Buka dan potong kantong sperma dengan hati-hati.
H.   Penetasan Telur
Penetasan telur umumnya bisa terjadi pada kurun waktu 24-36 jam. Telur akan berubah menjadi larva warna nya masih trasnparan seperti kaca dan membawa kuning telur (yolk sack) sebagai cadangan makanan. Selama fase ini tidak perlu diberi makan, jika warna larva sudah menghitam dan berenang mengitari kolam, tandanya anakan lele sudah harus diberi makanan pertama mereka.
I.     Perawatan Larva
ikan baru menetas dan belum bentuk sempurna, pada fase ini larva tidak diberi makan hanya dipastikan air dalam keadaan baik terlindung dari hujan jika memungkinkan. Dari pertama induk bertelur hingga kurang lebih 3-4 hari hingga larva belum berubah menjadi hitam tidak perlu diberi makan.
J.    Pendederan
Pendederan I (selanjutnya disingkat P1) adalah fase pendederan benih dari 0,75 – 1,00cm (larva baru menghitam di atas) hingga benih lele ukuran 1 – 3 cm panennya. Fase ini dilakukan sekitar 14-20 hari.
Pakan pertama mereka biasanya diberikan kuning telur (sudah direbus). 1 Induk betina, larvanya sekali di beri makan bisa sebanyak 4-5 butir. Caranya blender dengan air bersih 3 liter, lalu jus kuning telur di kucurkan di pinggir kolam/terpal. Larva akan terlihat menangkap butiran-butiran kuning telur tadi. Untuk cek serok anakan lele masukan ke gelas berisi air jernih. Anda dapat mengontrolnya, jika dimakan perut akan buncit berwarna kuning telur tadi. Di 1 hari pertama pemberian pakan, bisa 3 kali pemberian jus kuning telur tadi : pagi, siang, dan malam sekitar pukul 18.00 WIB.
Setelah hari kedua (setelah makan pertama), anakan lele selanjutnya diberi makan cingcangan cacing sutra yang telah dibersihkan. Anakan 1 indukan betina awalnya bisa diberikan 1 liter cacing terlebih dahulu. Dicacah dengan pisau hingga halus. Lalu di encerkan dengan air 5 liter dalam ember. Aduk menggunakan cangkir dan kocorkan disetiap pinggir kolam.
Keesokan harinya, lakukan cara yang sama, berikan cacing sebanyak 1 liter. Pemberian pakan dilakukan pagi, siang dan malam hari. Pada hari keempat setelah hari pertama makan, berikan cacing sutra bersih tanpa dicincang. Berikan cacing hidup-hidup di setiap sudut kolam dan tengah antara sudut dengan sudut seperti gambar di bawah ini :
IV.         PENUTUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar