Selasa, 05 Maret 2019

Cara Budidaya Nila Srikandi

I. PENDAHUKAN
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang hampir menyerupai ikan mas, ikan nilai ini berasal dari Afrika bagian timur di perairan sungai Nil, danau Tangiya Nigeria. Jenis ikan ini pada awal perkembangan termasuk kedalam kelompok Tilapia ( Saratharaodon nilaticu ). Ikan nila masuk kedalam famili Cichilidae dengan ordo percomorphi yang memiliki tulang belakang.

Selain itu, ikan nila memiliki bentuk pipih, punggung tinggi, pada bagian badan dan sirip ekor di temukan garis lurus ( vertikal ) serta juga mempunyai sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang. 

II. KLASIFIKASI, MORFOLOGI, HABITAT, SYARAT HIDUP
A. Klasifikasi
Menurut Saanin, 1984 ikan nila ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichyes
Sub Kelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis nilaticus
B. Morfologi
Ikan nila dapat di morfologikan berdasarkan  bentuk fisiologis yaitu memiliki bentuk tubuh bulat pipih, pungung agak tinggi, badan, sirip ekor dan sirip punggung terdapat garis lurus memanjang. Ikan ini memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung, sirip data, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor.  Dengan adanya sirip tersebut sangat membantu pergerakan ikan nila semakin cepat di perairan air tawar.

Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah memiliki warna tubuh hitam dan agak keputihan. Bagian tubuh insang bewarna putih, sedangkan ikan lokal memiliki warna kekuninang.  Sisik ikan nila memiliki ukuran besar, kasar dan tersusun dengan rapi. Bagian kepala pada ikan ini memiliki ukuran relatif kecil dibandingkan dengan mulut yang berada pada bagian ujung kepala serta memiliki mata yang besar.
Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang
Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kukuh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.
C. Habitat
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan NileSungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau TanganyikaChadNigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.

Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar ke dalam sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa memperhatikan dampaknya.
D. Keunggulan Nila Srikandi
Keunggulan :
·         Toleran salinitas tinggi, 20-30 ppt, SR+ 80 %
·         Pertumbuhan cepat,  3 bln size 4
·         Protein lebih tinggi, 17,06 % > nila lokal
·         Rasa lebih enak, disukai konsumen
·         Asam lemak omega 3 & 6 tinggi
·         Dapat dipolikultur dg vanamei
·         FCR di tambak rendah : 0,7-1,1  (mengkonsumsi pakan alami di tambak)
E. Syarat Hidup
Beberapa parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:
·         Suhu
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan. Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.
·        pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .
·         Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi. Pembusukan bahan organik, terutama yang banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.
·         Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecoklatan karena banyak mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan ikan nila, sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan
III. CARA BUDIDAYA
ikan nila salin semula dirancang untuk menggantikan komoditas ikan bandeng dan udang windu. Dua komoditas ini makin tidak tahan dengan kualitas lingkungan tambak yang memburuk. Akibatnya, banyak tambak telantar karena budidaya bandeng dan udang tidak lagi memungkinkan.
Menurut Husni, Indonesia memiliki potensi tambak seluas 1,2 juta hektar. Saat ini luas tambak 680.000 hektar, 50 persennya (340.000 hektar) telantar.
Ketua Perhimpunan Pembudidaya Tambak Pantura, Jawa Barat, Endi Muchtarudin hadir dalam peluncuran ikan nila salin. Endi bersama petani tambak lain di Karawang akan menguji coba nila salin, terutama di tambak-tambak telantar.
Bupati Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah juga menyatakan siap memproduksi ikan nila salin. Di Kabupaten Bantaeng akan dibangun pusat pembenihan ikan nila salin.
”Dari sisi pasar, Bantaeng siap menerima produk ikan nila salin. Saat ini warga Bantaeng mengolah ikan laut untuk diekspor ke Jepang dan masih kekurangan pasokan bahan baku,” tutur Nurdin.
Ikan nila salin dengan penunjangnya, yakni vaksin DNA Streptococcus dan pakan protein rekombinan hormon pertumbuhan, dipersiapkan menjadi komoditas baru tambak-tambak yang kini telantar. Inovasi ikan nila salin menjadi harapan bagi penciptaan lapangan kerja baru.
Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan induk ikan yang akan dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah cukup umurnya dan siap memijah. Rasio ideal antara induk jantan dan betina adalah 1:3. Padat penebarannya disesuaikan dengan wadah atau kolam pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam kepadatan populasi tinggi, pertumbuhannya kurang pesat.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam pemeliharaan. Kualitas air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat
A. Memilih Benih
Pemilihan benih ikan nila ini bisa dikatakan sebagai faktor acuan atau faktor terpenting dari beberapa faktor lainnya. Karena faktor ini merupakan titik awal yang dapat menentukan keberhasilan dari budidaya ikan nila ini. Namun, bukan berarti beberapa faktor lain terbilang tidak penting, semuanya juga penting karena semuanya saling berkesinambungan dan berhubungan. (Baca juga: Cara Menanam Kunyit)
Dalam pemilihan benih ikan nila, sebaiknya Anda memilih benih ikan nila yang berkelamin jantan. Hal ini akan dapat membuahkan hasil yang maksimal dibandingkan Anda memilih benih ikan nila yang betina. Kenapa bisa begitu? Hal demikian disebabkan bahwa ikan nilai yang berkelamin jantan ini 40% lebih cepat dibandingkan ikan nila berkelamin betina dari segi pertumbuhannya.
Jadi, tidak salah, jika Anda sering melihat ikan-ikan nila yang besar atau dewasa di beberapa toko ikan ini kebanyakan ikan nila yang berkelamin jantan. Karena ikan nila jantan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina.
Perlu diketahui, bahwa dalam budidaya ikan nila, akan lebih muda membudidaya ikan nila yang dilakukan dengan cara monosex alias berkelamin tunggal. Karena cara budidaya ikan nila dengan cara monosex ini akan meningkatkan produktivitas jika dibandingkan dengan budidaya cara campuran. Hal ini disebabkan karena adanya sifat dari ikan nila itu sendiri yang sifatnya mudah memijah atau mudahnya mereka melakukan perkawinan sendiri. Berbeda halnya budidaya dengan cara campuran.
Budidaya ikan nila dengan cara campuran ini bisa membuat energi ikan cepat habis karena lebih sering membutuhkan tenaga ekstra dalam pemijahan mereka. Dengan adanya energi yang cepat terkuras, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan dari ikan nila tersebut karena energi sudah terkuras habis pada masa pemijahan mereka. Sayang-sayang bukan?
Itu sebabnya, mulai banyak para peternak ikan yang mulai menggunakan metode monosex. Sehingga kebanyakan peternak ikan sekarang, lebih memilih benih ikan yang monosex dibandingkan benih ikan nila yang campuran.
B. Persiapann Kolam
·       1)  Pengeringan
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memulainya dengan mengeringkan dasar kolam. Anda bisa mengeringkan kolam mini dengan cara dijemur di terik matahari langsung yang bisa dilakukan selama 3 sampai 7 hari.
Namun, pengeringan ini biasanya sesuai dengan kondisi cuaca pada saat Anda mengeringkan kolam. Jika cuaca sering hujan, maka Anda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan kolam tanah. Namun, jika pada musim kemarau, Anda hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada musim hujan. Jadi, alangkah baiknya Anda melakukan tahap pengeringan kola mini pada musim kemarau, agar hasilnya dapat optimal dan maksimal.
Namun, sebagai acuannya, tanah sudah cukup kering jika permukaan tanah mulai terlihat retak. Tapi ingat, jangan sampai tanah mengeras menyerupai batu, maka kolam tanah tersebut tidak bisa dijadikan kolam. Selain ciri-ciri itu, Anda bisa mencobanya kegemburan tanahnya dengan menginjak tanah. Ketika Anda menginjak tanah tersebut, maka tanah akan meninggalkan jejak kaki dengan kedalaman sekitar 1 sampai 2 cm.
·         2).Pembajakan Tanah
Setelah tanah dikeringkan, cangkul atau bajaklah tanah dengan kedalaman sekitar lebih dari 10 cm. usahakan, jika Anda menemukan sampah, kerikil, atau kotoran, buang benda-benda tersebut. Selain itu, Anda juga perlu membersihkan lumpur hitam yang berbau busuk.
·      3) PengapuranTanah
Umumnya, tanah memiliki tingkat keasaman rendah atau di bawah 6 pH. Lalu? Padahal kan dalam budidaya ikan nila memerlukan air tawar yang membutuhkan keasaman sekitar 7 sampai 8 pH. Nah, maka dari itu, Anda perlu menetralkan tanah tersebut dengan melakukan pengapuran pada tanah. Anda bia menggunakan dolomite atau kapur pertanian untuk melakukan proses pengapuran pada tanah tersebut.
Nah, dosis pengapuran tanah ini haruslah seimbang dengan keasaman tanah, agar tidak kelebihan dosis pada tanah. Acuan takarannya yaitu, jika tingkat keasaman tanah 6 pH, maka yang dibutuhkan adalah 500kg/ha, untuk tanah yang 5 – 6 pH maka diperlukan 500 sampai 1500 kg/ha, sedangkan untuk tanah yang 4 – 5 pH maka diperlukan 1 sampai 3 ton/ha.
Aduklah kapur secara merata dan usahakan kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. kemudian, diamkan tanah tersebut 2 sampai 3 hari sampai benar-benar tingkat keasaman tanah sesuai dengan yang diharapkan. (Baca juga: Cara Menanam Jahe)
4) Pemupukan
Setelah menjalani proses keasaman tanah, saatnya Anda melakukan pemupukan pada tanah yang bakal dijadikan kolam. Untuk melakukan pemupukan kolam, gunakan pupuk organik sebagai pupu dasar atau landasannya. Anda bisa menggunakan jenis pupuk kandang atau pupuk kompos. Hal ini dikarenakan bahwa pupuk organik sangat baik untuk kesuburan tanah. Anda bisa menggunakan pupuk sebanyak 1 sampai 2 ton per hektarnya.
Sebarkan merata pupuk tersebut ke kolam tanah dan biarkan pupuk tersebut terserap di dalam tanah dengan mendiamkan selama 1 sampai 2 minggu. Setelah itu, Anda bisa menambahkan pupuk urea sebanyak 50 sampai 70 kg/ha dan TSP 25 sampai 30 kg/ha. Cukup diamkan pupuk urea tersebut selama 1 sampai 2 hari.
Perlu diketahui bahwa pemupukan ini merupakan prosedur yang digunakan untuk memberikan nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang ada di dalam kolam tersebut. Dengan demikian, tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk ikan nila Anda.
·         5) Pengisian Air
Langkah selanjutnya adalah menggenangi kolam dengan air. Namun, pengairan ini dilakukan bukan sembarangan, yaitu dilakukan secara bertahap. Pertama-tama, tuangkan air ke dalam kolam tanah, hingga air mencapai ketinggian 10 sampai 20 cm. diamkan air tersebut selama 3 sampai 5 hari agar tanah yang mengeruh dan menyatu dengan air dapat mengendap ke dasar kolam.
Tak lupa Anda perlu sinar matahari untuk kolam Anda agar organisme air seperti gangga contohnya dapat tumbuh dengan baik. Kemudian, Anda bisa melanjutkan pengisian air ke kolam hingga air mencapai ketinggian sampai 75 cm. (Baca juga: Cara Menanam Jeruk Nipis)
C. Menebar benih
Jika kolam sudah terisi air hingga kedalaman 60 sampai 75 cm, maka kolam siap ditebari benih ikan nila yang sudah disiapkan. Umumnya, per meter persegi kolam itu berisi 15 sampai 20 ekor nila dengan asumsi per ekornya seberat 10 sampai 20 gram dan bisa dipanen dengan ukuran seberat 300 gram per ekor.
Namun, perlu diingat, bahwa sebelum penebaran benih, Anda perlu melakukan adaptasi terhadap benih ikan nila terlebih dahulu, walaupun ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah beradaptasi. Hal ini diperlukan, agar benih ikan nila dapat terbiasa dengan kolam yang baru, jadi resiko kematian pada benih ikan nila ini dapat terhindar dan diminimalisir.
Anda bisa mengadaptasikan benih ikan nila ini dengan cara memasukan benih ke dalam wadah dengan isi air dari kolam. Biarkan selama beberapa jam. Lalu, miringkan wadah tersebut, sampai ikan tersebut keluar dengan sendirinya dan terjun ke kolam yang sudah Anda siapkan untuk benih ikan nila.
D. Pemberian Pakan
Dalam budidaya ikan nila, pengelolaan pakan ikan nila sangatlah penting. Perlu diketahui bahwa biaya pakan ini merupakan biaya paling besar daripada biaya lainnya dalam budidaya ikan nila.
Anda bisa menggunakan pellet dengan kadar protein sebesar 20 sampai 30 persen pada ikan nila Anda. Umumnya, ikan nila ini membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuh setiap harinya. Anda bisa memberikan pakan pada ikan nila ini pada pagi dan sore hari. Selain itu, setiap dua minggu sekali ukur berat badan ikan nila dengan menggunakan sampel satu ekor ikan nila dan Anda bisa menyesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan ke ikan nila Anda.
Begini perhitungannya:
Jika dalam satu kolam terdapat 1500 ekor nila dengan ukuran 10 – 20 gr/ekor, maka rata-rata ikan >> (10 + 20)/2 = 15 gram/ekor. Sehingga perhitungan pakannya 15 x 1500 x 3% = 675 gram atau 6,75 kg per harinya.
E. Pengendalian hama dan Penyakit
Seperti sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa ikan nila ini termasuk ke dalam ikan yang tahan banting. Secara normal, sebenarnya penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, apa salahnya Anda melakukan cek secara intesif dan missal dalam mewaspadai resiko penyakit pada ikan nila Anda.
Penyakit yang perlu diwaspadai pada ikan nila adalah penyakit yang menular karena infeksi seperti pada penularan melalui air contohnya.
F. Panen
Ikan nila yang sudah saatnya pada masa panen adalah ikan nila yang beragam sesuai kebutuhan. Ikan nila untuk pasar domestic berkisar 300 – 500 gram/ekor, sedangkan untuk ikan nila yang dipelihara sekitar 10 – 20 gram/ekor. Nah, ikan nila yang bisa mencapai 300 – 500 gram ini biasanya membutuhkan waktu hingga 4 sampai 6 bulan lamanya.
Hal ini disebabkan karena adanya pakan ikan nila yang mudah didapatkan di mana saja. Dengan demikian, budidaya ikan nila ini tidak akan memakan biaya yang mahal untuk membudidayanya. Berbeda halnya dengan ikan mas atau ikan lele yang benar-benar membutuhkan protein yang tinggi. Untuk ikan mas atau ikan lele, protein yang diperlukan ini sekitar 30 sampai 45% kadarnya. Jadi, harga dari pakan ikan mas atau lele ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan pakan ikan nila. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar