Senin, 11 Februari 2019

Upaya Peningkatan Produksi Benih Ikan Gurami

I. PENDAHULUAN
Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina.  Merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurami adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah serta harga yang relatif stabil. Gurame adalah jenis ikan konsumsi bergizi tinggi yang termasuk jenis ikan air tawar dengan daya tahan tubuh yang tinggi. Gurame atau Osphronemus gouramy memiliki bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Guramme dapat tumbuh baik dengan ketinggian 20-400 m dpl. Gurame mudah dibudidayakan tetapi didataran tinggi sekitar 800 m dpl ikan gurame cenderung lambat pertumbuhannya. Ikan gurami dapat memijah sepanjang tahun, walaupun produktifitasnya lebih tinggi terutama pada musim kemarau. Adapun hal yang perlu diperhatikan untuk pemijahan ini adalah padat tebar induk, tata letak sarang, panen telur dan kualitas air media pemijahan
II. KLASIFIKASI DAN TAKSONOMI

A. Klasifikasi Ikan Gurami
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
B. Syarat Tumbuh Ikan Gurami
§  Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
§  Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
§  Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
§  Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
§  Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
§  Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
§  Suhu air yang baik berkisar antara 25-28 derajat C.
III. UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH IKAN
    A. Peningkatan Derajad Pembuahan Telur
Derajad pembuahan telur ikan sangat dipengaruhi oleh perbandingan induk jantan dan induk betina, baik kuantitas maupun kualitasnya. Agar induk dapat menghasilkan telur yang tinggi dan derajad pembuahan juga tinggi, maka diperlukan penanganan dan perawatan induk yang baik.Induk yang baik jika telah mencapai umur > 3 - 7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, Jumlah telur induk ikan gurame tergantung dari berat indukan betina semakin besar indukan betina semakin banyak jumlah telur yang tersimpan, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi. Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek.
Agar diperoleh produksi yang tinggi, maka telur-telur yang telah dihasilkan induk betina harus dibuahi oleh sperma  induk jantan. Derajad pembuahan telur selain dipengaruhi kualitas dan kuantitas induk jantan sehingga jumlah sperma induk jantan yang dihasikan harus memadai dengan jumlah telur yang dikeluarkan induk betina. Untuk memperoleh jumlah sperma yang memadai diperlukan perbandingan induk jantan : betina yang seimbang yaitu 1 :3-4, juga dipengaruhi oleh kauitas air saat pemijahan berlangsung. Induk jantan yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
1) Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan menjulur. Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas.
B. Peningkatan Daya Tetas Telur
    Agar telur-telur yang sudah dibuahi dapat menetas dengan baik, maka perl penetasan telur secara terkontrol. Telur yang ada pada sarang segera diambil dan ditetaskan secara khusus baik di ember, aquarium, hapa dll. Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan secara berhati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan sebaiknya sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa ember atau baskom yang berisi air dan diberi Metheline Blue dengan perbandingan 5 cc obat untuk 5 liter air.
.    Penetasan dapat dilakukan di dalam paso atau baskom maupun di dalam akuarium. Air di dalam baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplay oksigen dan setiap hari dilakukan pengambilan telur-telur yang tidak menetas atau berjamur supaya tidak menular ke telur yang sehat. Biasanya telur gurami akan menetas setelah 36-41 jam.
 C. Peningkatan Survival Rate (SR)
    Setelah telur menetas, larva dapat dipelihara dalam paso atau baskom selama 8-10 hari sampai kuning telur habis. 
   Bila penetasan dilakukan di dalam akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan di akuarium, penggantian air perlu dilakukan untuk membersihkan air dari minyak yang dihasilkan saat penetasan. Suhu dipertahankan pada kisaran 29-30 derajat celcius.
   Pemindahan larva dari lokasi penetasan ke lokasi pembesaran / pendederan dapat dilakukan dengan menggunakan baskom atau ember. 
    Larva dimasukkan ke dalam ember bersama air dari tempat penetasan sehingga larva tidak stres. Sebaiknya pemindahan ke kolam atau tempat pendederan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pebedaan suhu antara air media penetasan dan air media pendederan atau kolam tidak begitu mencolok.
    Pakan mulai diberikan setelah larva berumur 8-10 hari atau setelah kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yang bisa berupa artemiakutu air berupa daphina atau moina, cacing sutera. 
  Jenis pakan yang diberikan ini disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian sebanyak 4-5 kali sehari.
   Untuk larva yang dipelihara di akuarium, pemberian pakan dapat diberikan sebanyak 2 sendok makan untuk 1000 ekor larva setiap pemberian. Ketika sudah semakin besar, kepadatan larva dalam satu akuarium dapat dikurangi.

    Larva yang dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara hingga menjadi benih yang siap ditebarkan ke kolam pemeliharaan benih.
    Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di corong penetasan/waskom sampai  umur 6 hari kemudian dipindahkan ke akuarium.  Bila penetasan dilakukan di akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan larva, penggantian air hanya perlu dilakukan untuk membuang minyak bila minyak yang dihasilkan ketika penetasan cukup banyak.  Sedangkan bila larva sudah diberi makan, penggantian air dapat disesuaikan dengan kondisi air yaitu bila sudah banyak kotoran dari sisa pakan dan “ Faeces “.Pemeliharaan larva di akuarium dilakukan dengan padat tebar 15 - 20 ekor/liter. Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada tingkat suhu 29 - 30 o C, nilai pH 6,5 - 8,0 dan ketinggian air 15 - 20 cm.
Pemeliharaan benih pada pendederan I sampai dengan V dapat dilakukan di akuarium atau kolam.  Di akuarium dilakukan sama seperti halnya pemelihaaran larva tetapi perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan di kolam perlu dilakukan kegiatan persiapan kolam yang meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam.  Pengolahan tanah dasar kolam dapat berupa pembajakan, peneplokan dan perbaikan pematang kolam.  Pengeringan dilakukan selama 2 - 5 hari (tergantung cuaca).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar