Rabu, 10 Oktober 2018

Budidaya Udang Vaname Kendala dan Prospek Pengembangannya

I. PENDAHULUAN
UDANG VANNAMEI (litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati, karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), sintasan selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3). Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidalah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal.Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk pola intensif dan semiintensif, pada hal luas areal pertambakan di indonesia yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80% digarap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budi daya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Diharapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkanbudi daya udang vannamei pola tradisional plus.
II. KLASIFIKASI, MORFOLOGI, DAN HABITAT
A. Klasifikasi
ü  Phillum            : Arthropoda
ü  Klas                 : Crustaceae
ü  Ordo                : Decapoda
ü  Family             : Penaeidae
ü  Genus              : Penaeus

ü  Species            : Penaeus sp
B. Biologi Udang Vanamei
ü  Ciri-ciri morfologis udang
Udang memiliki kaki pertama, kedua dan ketiga bercapit, dan kulit keras/chitin
ü  Udang penaid pada garis besarnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu Cephalothorax atau bagian kepala dan dada serta perut/abdomen
ü  Secara anatomis terdiri dari ruas-ruas atau segmen-segmen

ü  Udang dewasa hidup, bertelur dan menetas di laut, larva bergerak menuju muara/air payau dan berkembang di air payau/tambak
C. Siklus Hidup
ü  Telur
ü  Nauplius
Belum memerlukan makanan , masih ada kuning telur
ü  Zoea
Saluran pencernakan sudah tumbuh sempirna dan mulai aktif mencari makanan sendiri dari luar
ü  Mysis
Bentuk sudah mirip udang dewasa, tetapi masih bersifat planktonis dan bergerak mundur dengan membongkokan badan, makanannya adalah artemia
ü  Post Larva
Bersifat planktonik dan memakan zooplankton, seperti rotatoria, copepod, detritus
ü  Juvenil

ü  Dewasa
D. Jenis Makanan Dan Kebiasaan Makan
ü  Crustaceae
ü  Larva ikan
ü  Insekta air
ü  Alga/tanaman air (phyto/zooplankton)



ü  Detritus/serasah
Udang merupakan hewan omnivora penghuni dasar termasuk pemakan organisme dasar yang makanan alaminya berupa plankton, cacing, siput, kerang, ikan, moluska, biji-bijian serta tumbuh-tumbuhan. Pada M. Vollenhovenii makanan dan  kebiasaan makannya menunjukkan bahwa plankton merupakan makanan utamanya. Jenis plankton yang biasa dimakan diantaranya adalah Chlorophyta, Euglenophyta, Xantophyta, Chrysophyta, Cladocera, Copepoda, Protozoa, Dinoflagellata dan Diatom. Sebagian jenis serangga dan organisme tak dikenal beserta butiran pasir dan biji-bijian juga ditemukan. Organisme yang tidak dikenal yang mungkin merupakan bagian dari materi detritus juga banyak ditemukan. Udang merupakan pemakan hewan kecil atau bentik. Chlorophyta dan Baciolaryphyta (diatom) menjadi makanan paling dominan dari udang. Namun yang perlu diwaspadai adalah saat keadaan udang cukup lapar mereka bisa menjadi kanibal pada sesamanya, bahkan udang dewasa yang sedang proses ganti cangkang dimakan juga. Maka untuk menghindari kanibalisme ini, pada tempat budidaya udang selalu diberi makanan supaya sifat kanibalismenya dapat dikendalikan.
Beberapa pendapat yang menyatakan bahwa udang dewasa termasuk kedalam kelompok omnivora merupakan suatu hal yang benar adanya. Melihat faktanya bahwa hewan ini hidup dipengaruhi oleh ketersediaan pakan di habitatnya. Udang bisa menyesuaikan diri untuk kelangsungan hidupnya dengan cara memakan baik hewan maupun tumbuhan yang ada di sekitar
III. KENDALA DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
permodalan juga mengenai kondisi infrastruktur air dan darat. Dalam usaha budidaya udang, kualitas air sangat berpengaruh pada hasil panen. Sedangkan kondisi yang sering terjadi kualitas air yang mengalir dari hulu hingga ke hilir membawa lumpur dan campur limbah. Akibatnya di hilir terjadi penumpukan lumpur sehingga terjadi sedimentasi di muara. Kondisi itu diperparah dengan kualitas air yang buruk karena dalam perjalanan sudah tercemar berbagai macam limbah.
BUDIDAYA UDANGNVANAME
A. Persiapan Ta,bak
Hal yang paling utama dalam langkah awal budidaya udang vaname adalah, menyiapkan tempat budidaya dengan baik, baik itu dari segi lingkungan, maupun bibit hewannya. Langkah pertama, tambak harus dikeringkan terlebih dahulu sampai air yang ada didalam tambak sudah benar-benar kering.Kemudian, biarkan tambak tersebut selama 1 minggu penuh supaya bibit penyakit, patogen, dan mikroorganisme lainnya yang dapat merugikan sudah hilang.Selanjutnya, lakukan pembajakan tanah pada tambak tersebut. Untuk apa?Pembajakan ini berfungsi supaya mikroorganisme-mikroorganisme yang bermanfaat untuk pengembangbiakan dapat hidup terlebih dahulu.Apalagi kalau mengingat udang vaname hidup di dasar tanah, nah setidaknya dengan melakukan pembajakan tersebut akan memberikan makanan alami untuk udang vaname.Untuk PH tanah yang terlalu asam, kamu bisa melakukan pengapuran untuk membuatnya lebih ideal. Nah, PH yang ideal untuk budidaya udang vaname yaitu sekitar 6-7,5.Selanjutnya, hal yang harus dilakukan dalam proses persiapan tambak adalah, pemupukan. Supaya lebih ekonomis, kamu bisa memberikan pupuk kandang kedalam tambak yang hendak dipersiapkan, caranya ialah dengan memberikan masing-masing tambak dengan dosis yang berkisar 150-200 kg/ha.Kemudian, campurkan pupuk secara menyeluruh dan merata pada semua dasar tambak.Terakhir, mengisi air sampai dengan ketinggian 100 cm dan dibiarkan selama kurang lebih 5-7 hari.Baru setelah itu kamu bisa melakukan penebaran bibit udang vaname tersebut.
B. Pemlihan Bibit dan Penebaran
Untuk pemilihan benihnya kamu bisa memilihnya dengan selektif, supaya ketika pemeliharaan dan perkembangan udang nantinya dapat tumbuh dengan baik dan seragam.Mungkin ada yang bertanya, bagaimana cara memilih bibit udang vaname yang unggul?Saran kami, bibit unggul memiliki karakteristik yang berbeda, yakni tidak mempunyai luka pada tubuhnya, bisa berenang melawan arus, mempunyai insang dan usus bisa terlihat, serta bentuk dan ukurannya seragam.Bibit dengan kriteria tersebut dapat di peroleh dari pembudidaya bibit udang vaname.Cara pemeliharaan dan pengembangbiakan udang vaname ini berbeda dengan jenis udang windu, yang mana ketika penebaran benihnya biasanya dilakukan ketika di pagi hari.Kalau bibit udang yang satu ini biasanya dilakukan ketika matahari sedang berada dipuncaknya, yakni siang hari.Sebelum melakukan penebaran bibit, kamu bisa melakukan proses adaptasi terlebih dahulu untuk si udang, atau biasa dikenal juga dengan aklimitasi.Cara melakukannya adalah dengan memasukkan bibit udang ke dalam plastik transparan yang sudah diisi dengan air tambak, kemudian diapungkan di dalam tambak selama kurang lebih 30-60 menit.Setelah proses aklimitasi selesai, kantung plastik yang tadi bisa kamu buka, kemudian perlahan tebarkan bibit udang ke tambak yang sudah dipersiapkan.Untuk seberapa padat penebaran benihnya? Kurang lebih sekitar 10 ekor/m2.
C. Pemeliharaan Udang Vaname
Pada proses awal penebaran, kurang lebih selama 7 hari pertama, udang tersebut tidak perlu diberikan pakan. Kenapa? Karena masih banyak makanan alami yang terdapat pada air tambak.Nah, setelah lewat satu pekan, kamu baru bisa memberinya makan dengan pelet yang memiliki tingkat protein sebanyak 30 % dari kadar pakan tersebut.Untuk frekuensi pemberian pakannya, kamu bisa memberikannya kurang lebih sebanyak 3-4 X dalam satu hari.Catatan, Untuk pemberian pakan juga bisa diberikan sesuai dengan umur udang vaname tersebut.
D. Panen
Panen udang vaname sudah bisa dilakukan ketika si udang telah berumur 4-5 bulan. Nah, perlu diingat juga, 2-3 hari sebelum proses pemanenan harus juga dilakukan pengapuran pada tambak dengan dosis 50-70 kg/ha.Untuk apa? Jawabannya adalah untuk menghindari proses molting, yakni pergantian kulit.Untuk beratnya, udang yang ideal biasanya memiliki bobot 1 kg yang berisi 40-50 udang.Ketika proses pemanenannya pun tidak bisa sembarangan begitu saja. Proses panen harus dilakukan ketika malam hari berlangsung, supaya menghindari cahaya matahari karena dapat merusak kualitas si udang.Dengan mengikuti tahapan-tahapan berikut yang sudah kami berikan, Insya Allah budidaya udang vaname yang kamu jalankan dapat menghasilkan panen yang luar biasa.
V.PENUTUP
Sumber
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=942464735641578278#editor/target=post;postID=7386723115128010091
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2012/05/14/188436/petambak-udang-subang-keluhkan-berbagai-kendala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar