1. Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup
di air tawar, mendiami kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di
daerah tropis dan subtropis. Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa
faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp.
dapat beradaptasi dengan baik pada
perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik dan
tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat
ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu (Mokoginta,
2003). Kutu air banyak digunakan untuk pakan benih ikan dan jenis ikan hias,
seperti ikan
cupang dan ikan guppy.
Kandungan protein kutu air bisa mencapai 66% dan lemak 6%. Sehingga sangat
cocok bagi benih ikan yang masih dalam tahap pertumbuhan.Jenis kutu air yang paling mudah dibudidayakan dan ketersediaan bibitnya
banyak adalah daphnia dan moina. Kedua jenis kutu air ini termasuk dalam
keluarga arthopoda, kelas crustacea dan
ordo caldocera. Keduanya merupakan jenis udang renik.
B. Klasifikasi
Kelas :
Crustacea
Subkelas :
Branchiopoda
Divisio : Oligobranchiopoda
Ordo :
Cladocera
Famili :
Daphnidae
Genus :
Daphnia
Spesies :
Daphnia sp.
Daphnia berbentuk lonjong agak pipih ukurannya sekitar 1-5 mm. Warna tubuh
daphnia cokelat kemerahan. Bagian kepalanya mempunyai dua antena dan ekornya
melancip. Di kolam, koloni daphnia akan terlihat seperti titik-titik merah yang
mengambang bergerombol di permukaan air.Daphnia banyak ditemukan di perairan air tawar seperti danau, rawa, waduk,
kolam dan sungai. Tempat ideal bagi pertumbuhan daphnia adalah perairan dengan
suhu 26-30oC dengan pH 6,5-7,5.Daphnia bisa berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Dalam
perkembanganbiakan aseksual, moina akan menghasilkan telur yang bisa menetas
tanpa perlu dibuahi. Sedangkan pada perkembangbiakan seksual, daphnia jantan
dan betina melakukan perkawinan dan menghasilkan anak.
Siklus hidup daphnia sekitar 34 hari dan bisa melahirkan anak setiap hari.
Daphnia bertelur atau beranak dengan jumlah sekitar 39 ekor per hari. Pada
jenis tertentu seperti daphnia magna, bisa bertelur hingga 100 ekor.
Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu
telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur
menetas didalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia
sp. yang bentuknya mirip Daphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman.
Jumlah instar pada stadium anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium ini (Mokoginta, 2003). Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak
terakhir dan instar dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama
mencapai perkembangan penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti
kulit pada akhir instar remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur
pertama dilepaskan ke ruang pengeraman. Selama instar dewasa pertama, kelompok
telur kedua berkembang di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya terdapat
periode steril pada Daphnia sp. tua (Casmuji, 2002). Pertambahan panjang dan bobot Daphnia sp. selama pertumbuhan
cukup pesat, terutama setelah ganti kulit. Selama instar anak
terjadipertumbuhan hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum ganti kulit.
Sedangkan pertambahan volume terjadi dalam beberapa detik ataumenit sebelum eksoskeleton baru
mengeras dan kehilangan elastisitasnya. Pada akhir setiap instar Daphnia sp.
dewasa terdapat peristiwa berurutan yang berlangsung cepat, biasanya terjadi
dalam beberapa menit sampai beberapa jam, yaitu :
(1) Lepasnya atau keluarnya anak dari ruang pengeraman;
(2) Ganti kulit (molting);
(3) Pertambahan ukuran;
(4) Lepasnya sekelompok telur baru ke ruang pengeraman;
Daphnia sp. termasuk hewan filter feeder, memakan berbagai
macam macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus, dan bahan organic
terlarut (Rodina dalam Casmuji, 2002). Daphnia sp. muda berukuran panjang
kurang dari satu millimeter menyaring partikel kecil ukuran 20-30 mikrometer,
sedangkan yang dewasa dengan ukuran 2-3 mm dapat menangkap partikel sebesar
60-140 mikrometer (Fasil’eva dalam casmuji, 2002).
Daphnia sp. memiliki ukuran 1-3 mm, tubuh lonjong, pipih,
terdapat ruas-ruas/segemn meskipun ruas ini tidak terlihat. Pada bagian kepala
terdapat sebuah mata majemuk, ocellus (kadang-kadang), dan lima pasang alat
tambahan (Casmuji, 2002), yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut
antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang
terakhir adalah bagian-bagian dari mulut (Mokoginta, 2003). Umumnya cara
berenang Daphnia sp. tersendat-sendat (intermitenly), tetapi ada beberapa
spesies yang tidak bias berenang dan bergerak dengan merayap karena telah
beradaptasi untuk hidup di lumut dan sampah daun-daun yang berasal dari dalam
hutan tropik (Suwignyo, 1989 dalam Casmuji 2002).Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari
khitin yang transparan. Daphnia sp. mempunyai warna yang berbeda-beda
tergantung habitatnya. Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna
atau berwarna muda, sedangkan di daerah litoral, kolam dangkal, dan dasar
perairan berwarna lebih gelap. Pigmentasi terdapat
Daphnia
sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya sangat bervariasi
yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp. pada perairan
yang miskin oksigen mungkin disebabkan
oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya,
laju pembentukan haemoglobin berhubungan dengan kandungan oksigen
lingkungannya. Naiknya kandungan haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga
diakibatkan oleh naiknyatemperatur,atau tingginya kepadatan populasi. Untuk dapat hidup dengan
baik Daphnia sp. memerlukan oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5
ppm (Mokoginta, 2003).Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai
pH yang optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang
netral dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 – 8,0 baik untukpertumbuhannya. Pada
kandungan amoniak antara 0,35 – 0,61 ppm, Daphnia sp. masih dapat hidup dan
berkembangbiak dengan baik (Mokoginta, 2003).Pada keadaan baik Daphnia sp. berkembang secara
parthenogenesis, dimana individu baru berasal dari telur-telur yang tidak
dibuahi. Cara ini hanya menghasilkan individu betian saja dan jumlha telur yang
dihasilkan rata-rata 10-20 butir (Edmonson dalam Casmuji, 2002). Pada saat
kondidi kurang baik, seperti adanya perubahan temperature, kurangnya makanan
dan akumulasi limbah, produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang
bahkan beberapa menetas dan telur berkembang menjadi individu jantan (Hickman,
1967 dalam Casmuji, 2002). Dengan munculnya Daphnia jantan, maka populasi mulai
bereproduksi secara seksual.
F. Kuktur Teknis
Budidaya kutu air daphnia dan moina bisa perlakukan sama. Karena habitat
hidup, jenis makanan, dan tipe perkembangbiakannya relatif sama. Bibit daphnia
dan mioina bisa didapatkan di Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT). Selain itu
juga dicari di perairan seperti danau, kolam, waduk, sawah atau parit. Kutu air biasanya bergerombol mengambang di permukaan air. Warnanya coklat
kemerahan. Untuk mengambilnya gunakan jaring halus (plankton
net). Daphnia dan monia bisa dikembangbiakan dalam berbagai media,
seperti wadah fiber atau kolam. Kolam yang digunakan sebaiknya kolam tanah, atau kolam semen dengan dasar
tanah. Luas kolam tergantung kebutuhan, sebaiknya tidak terlalu besar untuk
memudahkan perawatan. Sebelumnya dasar kolam dikapur terlebih dahulu, untuk
menetralkan pH tanah dan menekan organisme patogen. Tahapannya sebagai berikut: Keringkan terlebih
dahulu dasar kolam dengan dijemur selama 2-3 hari. Kemudian lakukan pengapuran
dengan dosis 1-2 kg/m2. Kemudian tambahkan
pupuk untuk menumbuhkan pakan plankton sebagai makanan daphnia dan moina.
Jenisnya bisa pupuk kandang, seperti kotoran ayam sebanyak 2
kg/m2. Biarkan selama 3-5 hari. Genangi kolam dengan air
bersih sedalam 30 cm dan diamkan lagi selama 2-4 hari. Air kolam akan berubah
menjadi cokelat kehijauan. Warna tersebut merupakan pertanda plankton dan
tumbuhan renik lainnya telah berkembang dalam kolam. Penuhi kolam dengan air
hingga ketinggian 50-60 cm. Kolam siap ditebari
dengan bibit daphnia dan moina. Dalam satu minggu akan terlihat warna kemerahan
di permukaan kolam. Hal ini menandakan kutu air telah berkembang. Perkembangbiakan kutu
air akan mencapai puncaknya setelah 7-11 hari. Panen dilakukan dengan mengambil
kutu air dengan jaring halus. Cuci kutu air dengan
air bersih sebelum diberikan pada ikan.
Sumber :
1.
Yusuf Bachtiar. 2003. Menghasilkan pakan alami ikan hias. Agromedia
3.
UNH Center for Freshwater Biology. http://cfb.unh.edu/cfbkey/html/Organisms/CCladocera/FDaphnidae/GDaphnia/Daphnia_magna/daphniamagna.html
PLOS Biology. http://www.plosbiology.org/article/info:doi/10.1371/journal.pbio.0030253