Senin, 23 Juli 2018

Teknik Pembenihan Ikan Gurami

I. Pendahuluan
Ikan gurami (Osphronemus gouramy L) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dari keluarga Anabantidae yang banyak diusahakan di Indonesia sebagai komoditas ikan air tawar yang sangat potensial. Selain rasanya yang enak, ikan ini juga mudah diusahakan serta fasilitas budidaya mudah didapatkan. Ikan gurami berasal dari perairan Sunda/Jawa Barat dan banyak menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon, dan Australia.
Ikan ini mempunyai bentuk badan yang pipih dan lebar. Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali panjang tubuhnya. Benyuk kepala ikan gurami masih muda lancip ke depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama dibagian punggung adalah merah sawo , sedangkan pada bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakkan. Sepanjang sirip perut gurami akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya 
II. Jenis-jenis Ikan Gurami
Jenis ikan gurami yang sudah dikenal masyarakat antara lain : gurami angsa, gurami jepun, gurami blausafir, paris, bastar, dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, Khususnya Bogor. Dibanding jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur, jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2.000-3.000 butir telur, ikan gurami jenis porselen mampu menghasilkan telur sebanyak 10.000 butir, oleh karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
III. Syarat Tumbuh
Ø  Tinggi tempat 20-400 m diatas permukaan laut
Ø  Air tenang, bersih, jernih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan 40 cm), tidak tercemar
Ø  Kadar NH3 tidak lebih dari 0,02 %
Ø  pH air 6,5-8
Ø  Tanah tidak porous, cukup humus
Ø  Kemiringan tanah 3-5%
Ø  Temperatur optimum 25-300C
Ø  Kandungan oksigen terlarut lebih dari 2 ppm
Ø  Debiet air 3 lt/detik s/d 12 lt/detik
IV Teknik Pembenihan Ikan
A. Pengelolaan Induk
Induk-induk disimpan dalam kolam penyimpanan induk, setiap ekor membutuhkan kolam seluas 5 m2 dengan dasar kolam berpasir dengan kedalaman air sekitar 75-100 cm, Pakan yang diberikan adalah daun-daunan sebanyak 5% dari berat ikan. Makanan tambahan dapat diberikan berupa pellet sebanyak 0,5-1% dari berat ikan.
Ukutan berat induk jantan 2-3 kg/ekor dan betina 2-2,5 kg/ekor. Induk gurami dipijahkan 2 kali dalam setahun selama usia produktif (5 tahun). Induk gurtami tidak dapat dipijahkan lebih dari 10 kali karena fekunditas rendah dan mortalitas tinggi.
 B. Persiapan Kolam
Untuk menjamin keberhasilan usaha pembenihan ikan, maka perlu persiapan kolam seperti perbaikan pematang, pengeringan dasar kolam, pengolahan tanah dasar, pembuatan caren, dan perbaikan pintu air. Bentuk pematang trapesium dengan bagian bawah lebih lebar dibanding atas.
Dasar kolam dibuat caren, kubangan untuk mempermudah penangkapan benih saat panen. Lebar kubangan/caren/kowean adalah 40-60 cm. Pada saat persiapan kolam dikeringkan selama 5-7 hari sampai tanah benar-benar kering, sehingga pada saat diisi air akan terjadi bau ampo/petrichor, semacam lapisan minyak yang dapat merangsang induk ikan memijah.
Selain itu kolam dipupuk dengan pupuk kandang dengan dosis 500-1000 gr/m2 dan kapur 100-200 gr/m2.
C. Pemijahan Ikan
Setelah prose pematangan gonade telah mencapai puncak, dan kolam pemijahan sudah selesai dipersiapkan, maka pemijahan ikan segera dilaksanakan. Induk ikan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 1 : p3-4 ekor dengan Padat tebar 1 pasang/20 m2
Induk akan membuat sarang setelah 15-30 hari sejak dilepaskan ke kolam pemijahan. Untuk itu perlu dipersiapkan bahan-bahan pembuat sarang seperti sosok/tempat meletakkan sarang, ijuk yang diletakkan di atas anjang-anjang yang dipasang 10 cm di atas permukaan air kolam.
Pemijahan akan berlangsung 2 hari setelah pembuatan sarang selesai, induk betina melepaskan telur ke dalam sarang kemudian jantan menyemprotkan sperma sehingga terjadi pembuahan. Pemijahan berlangsung selama 2-3 hari dan selama pemijahan berlangsung induk betina menjaga sarang.
D. Penetasan telur
Penetasan telur dapat dilakukan di bak plastik, baskom, hapa ataupun corong penetasan telur. Telur dapat diambil 1 hari setelah pemijahan kemudian dipisahkan dari sarang dan dicuci bersih lalu ditetaskan. Telur-telur akan menetas setelah 30-35 jam sejak pembuahan telur.
E. Perawatan Larva
Perawatan larva dilakukan sejak penetasan telur dengan mengganti air secara teratur satu hari satu kali, kemudia memberi pakan setelah cadangan pakan habis yaitu hari ke 5 berupa emulsi kuning telur atau infusoria.
F. Pendederan
Benih yang baru menetas dibiarkan di bak penetasan sampai hari ke-10 kemudian dipindah ke kolam pendederan yang telah dipersiapkan dengan padat tebar sebagai berikut :
Tabel 4. Padat Tebar, Tinggi Air dan Jenis Pakan
Tahap
Tinggi Air
Padat Tebar
Jenis Pakan
D1
30-40 cm
40-60 ekor/m2
Tubifex, tepung ikan , pellet halus, emulsi kuning telur
D2
40-50 cm
30-40 ekor/m2
Tepung ikan, bunghkil/pellet remah
D3
50-60 cm
20-30 ekor/m2
Pellet remah/pellet kecil
D4
60-80 cm
20 ekor/m2
Pellet/daun-daunan lunak
D5
80-100
20 ekor/m2
Pellet dan atau daun-daunan
G. Panen Dan Penanganan Hasil
Pemanenan benih selama pendederan darti masing-masing tahap adalah 3-4 minggu kemudian dilanjutkan untjuk pendederan pada tahap selanjutnya.
Tabel 5. Ukuran Tebar dan Panen Benih
Tahap
Ukuran Benih ditebar (cm)
Padat Tebar
Ukuran Benih
Waktu Panen (cm)
D1
Larva habis kuning telur
40-60 ekor/m2
1-3 cm
D2
1-3 cm
30-40 ekor/m2
3-5 cm
D3
3-5 cm
20-30 ekor/m2
5-7 cm
D4
5-7 cm
20 ekor/m2
7-9 cm
D5
7-9 cm
20 ekor/m2
9-12 cm
Sumber :
http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-budidaya-ikan-gurame.html
http://bbat-sukabumi.tripod.com/gurami.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar