Ikan gurami (Osphronemus gouramy L) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dari keluarga Anabantidae yang banyak diusahakan di Indonesia sebagai komoditas ikan air tawar yang sangat potensial. Selain rasanya yang enak, ikan ini juga mudah diusahakan serta fasilitas budidaya mudah didapatkan. Ikan gurami berasal dari perairan Sunda/Jawa Barat dan banyak menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon, dan Australia.
Ikan ini mempunyai
bentuk badan yang pipih dan lebar. Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya
hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali panjang tubuhnya. Benyuk kepala ikan
gurami masih muda lancip ke depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna
tubuhnya terutama dibagian punggung adalah merah sawo , sedangkan pada bagian
perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakkan. Sepanjang sirip perut
gurami akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi
sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis
rusuknya
II. Jenis-jenis Ikan Gurami
Jenis ikan gurami yang sudah dikenal masyarakat
antara lain : gurami angsa, gurami jepun, gurami blausafir, paris, bastar, dan
porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, Khususnya
Bogor. Dibanding jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur,
jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2.000-3.000
butir telur, ikan gurami jenis porselen mampu menghasilkan telur sebanyak
10.000 butir, oleh karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop,
dan paling banyak diunggulkan.
III. Syarat Tumbuh
Ø
Tinggi
tempat 20-400 m diatas permukaan laut
Ø
Air
tenang, bersih, jernih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan 40 cm), tidak
tercemar
Ø
Kadar
NH3 tidak lebih dari 0,02 %
Ø
pH
air 6,5-8
Ø
Tanah
tidak porous, cukup humus
Ø
Kemiringan
tanah 3-5%
Ø
Temperatur
optimum 25-300C
Ø
Kandungan
oksigen terlarut lebih dari 2 ppm
Ø
Debiet
air 3 lt/detik s/d 12 lt/detik
IV Teknik Pembenihan Ikan
A. Pengelolaan Induk
Induk-induk disimpan dalam kolam
penyimpanan induk, setiap ekor membutuhkan kolam seluas 5 m2 dengan dasar kolam
berpasir dengan kedalaman air sekitar 75-100 cm, Pakan yang diberikan adalah
daun-daunan sebanyak 5% dari berat ikan. Makanan tambahan dapat diberikan berupa
pellet sebanyak 0,5-1% dari berat ikan.
Ukutan berat induk jantan 2-3
kg/ekor dan betina 2-2,5 kg/ekor. Induk gurami dipijahkan 2 kali dalam setahun selama usia produktif (5
tahun). Induk gurtami tidak dapat dipijahkan lebih dari 10 kali karena fekunditas
rendah dan mortalitas tinggi.
B. Persiapan Kolam
Untuk
menjamin keberhasilan usaha pembenihan ikan, maka perlu persiapan kolam seperti
perbaikan pematang, pengeringan dasar kolam, pengolahan tanah dasar, pembuatan
caren, dan perbaikan pintu air. Bentuk pematang trapesium dengan bagian bawah
lebih lebar dibanding atas.
Dasar
kolam dibuat caren, kubangan untuk mempermudah penangkapan benih saat panen.
Lebar kubangan/caren/kowean adalah 40-60 cm. Pada saat persiapan kolam
dikeringkan selama 5-7 hari sampai tanah benar-benar kering, sehingga pada saat
diisi air akan terjadi bau ampo/petrichor, semacam lapisan minyak yang dapat
merangsang induk ikan memijah.
Selain
itu kolam dipupuk dengan pupuk kandang dengan dosis 500-1000 gr/m2 dan kapur
100-200 gr/m2.
C. Pemijahan Ikan
Setelah prose pematangan gonade telah mencapai
puncak, dan kolam pemijahan sudah selesai dipersiapkan, maka pemijahan ikan
segera dilaksanakan. Induk ikan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan dengan
perbandingan jantan dan betina 1 : p3-4 ekor dengan Padat tebar 1 pasang/20 m2
Induk akan membuat sarang setelah 15-30 hari sejak
dilepaskan ke kolam pemijahan. Untuk itu perlu dipersiapkan bahan-bahan pembuat
sarang seperti sosok/tempat meletakkan sarang, ijuk yang diletakkan di atas
anjang-anjang yang dipasang 10 cm di atas permukaan air kolam.
Pemijahan akan berlangsung 2 hari setelah pembuatan
sarang selesai, induk betina melepaskan telur ke dalam sarang kemudian jantan
menyemprotkan sperma sehingga terjadi pembuahan. Pemijahan berlangsung selama
2-3 hari dan selama pemijahan berlangsung induk betina menjaga sarang.
D. Penetasan telur
Penetasan telur dapat dilakukan di bak plastik,
baskom, hapa ataupun corong penetasan telur. Telur dapat diambil 1 hari setelah
pemijahan kemudian dipisahkan dari sarang dan dicuci bersih lalu ditetaskan.
Telur-telur akan menetas setelah 30-35 jam sejak pembuahan telur.
E. Perawatan Larva
Perawatan
larva dilakukan sejak penetasan telur dengan mengganti air secara teratur satu
hari satu kali, kemudia memberi pakan setelah cadangan pakan habis yaitu hari
ke 5 berupa emulsi kuning telur atau infusoria.
F. Pendederan
Benih yang baru menetas dibiarkan di bak penetasan
sampai hari ke-10 kemudian dipindah ke kolam pendederan yang telah dipersiapkan
dengan padat tebar sebagai berikut :
Tabel 4. Padat Tebar, Tinggi Air
dan Jenis Pakan
Tahap
|
Tinggi Air
|
Padat Tebar
|
Jenis Pakan
|
D1
|
30-40 cm
|
40-60 ekor/m2
|
Tubifex, tepung ikan , pellet
halus, emulsi kuning telur
|
D2
|
40-50 cm
|
30-40 ekor/m2
|
Tepung ikan, bunghkil/pellet
remah
|
D3
|
50-60 cm
|
20-30 ekor/m2
|
Pellet remah/pellet kecil
|
D4
|
60-80 cm
|
20 ekor/m2
|
Pellet/daun-daunan lunak
|
D5
|
80-100
|
20 ekor/m2
|
Pellet dan atau daun-daunan
|
G. Panen Dan Penanganan Hasil
Pemanenan benih selama pendederan darti masing-masing
tahap adalah 3-4 minggu kemudian dilanjutkan untjuk pendederan pada tahap
selanjutnya.
Tabel 5. Ukuran Tebar dan Panen
Benih
Tahap
|
Ukuran Benih ditebar (cm)
|
Padat Tebar
|
Ukuran Benih
Waktu Panen (cm)
|
D1
|
Larva habis kuning telur
|
40-60 ekor/m2
|
1-3 cm
|
D2
|
1-3 cm
|
30-40 ekor/m2
|
3-5 cm
|
D3
|
3-5 cm
|
20-30 ekor/m2
|
5-7 cm
|
D4
|
5-7 cm
|
20 ekor/m2
|
7-9 cm
|
D5
|
7-9 cm
|
20 ekor/m2
|
9-12 cm
|
http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-budidaya-ikan-gurame.html
http://bbat-sukabumi.tripod.com/gurami.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar